27 Juli 2024

Petani Kampung Amunkay Merasa Keberatan atas Kebijakan Bulog

0

Radi, Ketua Gapoktan Kampung Amunkay. Foto: PSP/CR25

Merauke, PSP-Menyikapi kebijakan bulog yang hanya membeli gabah kering giling dan tidak lagi menerima pembelian beras, membuat para petani di Kampung Amunkay merasa keberatan. Hal tersebut diungkapkan Maksudi, warga kampung Amunkay, Distrik Tanah, Kabupaten Merauke yang sehari hari bekerja sebagai petani padi.

Menurutnya, kebijakan Bulog tersebut seharusnya terlebih dahulu disosialisasikan kepada para petani dari jauh-jauh hari, sehingga petani bisa mengerti dan bisa saling memahami keadaan masing masing. Maksudi juga mengatakan, kebijakan tersebut akan memberatkan petani, dikarenakan akan mengurangi pendapatan hasil panen petani di tahun ini.

Baca Juga : Komisi IV DPR RI Akan Lobi Perum Bulog, Diberlakukan Kebijakan Khusus di Papua

“Kalau diperhitungkan, memang belum setara seperti kita jual beras. Apalagi harga beli ke petani hanya empat ribu, ini kalau dibandingkan dengan kita jual beras yang perkilo bisa tujuh ribu lebih, cukup jauh selisihnya,” ungkap Maksudi kepada Papua Selatan Pos di kediaman, Kamis (16/4).

Selain itu Maksudi menambahkan, bahwa dengan menggiling beras, selain mendapatkan keuntungan berupa uang, para petani masih bisa mendapat sisa dari penggilingan yang berupa menir dan dedak yang dapat digunakan oleh petani untuk memberi makan ternak unggas ataupun untuk dijual lagi ke penampung dedak.

Sementara itu, Radi selaku Ketua Gapoktan  Kampung Amunkay,  mengungkapkan hal yang senada dengan maksudi. Radi mengungkapkan bahwa dirinya telah melakukan komunikasi dengan Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) dan beberapa petani tentang  kebijakan baru yang dikeluarkan Bulog.

Baca Juga : Pembelian Beras Petani Dialihkan ke Gabah Kering

Radi mengaku bahwa dirinya dan petani petani lain di Kampung Amunkay merasa keberatan dengan hal tersebut karena akan mengurangi pendapatan para petani. “Kemarin saya sudah komunikasikan sama PPL dan masyarakat petani di sini. Kita berharap Bulog kembali membeli beras petani, kita juga kan kemaren sudah hitung hitungan, untuk harga beli ke petani yang kisaran empat ribu itu. Untungnya tipis sekali, tidak sesuai dengan yang diharapkan petani,” ungkap Radi, Kamis (16/6).

Radi juga menegaskan pihak nya sebagai Gapoktan menginginkan adanya diskusi bersama antara penggilingan sebagai mitra bulog dan petani untuk menentukan harga beli gabah dari petani, sehingga bisa ada kesepakatan harga yang tidak merugikan petani dan juga tetap menguntungkan bagi para pengusaha gilingan. [CR25-RH]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *