Mentri Bahlil Sebut Penanaman Tebu di Merauke Tidak Berdampak pada Lingkungan

0

Lahan tebu di kampung Ngguti Bob-Sermayam.

Merauke, PSP – Menteri Investasi, Bahlil Lahadalia, menyatakan pembukaan lahan untuk penanaman tebu di Merauke, Papua Selatan tidak berdampak pada lingkungan.

Dalam pernyataannya, Menteri Bahlil menyatakan bahwa tidak ada masalah signifikan terkait dampak lingkungan dari pembukaan lahan tebu yang direncanakan seluas 2 juta hektar di wilayah tersebut.

Menurut Menteri Bahlil, hasil pemantauan dari udara menggunakan helikopter menunjukkan bahwa Merauke tidak memiliki hutan, kendati diakuinya terdapat ladang kayu putih, dan rawa-rawa yang menyerupai savana.

“Isu lingkungan apa yang mau kalian isukan? Kamu naik helikopter, baru lihat, mana ada hutan di tengah-tengah Merauke ini. Yang ada itu kayu putih dan lecaliptus, rawa-rawa, kalau tidak datar, kayak sabana begitu,” ujar Mentri Bahlil kepada wartawan saat meninjau lahan tebu di Sermayam baru-baru ini.

Dia menjelaskan bahwa kehadiran tanaman tebu pada akhirnya dapat meningkatkan sistem drainase lingkungan.

“Justru kehadiran tebu (nanti) bikin drainase bagus lingkungannya. Terkecuali disitu masih ada kayu merbau atau kayu alami tumbuh-tumbuhan yang besar, ini tidak ada. Jadi saya pikir tidak ada masalah,” katanya.

Dalam konteks penilaian dampak lingkungan (Amdal), Menteri Bahlil menegaskan bahwa wilayah-wilayah yang menjadi habitat bagi berbagai jenis burung dan sumber air tidak akan diubah menjadi lahan perkebunan.

“Dan kita dalam rangka amdal nya, wilayah-wilayah yang menjadi pusat pertumbuhan burung, air, itu tidak dijadikan menjadi bagian yang harus dipakai untuk kebun,” lanjutnya.

Mentri Bahlil bilang, sudah terlalu banyak kajian dilakukan berkaitan dampak lingkungan untuk upaya perkebunan tebu. “Untuk kajiannya kita jalan lakukanlah. Sebab tahun 1920 disini tebu sudah ada. Ini kita terlalu banyak kajian juga. Kajian penting, tetapi secara tanah, menurut peneliti yang di cover oleh investor, tanah disini sangat cocok hampir sama dengan Australia. Cuma pengendapan air nya harus tinggi dengan sistem drainase yang harus bagus,” ucap Mentri Bahli. [ERS-NAL]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *