27 Juli 2024

Antrian Kendaraan di SPBU Kembali Mengular

0

Tampak sejumlah kenderaan sedang mengantri untuk mengisi BBM di SPBU

Merauke, PSP – Beberapa pekan terakhir ini antrian kendaraan di Stasiun Pengisian Bahan Bakar (SPBU) kembali terjadi. Bahkan dari pantauan Papua Selatan Pos di SPBU Ahmad Yani, antrian kendaraan roda empat terjadi hingga lampu merah Jalan Muli dan Ahmad Yani.

Kondisi tersebut diluar dugaan, seblumnya saat dimulai diberlakukannya QR Code yang membatasi pengisian BBM bersubsidi jenis Solar setiap harinya, tidak terjadi antrian panjang kendaraan di SPBU.

Melihat persoalan tersebut, PT Pertamina angkat bicara melalui Sales Branch Manager Rayon III Papua, Anwar Hidayat, pihaknya melihat ada indikasi oknum pemilik kendaraan yang melakukan pengisian BBM jenis Solar secara berulang setiap harinya.

“ Dari Pertamina kami melihat adanya indikasi kendaraan yang melakukan pengisian berkala setiap hari (120 Liter Truk, 80 Liter Pickup, 60 Liter Mobil Pribadi) yang mana seharusnya pengisian perkendaraan dengan kuota perkendaraan harian yang ada seharusnya cukup untuk penggunaan normal 3-7 Hari,” katanya saat dihubungi Papua Selatan Pos melalui pesan Whatsapp.

Disinggung mengenai stok BBM di Merauke yang diisukan semakin menipis, Anwar membantah hal tersebut. Bahkan Anwar menyebut bahwa untuk penyaluran Biosolar di dalam kota merauke di 3 SPBU Reguler (Parako, Ahmad Yani dan Kuper) total harian rata-rata sebesar 24-30 Kilo Liter (KL) per hari.

Dirinya sangat menyayangkan oknum-oknum yang melakukan penyalahgunaan BBM Subsidi tersebut yang mana seharusnya BBM bersubsidi digunakan sesuai peruntukannya akan tetapi malah disalahgunakan seperti dijual kembali atau ditimbun dan digunakan tidak semestinya.

Untuk itu meminimalisir penyalahgunaan BBM tersebut pihaknya telah memberikan edukasi kepada SPBU agar lebih ketat dalam pengawasan penyaluran BBM Subsidi, apabila Nopol di Barcode/EDC setelah di Scan berbeda dengan nopol yang tertera di Kendaraan maka tidak boleh dilayani.

“ Dan apabila didapati kerjasama antara operator dengan oknum tersebut maka akan kami berikan sanksi tegas kepada operator dan SPBU,” tegasnya.

Disinyalir, antrian itu masih diwarnai oleh pelaku-pelaku nakal alias pengetap.  Menurut beberapa warga hingga sopir lintas Merauke – Boven Digoel maupun sopir angkutan kota (angkot) Merauke, mereka sering melihat ada sejumlah pemilik kendaraan yang hampir tiap hari mengantri di SPBU itu. Diduga, oknum-oknum tersebut akan mengumpulkan bahan bakar minyak (BBM) subsidi yang mereka lalu dijual kembali dengan harga yang lebih tinggi.

“Ada yang kita liat itu bolak-balik mobil truk, pick up di pom bensin (SPBU,red). Kadang, mereka tengah malam sudah antri di depan SPBU biar bisa dapat antrian pertama untuk isi minyak,” tutur salah satu sopir, kemarin.

Hal itu juga diamini sopir angkot yang setiap hari menggitari kota Merauke mencari penumpang. Mereka sering melihat mobil-mobil yang tiap hari hanya nongkrong di SPBU. Bahkan, saat BBM subsidi sudah habis di SPBU, mereka meninggalkan kenderaannya di pinggir jalan.

“Tidak semua memang yang antri itu pengetap, tapi kami menduga masih ada itu pengetap-pengetap. Kadang kita ini pas mau isi, sudah habis,” ujarnya. Masyarakat berharap agar Pemerintah bisa bertindak tegas kepada pelaku penyelewengan BBM subsidi. Sebab, mereka memanfaatkan situasi adanya BBM subsidi untuk mencari keuntungan dari sana. Sementara, pemerintah menyiapkan BBM peruntukannya bagi masyarakat kurang mampu. [FHS/JON-NAL]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *