26 Juli 2024

15 Menit, Kota Sorong Porak Poranda

0

Sorong, PSP – Hanya dalam waktu 15 menit saja, Kota Sorong nyaris porak poranda, akibat hujan lebat disertai angin kencang yang melanda wilayah itu pada Rabu (8/12). Sejumlah kendaraan hingga rumah-rumah penduduk dilaporkan rusak akibat kejadian tersebut.

Hujan dengan intensitas tinggi disertai angin kencang, yang terjadi sekitar pukul Pukul 13.15-13.37 WIT membuat sejumlah pohon tumbang hingga menimpah rumah-rumah warga. Salah satu rumah yang menjadi korban pohon tumbang yakni rumah milik Bapak Wenda, yang berlokasi di Seputarn Jalan TPU, Km 10 Masuk.

Kediaman Wenda mengalami kerusakan cukup parah karena tertimpa dua pohon sengon yang tumbang akibat angin kencang. Selain, menimpa rumah milik Wenda, dua pohon tersebut juga menimpa kabel milik PLN sehingga menyebabkan gangguan aliran listrik di lokasi tersebut.

Menurut keterangan warga, pohon yang tumbang tersebut masih terlihat sangat kuat, namun karena angin yang sangat kencang sehingga membuat kedua pohon bisa tumbang.

“Pohonnya masih muda dan kuat sebenarnya, tapi memang anginnya yang terlalu kencang makanya dia tumbang,” ujar Mario, salah seorang warga yang ditemui di lokasi kejadian di Km 10 Masuk, beberapa saat usai kejadian.

Menurutnya, saat kejadian sempat ada satu kendaraan roda dua yang melintas, hanya saja berutung saat pohon tumbang kendaraan tersebut sudah cukup jauh dari radius pohon tumbang.

“Sempat ada motor yang lewat, tapi beruntung dia cepat makanya pas pohon tumbang dia sudah jauh,” ungkapnya.

Selain, rumah milik Wenda, masih terdapat beberapa rumah warga lainnya yang terimpa pohon tumbang di seputaran jalan TPU. Terlihat belasan petugas dari Basarnas Sorong membantu warga mengevakuasi batang-batang kayu yang menimpa rumah warga juga yang menghalangi arus lalu-lintas.

Selain di Seputaran km 10 Masuk, dampak hujan disertai angin kencang juga terjadi di sejumlah tempat di Kota Sorong. Menurut laporan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sorong Herlin Sasabone, menyebutkan data sementara ada sekitar 6 lokasi yang cukup parah kerusakannya.

“Data sementara sesuai laporan yang kami terima titik terparah ada di Seputaran Sorpus, Batalyon, Bandara DEO, Melati Raya, Swisbel dan Alfamart km 12 Masuk,” ujar Herlin.

Adapun kerusakan akibat kejadian tersebut yakni kerusakan material berupa 2 unit kendaraan roda empat dan 1 unit kendaraan roda dua. Sementara untuk korban jiwa dan kerusakan rumah, ia mengaku belum mendapat laporan.

Pihaknya, kata dia, masih terus melakukan pendatan sekaligus membantu korban termasuk mengevakuasi dahan-dahan kayu yang tumbang, khususnya di sepanjang jalan protokol.

“Sementara tim kami bersama relawan masih terus bergerak di lapangan untuk mendata semua kerusakan baik material maupun korban jiwa dan kerusakan lainnya,” sebut Herlin sembari menambahkan pihaknya dibantu tim Basarnas, TNI Polri, Badan Lingkungan Hidup dan relawan.

Cuaca ekstrim yang melanda Kota Sorong dan sejumlah wilayah lain di Indonesia, sebenarnya sudah diperingatkan oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sejak 3 Desember lalu. Sebagaimana siaran pers yang dimuat dalam www.bmkg.go.id BMKG memperingatkan meskipun Siklon Tropis Teratai di Samudra Hindia barat daya Lampung yang terbentuk tanggal 1 Desember 2021 telah dinyatakan punah pada tanggal 2 Desember 2021 pukul 01.00 WIB, cuaca ekstrem diprediksi masih akan menghantam sebagian besar wilayah Indonesia hingga 9 Desember mendatang.

BMKG mewanti-wanti pemerintah dan masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi peningkatan curah hujan di atas normal.

“Sebagian besar wilayah Indonesia telah memasuki periode musim hujan. Dengan indikasi aktifnya fenomena La Nina pada periode musim hujan ini, maka kewaspadaan terhadap potensi peningkatan curah hujan di atas normal harus lebih ditingkatkan,” ungkap Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati di Jakarta, Jumat (3/12).

Dwikorita memaparkan, berdasarkan hasil analisis terkini, dalam sepekan kedepan diidentifikasi terjadi peningkatan aktivitas dinamika atmosfer yang dapat berdampak pada peningkatan potensi cuaca ekstrem secara umum di sebagian besar wilayah Indonesia.

Dijelaskan Dwikorita, bahwa saat ini Siklon Tropis Nyatoh masih berada di wilayah Samudera Pasifik Barat sebelah timur Filipina dengan intensitas yang masih menguat hingga 24 jam kedepan dengan pergerakan sistem ke arah utara-barat laut. Sedangkan bibit Siklon 94W yang berada di sekitar Teluk Benggala dalam periode 24 jam kedepan masih bergerak ke arah barat laut.

“Sistem Siklon Nyatoh dan Bibit 94W ini posisinya semakin menjauhi wilayah Indonesia, sehingga dampak terhadap kondisi cuaca di wilayah Indonesia menjadi tidak signifikan. Meskipun begitu, dampak terhadap potensi gelombang tinggi 2.5 – 4.0 meter (Rough Sea) masih perlu diwaspadai di beberapa wilayah perairan,” tuturnya.

Diantaranya, lanjut dia, Perairan Utara Kep. Anambas, Perairan Barat Kep. Natuna, Perairan Kep. Subi Serasan, Perairan utara Kep. Sangihe, Perairan utara Kep. Talaud, Laut Maluku bagian Utara, Perairan utara Halmahera, Laut Halmahera, Samudera Pasifik utara Halmahera hingga Papua. Sedangkan potensi gelombang tinggi mencapai 4.0 – 6.0 meter (Very Rough Sea) di wilayah perairan ; Laut Natuna Utara dan Perairan Utara Natuna.

Dengan semakin menjauhnya sistem Siklon Nyatoh dan Bibit 94W dari wilayah Indonesia, tambah Dwikorita, maka kondisi tersebut membuka peluang terhadap peningkatan fenomena dinamika atmosfer lainnya, yaitu meningkatnya aliran massa udara yang cukup intens dari wilayah Laut China Selatan ke arah selatan memasuki wilayah atmosfer Indonesia, dimana kondisi tersebut dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan yang dapat menimbulkan kejadian curah hujan tinggi di wilayah Indonesia.

“Waspada bencana hidrometeorologi yang kemungkinan menyertainya. Mulai dari banjir, tanah longsor, banjir bandang, angin kencang, puting beliung dan sebagainya,” imbuhnya.

Di sisi lain, Deputi Bidang Meteorologi Guswanto menambahkan bahwa fenomena lain yang meningkatkan curah hujan yaitu dengan masih aktifnya fenomena gelombang atmosfer (gelombang Kelvin, Rossby Ekuatorial, dan MJO) di wilayah Indonesia terutama bagian tengah dan timur yang dapat turut memperkuat peningkatan potensi cuaca ekstrem dalam periode sepekan kedepan.

MJO, gelombang Rossby Ekuatorial, dan gelombang Kelvin, kata Guswanto adalah fenomena dinamika atmosfer yang mengindikasikan adanya potensi pertumbuhan awan hujan dalam skala yang luas di sekitar wilayah fase aktif yang dilewatinya.

Fenomena MJO dan gelombang Kelvin ini, lanjutnya. bergerak dari arah Samudra Hindia ke arah Samudra Pasifik melewati wilayah Indonesia dengan siklus 30-40 hari pada MJO, sedangkan pada Kelvin skala harian. Sebaliknya, Fenomena Gelombang Rossby bergerak dari arah Samudra Pasifik ke arah Samudra Hindia dengan melewati wilayah Indonesia. Sama halnya seperti MJO maupun Kelvin, ketika Gelombang Rossby aktif di wilayah Indonesia maka dapat berkontribusi pada peningkatan pertumbuhan awan hujan di beberapa wilayah indonesia.

“Kondisi ini merata di seluruh wilayah Indonesia. Mulai dari Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Kep. Riau, Bengkulu, Sumatera Selatan, Kep. Bangka Belitung, dan Lampung. Lalu, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, D.I. Yogyakarta, Jawa Timur, dan Bali,” terangnya.

“Provinsi lain yang juga mengalami yaitu Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat, dan Papua,” tambah Guswanto.

Menurut Guswanto, masyarakat perlu melakukan sejumlah langkah antisipasi seperti memastikan kapasitas dan tata kelola air siap untuk menampung peningkatan curah hujan dan memastikan saluran air/drainase tidak tersumbat/lancar. Selain itu, melakukan penataan lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan, tidak melakukan pemotongan lereng atau penebangan pohon dengan tidak terkontrol.

“Lakukan juga pemangkasan dahan dan ranting pohon yang rapuh, dan menguatkan tegakan/tiang agar tidak roboh tertiup angin kencang, serta melakukan penghijauan secara lebih masif. Jangan lupa, terus memonitor informasi perkembangan cuaca dan Peringatan Dini Cuaca Ekstrem dari BMKG, secara lebih rinci dan detail untuk tiap kecamatan di seluruh wilayah Indonesia,” pungkas Guswanto.

Angin disertai dengan hujan yang melanda, walau tidak berlangsung lama, tetapi telah membuat penerbangan menjadi terganggu. Dari salah satu penumpang yang enggan namanya dikorankan menyampaikan dirinya rencana berangkat dari menuju Jakarta transit bandara Makassar. Namun penerbangan akhirnya ditunda oleh pihak maskapai dikarenakan cuaca ekstrim. Dirinya memperkirakan ada sekitar ratusan penumpang tidak jadi berangkat. “Pihak maskapai menyediakan fasilitas hotel untuk menginap bagi penumpang yang tidak jadi diberangkatkan,” duga dia.

Dari salah satu pihak maskapai yang dikonfirmasi membenarkan informasi tersebut. “Iya benar, ada beberapa rute, termasuk Fakfak. Karena bandara Fakfak tidak memenuhi jarak minimum jarak pandang,” kata pihak maskapai.  [JOY/EYE-SF]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *