26 Juli 2024

Kesulitan Ekonomi Akibat Corona, Masyarakat Cari Solusi di Pegadaian

0

Ibu - ibu di Kantor Pegadaian ada yang ingin menggadai ada pula yang ingin meminta penundaan pembayaran cicilan. Foto: PSP/DOK

PT. Pegadaian : Tren gadai meningkat karena masyarakat dinilai tidak memiliki pemasukan ditengah wabah Virus Corona

Merauke, PSP – Pandemi virus corona menimbulkan masalah ekonomi bagi beberapa orang. Ada yang terpaksa mengalami pemotongan gaji, ada juga yang bisnisnya yang mengalami pengurangan pemasukan, selain itu bahkan ada pula yang sampai pemutusan hubungan kerja. Untuk mengatasi masalah keuangan keluarga itu, salah satu pilihan adalah menggadaikan aset mereka, termasuk emas. Baik itu emas batangan atau emas perhiasan dan juga barang berharga lainnya.

Seperti Ibu Rumah Tangga (IRT) satu ini misalnya, Santri, ia terpaksa menggadaikan barang berupa perhiasan karena bengkel usaha milik suaminya sepi pengunjung disaat pendemi Virus Corona yang masuk di bulan Maret 2020 lalu.

Santri mengatakan, adapun uang hasil gadai barang miliknya nanti akan dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan dan sebagiannya dikirim ke orang tua yang ada di luar Kabupaten Merauke.

“Saya mau menggadai emas, habis bengkel suami saya sepi pengunjung pemasukan tidak ada. Uangnya untuk kebutuhan dan sebagiannya dikirim ke orang tua di Jawa karena disana juga cari uang sudah susah to,” ujar Santri saat ditanyai Papua Selatan Pos di Kantor Unit Pegadaian Jalan Seringgu, Selasa (12/5).

Ditempat yang sama, Sulastri yang memiliki cicilan di Pegadaian, mengaku sedang akan meminta pengampunan pembayaran cicilan kredit di Pegadaian karena setoran supir yang membawa taksi miliknya tidak seperti biasanya alias menurun drastis.

“Taksi saya dua buah nggak jalan, kalau dikasi jalan juga setoran tidak sesuai. Jadi lebih baik saya tinggal dirumah. Sudah selama 1 setengah bulan ini. Kalau saya kasih keluar setorannya kadang Rp.50.000 kadang Rp.70.000 biasanya, sebelum Covid bisa Rp.200.000,” kata Sulastri.

Atas dasar itu, Sulastri ingin meminta pihak Pegadaian untuk memberikan keringanan setidaknya stop membayar sementara waktu. “Ini saya mau sampaikan ke Pegadaian, cicilan saya per empat bulan kurang lebih Rp.1.700.000, manatau bisa diberikan waktu dulu. Memang Pegadaian sudah SMS saya,” ujar Sulastri.

Sementara itu, Kepala Pegadaian Cabang Merauke Welmy Nahuway mengatakan, tren gadai barang ditengah pendemi Virus Corona mengalami kenaikan hingga 67 persen. Kenaikan secara signifikan ini, merupakan cakupan di masing – masing outlet pegadaian yang tersebar di Merauke. Yang mana, ada 5 outlet Pegadaian di Merauke satu diantaranya Syariah.

“Di Pegadaian ada dua, yang satu namanya Gadai dan satunya lagi Non Gadai. Non Gadai meliputi mikro itu mengalami penurunan. Sedangkan Gadai khusus orang yang menggadaikan emas maupun barang – barang elektronik. Dimasa Covid-19 ini yang mengalami kenaikan sangat tinggi adalah Gadai. Trennya naik sekitar 67 persen,” jelas Welmy saat ditemui Papua Selatan Pos diruang kerjanya, Jumat (8/5).

Menurut Welmy, kenaikan tren gadai meningkat karena masyarakat dinilai tidak memiliki pemasukan ditengah wabah Virus Corona. Walaupun, pihak Pegadaian tidak memiliki hak menanyakan langsung untuk apa menggadai. Namun, suara – suara itu sering diucapkan nasabah disaat melakukan Gadai.

“Kalau dilihat pertumbuhan di masing – masing outlet ada 20 hingga 30 persen peningkatan masyarakat gadai.

Bukan saja emas melainkan barang elektronik,” sebut Welmy.

Kendati demikian, Welmy menyebutkan, Pegadaian juga berkontribusi bagi masyarakat ditengah pendemi corona saat ini. Dengan memberikan stimulus baik bagi nasabah Gadai maupun Non Gadai. “Nasabah Gadai mendapatkan stimulus 0,5 persen per 15 hari. Dan paling menarik Pegadaian menyalurkan pinjaman dari Rp.50.000 hingga Rp. 1.000.000 untuk 5 juta nasabah se-Indoensia dengan tidak dikenakan bunga alias 0 persen selama 3 bulan,” pungkas Welmy. [ERS-NAL]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *