Pedagang Mama-Mama Papua Keberatan Dipindah ke Pasar Blorep

0
Mama-mama Papua di pasar tradisional belakang Kapsul Waktu

Merauke, PSP – Rencana relokasi pedagang ke Pasar Mama-Mama Papua yang terletak di Jalan Blorep mulai menuai tanggapan beragam dari para pelaku usaha kecil. Meskipun pasar tersebut telah lama dibangun dan belum difungsikan secara maksimal, tidak semua pedagang menyambut rencana pemindahan ini dengan antusias.

Mayoritas mama-mama Papua yang selama ini berjualan di pasar tradisional di belakang kawasan Kapsul Waktu merasa keberatan untuk pindah. Bukan karena menolak keberadaan pasar baru, tetapi karena kekhawatiran terhadap kondisi lokasi dan kenyamanan tempat yang ditawarkan.

“Kita tidak mau pindah ke situ. Itu tempatnya jauh, ada di sudut sekali,  rawan juga banyak orang mabuk disitu,” ujar Ima, salah satu mama Papua yang telah lama berjualan di pasar tradisional Merauke ini.

Ima juga bilang sebelumnya sudah ada pertemuan dengan perwakilan dari Majelis Rakyat Papua (MRP), Ibu Rita yang juga Ketua Mama-Mama Papua. Dalam pertemuan itu, mereka secara tegas menyatakan penolakan untuk direlokasi.

“Semua mama-mama di sini tidak setuju pindah. Kami sudah bicarakan dan hasilnya memang kami tolak,” tegas Ibu Amalia, pedagang lainnya.

Salah satu alasan utama penolakan adalah lokasi Pasar Blorep yang dinilai kurang strategis. Suasananya yang masih sepi dianggap belum mampu menunjang aktivitas jual beli harian yang menjadi sumber penghidupan utama para mama-mama Papua.

“Disini kita tidak semua punya kendaraan, baru kalau kita jalan kaki kesana, ada orang mabok, siapa yang tanggung jawab?” Tambah Amalia.

Namun, pandangan berbeda datang dari sebagian pedagang non-Papua. Beberapa dari mereka mengaku siap dipindah, asalkan lokasi baru tersebut benar-benar difasilitasi dengan baik.

“Kami tidak masalah dipindah, asal disediakan tempat yang layak dan jelas. Jangan sampai sudah pindah malah sepi pembeli,” ujar ibu Salma, yang sehari-hari berjualan di pasar tradisional Merauke ini.

Ia menambahkan, dukungan dari pemerintah sangat penting, terutama terkait akses transportasi dan distribusi barang. Dengan adanya jaminan tersebut, para pedagang yakin bisa beradaptasi lebih mudah di tempat baru.

Dari beragam pendapat ini, para pedagang berharap pemerintah bisa melakukan pendekatan yang lebih persuasif dan melibatkan semua pihak dalam proses pengambilan keputusan. Khususnya bagi mama-mama Papua, yang merasa sudah nyaman dan aman berjualan di lokasi lama, relokasi bukan hanya soal berpindah tempat, tetapi juga soal keberlangsungan hidup. “Kalau kita pindah baru tidak ada yang beli, baru bagaimana kita mau makan,” tutup Amalia.[CR1′-NAL]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *