Institut Teknologi Bandung Melaksanakan Pengabdian Masyarakat Dalam Rangka Peningkatan Akses Air Bersih di Desa Bokem, Merauke, Papua Selatan
Program Pengabdian Masyarakat 3T Wilayah Indonesia Timur, ITB-Kemendes 2024
Air bersih dan akses sanitasi yang layak merupakan salah satu tujuan utama dalam agenda pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs). Ketersediaan air minum yang aman juga menjadi hal krusial dalam menjaga kesehatan masyarakat. Menurut UNICEF Indonesia (2012), sekitar 88% kasus kematian anak akibat diare di seluruh dunia disebabkan oleh air minum yang tidak aman. Di Indonesia, kejadian luar biasa (KLB) diare pun masih sering terjadi, dengan angka kasus yang cukup tinggi (Kementerian Kesehatan RI, 2011).
Desa Bokem di Kabupaten Merauke, Papua Selatan, adalah salah satu daerah yang mengalami krisis air bersih. Warga di desa ini harus mengandalkan sumur umum untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari, seperti mencuci dan mandi. Namun, air dari sumur tersebut tidak layak dikonsumsi langsung karena dapat menyebabkan gangguan kesehatan, seperti batuk dan sakit tenggorokan. Oleh karena itu, masyarakat terpaksa membeli air minum isi ulang dengan biaya yang cukup tinggi sebagai solusi alternatif.
“Kami menyediakan teknologi air minum siap konsumsi yang dapat mengolah air hujan atau air baku dari sumber isi ulang,” ujar Mohammad Farid, Ph.D., selaku ketua tim kegiatan. Dengan potensi besar air selama musim penghujan, teknologi ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan air minum bersih warga setempat. Sistem pengolahan air di desa ini telah dilengkapi dengan IGW Green Ultrafilter.
IGW Green Ultrafilter adalah alat yang mampu mengubah air baku hujan atau air isi ulang menjadi air minum, dengan teknologi filtrasi tinggi yang dirancang untuk memisahkan bakteri dan virus dalam air sekaligus mempertahankan mineral esensial yang bermanfaat bagi kesehatan. Selain memberikan rasa segar, alat ini memiliki usia pemakaian yang panjang dan berpotensi menghemat biaya air minum hingga tujuh kali lipat dibandingkan metode pembelian air saat ini.
Kepala Kampung Bokem, Petrus R.A. Basik-Basik, mengungkapkan apresiasinya atas kehadiran tim ITB dan berharap program ini dapat berlanjut untuk mengatasi masalah air di desanya. Ia juga berharap agar pengolahan air dari sumur air payau dapat diwujudkan di masa mendatang guna menyediakan akses air minum bersih yang berkelanjutan. Acara ditutup dengan sesi foto bersama serta penyerahan cinderamata dari Direktorat Riset dan Pengabdian kepada Masyarakat ITB (DRPM-ITB) kepada perangkat desa.(***)