Kisah Pilu Petani Yaba Maru, Tiga Tahun Gagal Panen dan Dikejar Utang Bank
Merauke, PSP – Dalam 3 tahun terakhir petani – petani di Merauke mengalami gagal panen.
Keadaan itu membuat para petani terus bersedih, mengapa tidak, kebutuhan yang terus meningkat dan kebutuhan yang sedianya harus terus terpenuhi.
Kisah Pilu itu disampaikan petani di kampung Yaba Maru SP 9 yakni Narto saat ikut menghadiri peresmian pabrik pakan, Sabtu kemarin.
Narto mewakili teman sejawatnya, mengaku khususnya dalam hal menanam jagung para petani tidak perlu terus disosialisasikan. Sebab, sejak dalam kandungan petani sudah terlahir sebagai penanam jagung.
Namun, yang perlu menjadi perhatian pemerintah, kata Narto, gagal nya panen petani di 3 tahun terakhir.
“Apa yang mau di ragukan soal perjagungan, tapi kita lihat tiga tahun terakhir petani gagal panen padi, sementara kebutuhan terus meningkat,” cerita Narto.
Lanjut Narto, kebutuhan sedianya tidak ada kata tunggu dulu.
“Kebutuhan dirumah tidak bisa tunggu dulu, terus berjalan, tunggu panen dulu tapi ga bisa. Ketika anak – anak bilang uang sekolah itu tidak bisa ditunda,” ujar Narto.
Narto menyampaikan, keadaan petani saat ini sedang dalam keadaan tidak baik – baik saja.
“Untuk padi mau bayar utang bank yang kemarin belum bisa, jika berkenan pemerintah Provinsi bisa membantu kami pembiayaan modal untuk kami menanam jagung,” kata Narto.
Sebelumnya, Kepala Dinas Pertanian dan Hortikultura Kabupaten Merauke Josefina L. Rumasbuw menyebutkan kabupaten Merauke siap jadi lumbung pangan.
Hal ini disampaikan Josefina mengingat beberapa kali Merauke sempat mengirim beras Merauke ke beberapa wilayah.
Walaupun sebenarnya, kata Josefina, harus menyediakan syok terlebih dahulu untuk masyarakat di Merauke.
“Berbicara lumbung pangan, ketersediaan beras atau yang diproduksi oleh Merauke sudah dipasok ke beberapa daerah maupun wilayah,” kata Josefina di kantor DPRD Merauke lusa lalu.
Untuk 5 tahun terakhir, lanjut Josefina, beras disediakan untuk kabupaten Merauke sendiri.
“Nah, karena sudah daerah otonomi baru kita menyediakan untuk empat kabupaten. Tetapi yang sudah terjadi dipasok ke Maluku, Wamena, Biak pun ke Timika, jadi kalau bicara lumbung pangan, Merauke siap,” terang Josefina.
Mengenai terjadinya suplai beras dari luar untuk Merauke, Josefina bilang bahwa cuaca buruk yang bukan hanya menyentuh kabupaten Merauke yang mengakibatkan harus dilakukan suplai tersebut. “Situasi cuaca ini berdampak ke seluruh Indonesia, maka stok tetap mesti ada sambil menunggu panen di musim gadu,” pungkasnya.[ERS-NAL]