Resah dengan Maraknya Pencurian, Warga Seringgu Bangun Pos Kamling

0

Pembangunan. Pos kamling di Seringgu.

Merauke, PSP – Warga di wilayah Seringgu makin hari makin was – was dengan keberadaan anak – anak aibon di wilayah itu yang sudah tidak segan untuk mencuri bahkan membobol rumah warga.

Kasus pencurian dan pembobolan oleh anak – anak aibon terus terjadi. Hingga pihak RT setempat sudah bermusyawarah untuk membangun poskamling  guna memberikan keamanan dan kenyamanan bagi warga.

Menurut laporan RT 4 Seringgu Jaya di tahun 2023 bukan sedikit kasus pencurian dan pembobolan rumah dan kios yang diaktori anak – anak aibon.

Pembangunan poskamliing menjadi pilihan warga ketika pihak – pihak terkait belum merumuskan solusi untuk mengatasi keberadaan anak aibon di Merauke.

“Sudah makin merajalela, malam minggu kemarin mereka bongkar lagi rumah warga sederetan dengan Masjid,” ujar Ketua RT 04 Kelurahan Seringgu Jaya Malik Badarang di sela – sela pembangunan Pos, Rabu (30/8).

Bukan RT 04 Seringgu saja, pembangunan pos tersebut di inisiasi RT 03 da 04 Kelurahan Bampel. Sebab penyebaran anak – anak aibon turut sampai ke wilayah mereka.

“Kami musyawarah dan swadaya untuk mendirikan pos ini, hal ini tidak bisa dibiarkan terus terjadi,” lanjut Malik.

Sudah selayaknya, kata dia, pihak terkait yang menangani anak – anak mengambil langkah solusi menyelesaikan persoalan aibon di wilayah yang sudah menjadi ibu kota Provinsi Papua Selatan.

“Kita sudah jadi Provinsi, anak – anak aibon ini bagaimana, kami sebagai warga dilema, kalau kami pukul mereka anak di bawah umur, kalau dibiarkan warga tidak nyaman,” tandasnya.

Ia berharap, pihak – pihak terkait boleh mengambil langkah atas persoalan anak aibon yang belum pernah selesai.

“Kami berharap dinas terkait, pemerintah melihat ini, satu sisi kita harus kasihan dengan mereka,” harap Malik.

Pada bulan Mei 2024 lalu, Kepala dinas Sosial kabupaten Merauke, Gentur E. Pranowo sempat mengatakan, untuk tahun ini pihaknya telah mengalokasikan anggaran melalui dana Otonomi Khusus (Otsus) untuk penanganan anak aibon di kabupaten Merauke.

Anggaran yang disiapkan untuk anak – anak aibon pun bukan main. Menurut Gentur untuk penanganan 40 anak memakan biaya sebesar Rp. 600 juta.

“Dana Otsus yang akan digelontorkan dalam penanganan anak-anak aibon di Merauke mencapai Rp. 600 juta yang akan dibagi menjadi 2 gelombang dengan masing-masing gelombang akan membina 20 anak aibon.

Dana itu, kata dia, memfasilitasi mulai pakaian, dan sepatu.

“Sekitar Rp. 600 juta untuk kegiatan selama 4 bulan pembinaan di Merauke. Setiap gelombangnya itu kami membina anak-anak aibon sekitar 20 orang selama 2 bulan, jadi nanti rencananya mungkin 2 gelombang sekitar 40 anak selama 4 bulan,” katanya.

Ia menyebut, pemerintah hanya menyediakan anggaran untuk membina bukan menyediakan wadah rehabilitasi.

”Sementara sampai saat ini di Merauke belum ada pantinya,” ungkapnya.

Gentur hanya mengakui, bahwa anak – anak sering berada di emperan toko. ”Khusus anak-anak yang usia sekolah, yang mereka mungkin kurang kasih sayang dari orang tua, tempat tinggalnya kurang layak sehingga mereka sering ada di depan emperan-emperan toko,” katanya. [ERS-NAL]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *