27 Juli 2024

Cerita Tragis Korban Selamat Usai Diserang OTK di Tambang Emas Kawe

0

Takur salah satu warga yang selamat dari penyerangan otk di tambang kawe

“ 22 orang lainnya hingga saat ini belum diketahui keberadaannya, karena pada saat kejadian semuanya berlari untuk menyelamatkan diri.”

Tanah Merah, PSP – Tambang Emas Masyarakat di Kampung Kawe Distrik Awimbon Kabupaten Pegunungan Bintang terus menelan Koran jiwa akibat penyerangan sejumlah Orang yang tidak dikenal, terhadap pekerja tambang, salah satunya pada Minggu (27/8). Akibat dari penyerangan tersebut, dua orang tewas, 6 Orang mengalami luka-luka, sementara lainnya melarikan diri kedalam hutan yang hingga saat ini belum diketahui nasib mereka.

Salah satu Korban selamat Takur yang juga di sebut sebagai ketua Kelompok penambang di Lokasi Tambang Kawe Mining Dokter 36 kepada Papua Selatan Pos menceritakan, seperti biasannya ia bersama 30 Anggotanya melakukan aktifitas penambangan di lokasi Tambang Mining dokter 36, Milik salah satu Tuan Dusun di Kampung Kawe.  Pada saat itu, mereka didatangi oleh lima orang yang tidak di kenal, dan meminta agar semua berkumpul, yang menurut pemahaman Takur sebagai ketua kelompok, ada informasi penting yang mau di sampaikan oleh kelima pelaku. Namun tidak demikian mereka malah diminta semua barang bawaan peralatan di kumpulkan, termasuk Hendphone, uang dan hasil emas yang mereka dapatkan selama ini.

“Jadi setelah mereka ambil barang kami, kami diancam dengan parang, dan diperlakukan kasar, dan secara bersamaan mulai melakukan perlawanan dan melarikan diri, sementara kami 7 orang ini lari bersamaan, dua orang meninggal dunia akibat kena bacaok, sementara lainnya sampai saat ini kita tidak keberadaan mereka karena masing-masing melarikan diri,”tuturnya.

Dikatakan Takur, dengan adanya insiden tersebut dirinya ingin mencari pekerjaan lain dan tidak akan kembali untuk menambang, karena menurutnya kejadian ini bukan baru pertama kali namun berulang kali, diperparah lagi, jika ada insiden seperti ini semua pihak lepas tangan, yang kemungkinan besar adalah pekerjaan yang salah dan illegal.

Menurut Takur, sebagai penambang, hanya ingin mencari sesuap nasi, namun dengan adanya seperti ini alangkah baiknya lokasi tambang di tutup, pasalnya tidak ada factor keamanan, dan dari sekian banyak kejadian yang ada belum pernah ada pelaku yang diamankan, sehingga perlu adanya satu kejelasan terkait tambang tersebut, sehingga para penambang ini bekerja dengan nyaman.

“ Kalau masih illegal alangkah baiknya di tutup saja, karena kedepan pasti ada korban jiwa lagi, kita ini dikorbankan karena sebelum kita bekerja ada syarat-syarat yang harus dipenuhi, namun ketika mendapat musibah ditanggung diri sendiri,”ungkapnya saat ditemui di kediamannya bersama Empat korban lainnya, kemarin.

Takur menambahkan, mulai dari insiden tersebut dari 30 anggota yang ada, 7 penambang termasuk dirinya yang berhasil di evakuasi ke tanah merah mengunakan Helikoter, 2 diantaranya meninggal dunia, dan sesuai informasi yang diperoleh salah satu korban pembacokan juga sebentar lagi akan tiba di tanah merah. Sementara 22 orang lainnya hingga saat ini belum diketahui, keberadaannya, karena pada saat kejadian, semuanya berlari untuk menyelamatkan diri. “Jadi lima orang pelaku itu tidak membawa senjata api, mereka hanya membawa parang, kita tidak sempat melawan, karena sebelumnya parang dan alat kita yang ada, sudah di kumpulkan terlebih dahulu,” ujarnya. [VER-NAL]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *