Pastor Fanumbi : Agenda Festival Kali Maro Mulai Disiapkan
Pembahasan festival Kali Maro yang direnanakan digelar bulan Oktober 2023 mendatang. Foto: PSP/ERS
Merauke, PSP – Tampaknya Festival Kali Maro dan Pantai Arafuru akan jadi dilaksanakan sesuai rencana yang diagendakan di bulan Oktober 2023 mendatang.
Hal ini disampaikan Penggagas Festival Kali Maro dan Pantai Arafuru Pastor Paroki Bunda Hati Kudus Wendu Pastor Andreas Fanumbi,Pr.
Dikatakan Pastor, persiapan festival kali maro dan pantai Arafura sudah dibahas secara fokus sejak bulan Juni – September 2023.
“Panitia festival akan menyiapkan dan menyelenggarakannya. Persiapannya menyangkut banyak komponen misalnya penggalangan dana, pembukaan festival, acara doa utusan lima agama, misa Kudus, acara ritual budaya Marind berupa perarakan arca bunda Maria di kali maro, acara pentas seni budaya etnis marind, dan yei masyarakat asli yg domisili di bagian kepala kali maro daerah perbatasan dgn PNG, suku2 asli Papua lainnya serta suku – suku Nusantara,” jelas Pastor Fanumbi belum lama ini.
Bukan hanya itu, kata Pastor, festival dengan tujuan membangun hidup rukun dan persaudaraan sebagai satu keluarga di Merauke, pertunjukan kuliner etnis marind dan etnis Ye, pameran UMKM kawasan wisata sinai dan perlombaan speed boat , dan hiburan permainan layang2 di tepi pantai turut akan digelar.
Ia menyebut, sesuai pembahasan dengan panitia pembukaan festival akan dibuka pada tanggal 1 Oktober sampai penutupan pada tanggal 5 Oktober 2023.
Jauh sebelumnya, Pastor Fanumbi telah menyampaikan usulan rencana kegiatan pegelaran Festival Kali Maro Dan Laut Arafura di bulan Oktober 2023 kepada DPRD.
Usulan rencana itu Pastor sampaikan saat melakukan pertemuan dengan DPRD Merauke dan Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) Kabupaten Merauke di ruang sidang DPRD kala itu.
Pastor Fanumbi dalam paparan rencana fetival yang dikalkulasikan akan membutuhkan anggaran sebesar Rp 5 Milliar 665 Juta itu, menyampaikan melalui festival hendak dihidupkan kembali tradisi masa lalu yang saat ini telah dilupakan oleh generasi muda mengingat kemajuan jaman.
“Kita hanya dapat mengingat, mengenang dan mewariskan perjumpaan bersejarah itu melalui sebuah momen yang bisa bersama – sama kita lakukan secara rutin, Festival Kali Maro dan Pantai Arafura,” ujar Pastor Fanumbi.
Dijelaskan Pastor Fanumbi, didalam nama Kali Maro dan Pantai Arafura tersirat aspek sejarah, budaya, aspek mata pencaharian dan peradaban dari dulu hingga sekarang.
“Kali Maro dan Pantai Arafura adalah nafas hidup , pemberi makan bagi generasi orang Marind, dahulu, sekarang dan di masa depan,” ujar Pastor Fanumbi.
Sementara, Felicita Basik – Basik salah seorang perempuan Marind yang turut mendorong kegiatan ini, mengatakan hanya membutuhkan dana otsus untuk terselenggaranya kegiatan itu.
“Dana otsus kami butuhkan untuk festival ini, itu saja,” katq Felicita.
Dalam pertemuan itu Anggota DPRD Fraksi Nasdem Johan Paulus menyampaikan, terkait dengan sumber dana yang akan dibuat guna festival itu sedianya harus jelas. “Ini harus jelas mengenai aanggaran, sehingga support kita dari DPRD itu jelas sumber dana nya, jangan sampai nanti otsus tidak bisa mengcover ini. Saya harap jangan hanya lihat dari dana otsus juga, kalau dari otsus tidak bisa, nah, ini harus bagaimana apakah dari APBD Induk,” ujar Jopa. [ERS-NAL]