Tak Ada Lagi Hoaks Bupati: Segala Jenis Informasi Harus Dikemas Melalui Kaidah Jurnalistik

0
Bupati Merauke, Frederikus Gebze, SE, M.SI

Merauke,PSP-Bupati Merauke, Frederikus Gebze, SE, M.Si meminta segala jenis informasi yang disampaikan kepada masyarakat terkait masalah Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) beserta penanganannya, harus dikemas melalui kaidah jurnalistik. Dengan demikian infomasi yang disebarkan mengandung keabsahan dan dapat dipertanggungjawabkan kepada publik.
Tidak ada lagi berita hoax mengenai masalah Virus Corona di media sosial yang tidak bisa dipertanggungjawabkan. Pasalnya belakangan ini di media sosial, Facebook misalnya, kerap kali menjadi wadah berkembanganya berita hoax.
Menurut Bupati Freddy, seyogianya setiap berita ditulis menggunakan bahasa jurnalistik. Mengingat, setiap produk jurnalistik pasti sebelumnya telah dikroscek langsung pada sumbernya atau langsung kepada pemilik kebijakan. Sehingga tidak menimbulkan polemic dan keresahan di tengah masyarakat.
“Pemerintah daerah bersama TNI/Polri meminta untuk menyampaikan pemberitaannya itu benar-benar untuk dikroscek dan dinventarisir betul-betul laporan dan datanya. Pada saat menyampaikan kepada masyarakat terutama penggunaan bahasa jurnalistik. Agar mereka benar-benar bisa mencermati dan memahami dengan baik tentang penjelasan-penjelasan. Segala macam yang menyangkut penangganan virus corona itu adalah protokolnya sudah tetap,” kata Freddy dalam Konferensi Pers dengan sejumlah wartawan di Posko Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Merauke, Selasa (31/3).
Bupati Freddy menambahkan, saat ini di tengah wabah virus corona, banyak pemberitaan di media sosial yang tidak memiliki perusahaan media masa dengan payung hukum yang legal. Selain itu, isi beritanya selalu mengarah pada meresahkan masyarakat.
“Berdasarkan Surat Edaran Mendagri, Bupati dan TNI/Polri menjadi penanggungjawab dan Ketua Penanggulangan Covid-19. Jadi mohon dikonfirmasi betul setiap pemberitaan. Supaya medsos atau berita-berita yang keluar tidak dengan konfirmasi akurat kita bisa membatasi, ini penting. Karena jangan sampai informasi yang terus berlomba antara medsos dan pemberitaan yang benar dengan etika jurnalistik, akhirnya kita persepsinya bisa berbeda dan saling menyalahkan,” tegasnya. [WEND-RH]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *