Wakil Gubernur Papua Selatan Hadiri Ritual Adat Cabut Sasi Suku Marori

Wagub Papua Selatan saat menghadiri pencabutan sasi suku Marori.
Merauke, PSP – Wakil Gubernur Papua Selatan, Paskalis Imadawa, menegaskan pentingnya merawat adat, budaya, dan agama sebagai identitas yang tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Papua.
Hal itu disampaikannya dalam sambutan saat menghadiri ritual adat pencabutan sasi yang dilakukan oleh Suku Marori Mengge di Kampung Wasur, Kabupaten Merauke, Sabtu (19/4).
Dalam prosesi adat yang diikuti masyarakat adat, pemangku adat, serta umat Katolik, Paskalis mengingatkan agar adat dan agama tidak hanya dijadikan simbol semata.
“Adat dan agama jangan hanya ada di KTP, tapi harus terlihat dalam tindakan. Yang menanam sasi, dia pula yang harus mencabutnya. Kita harus kembali pada nilai-nilai penghormatan terhadap leluhur, terhadap Tuhan, dan sesama,” ujarnya.
Ia juga menyoroti tantangan sosial berupa konflik internal yang kerap terjadi di kalangan masyarakat lokal, meski berasal dari satu suku kecil yang seharusnya hidup rukun.
“Saya dengar di sini sering terjadi perkelahian, padahal kita ini suku kecil. Mari kita hentikan itu semua. Adat itu melarang, agama pun melarang. Maka kita harus hidup saling menghormati,” tegasnya.
Wagub Imadawa turut mendorong keterlibatan generasi muda dalam pelestarian adat dengan cara belajar langsung dari para tua adat.
Ia berharap pelaksanaan tradisi tetap terjaga keasliannya dan dilakukan secara bermartabat.
“Saya buka diri kalau ada tanam sasi ke depan, undang saya dari awal. Jangan hanya saat cabut saja. Kita harus jalani adat secara utuh dan bermartabat,” katanya.
Lebih lanjut, Imadawa menyampaikan harapannya agar Suku Marori Mengge tidak hanya dikenang sebagai bagian dari sejarah, melainkan terus hidup, berkembang, dan menjadi kebanggaan masyarakat Papua Selatan. Sebagai informasi, pencabutan sasi merupakan bagian dari puasa adat yang diwariskan secara turun-temurun di wilayah adat Anim Ha, yang menandai berakhirnya larangan mengambil hasil alam di wilayah tertentu untuk menjaga kelestarian lingkungan dan menghormati nilai-nilai adat. [ERS-NAL]