Paino :  Issu harga beras naik karena gagal panen, statemen itu terlalu dini

0
Paino

Paino

Merauke, PSP –  Saat ini sedang beredar issu harga beras di pasaran saat ini meroket naik, lantaran petani gagal panen dan gagal tanam. Menurut beberapa pedagang beras eceran, harga beli di penggilingan mengalami kenaikan,sehingga mereka pun harus kembali menaikkan harga agar bisa mendapat keuntungan.

Menanggapi issu tersebut, Kepala Dinas Tanaman Pangan, Pertanian, Kelautan dan Perikanan (TPPKP) Provinsi Papua Selatan , Paino menegaskan hal itu tidak benar. “Issu harga beras naik karena gagal panen,  tidak benar. Statemen itu terlalu dini”, tegas Paino saat dijumpai media ini, kemarin.

Menurut Paino, saat ini petani sedang panen seperti di Distrik Kurik, Distrik Tanah Miring maupun Distrik Semangga. Masyarakat diminta tidak perlu cemas, karena dinas selalu memantau situasi di lapangan (hasil panen petani,red) dan tidak akan terjadi kelangkaan. “Kalau misalnya ada satu atau dua hektar yang terserang wereng, itu lumrah. Tapi bukan berarti jadi gagal panen secara keseluruhan”, katanya meyakini.

Untuk stok beras sendiri masih kategori aman di gudang Bulog. Informasi yang diterima dari Bulog Merauke saat ini menampung beras sekitar 50 ton per hari dari petani.

Kenapa ada informasi harga beras naik, karena memang pemerintah telah menaikkan harga beli gabah maupun beras oleh Bulog. Pemerintah telah menetapkan harga gabah Rp 6.500 per kilogramnya dan beras seharga Rp12.000 per kilonya. “Harga beras sebelumnya hanya Rp 11.000 lebih per kilonya, sekarang Rp 12.000. Sehingga pasar harus menyesuaikan”, ucapnya. Ditambahkan, bila mana nanti beras di pasaran mulai menipis Bulog akan melakukan oprasi pasar, sehingga harga tetap stabil.[FHS-NAL]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *