Kementan Panen Padi Bareng JGG di Telaga Sari
JGG : Sekarang kita sudah bertransformasi dari kultur sagu ke kultur padi, dan ini harus terus menerus
Merauke, PSP – Kementerian Pertanian kembali mengunjungi Merauke – Provinsi Papua Selatan untuk kesekian kalinya.
Kali ini dengan agenda panen padi di sawah kampung Telaga Sari Distrik Kurik, Selasa (8/10) panen padi yang dipimpin Tenaga Ahli Menteri Pertanian Bidang Food Estate Letjen TNI (Purn.) Ida Bagus Purwalaksana turut menghadirkan mantan bupati Merauke 2 periode Drs. Johanes Gluba Gebze.
Selain memanen padi dan foto bersama di lahan yang merupakan bagian program cetak sawah 1 juta hektar itu, para petinggi-petinggi tersebut juga menyaksikan penanaman padi di lokasi tersebut.
“Kami mengajak pak Jhon untuk panen raya disini, dalam rangka optimalisasi lahan (oplah) kementrian pertanian, saya melihat dan menurut laporan hasil (tanaman padi) cukup baik,” ujar Ida Bagus.
Ida Bagus berpendapat, hasil yang dianggap baik itu merupakan hasil bantuan dari kementrian pertanian. “Ini harus menjadi perhatian, karena ini bantuan kementrian pertanian,” lanjutnya.
Ia berpesan agar petani yang mendapatkan hasil dari panen tersebut, agar dipergunakan secara berkesinambungan secara mandiri oleh petani.
“Hasil nya dibelikan bibit, pupuk, pupuk kan subsidi begitupun BBM. Nah, alat-alat pertanian yang diperbantukan ini juga tetap sewa, untuk buat perawatan mesin, jadi uangnya jangan dibikin untuk yang lain lain,” pesan Ida Bagus.
Ditempat yang sama, Johanes Gluba Gebze menyatakan, saat ini ada peralihan kultur pangan di Papua Selatan, yang dulunya kultur sagu dan saat ini kultur padi.
“Sekarang kita akan melakukan transformasi, jadi ada peralihan dari kultur sagu ke kultur padi. Kultur padi itu basis nya ketelatenan, jadi dia secara terus menerus, merawat padi itu sama dengan merawat anak, kalau sagu kita tanam, 5 sampai 6 tahun kita panen,” jelas JGG.
Dia mengatakan, transformasi tersebut harus dibarengi dengan transformasi sikap. “Kalau sagu dia tumbuh sendiri, namun padi perlu sentuhan ketelatenan, dan itu harus terus menerus,” pungkas JGG.
Pada kesempatan itu pula, Kementan turut melakukan dialog dengan sejumlah petani lokal yang dihadiri sejumlah pejabat Kementan maupun pemerintah daerah.
Untuk diketahui, Kampung Telaga Sari sendiri memiliki areal persawahan seluas 1.058 hektare, dengan 888 hektare di antaranya sudah dioptimalkan melalui Program Optimalisasi Lahan dengan produktivitas 6-7,5 ton/hektare.
Secara keseluruhan, program Oplah Merauke telah mencapai 100% dari target 40 ribu hektare yang tersebar di enam distrik. Kementerian mencatat panen raya dengan total panen seluas 14.000 hektare, dengan peningkatan produktivitas mencapai 17% dan peningkatan produksi sebesar 27%. Peningkatan ini merupakan hasil dari optimalisasi lahan seluas 40 ribu hektare yang didukung oleh sarana produksi dan teknologi pertanian modern. Dukungan tersebut, termasuk bantuan alat-alat pertanian yang lebih efisien, diharapkan terus mendorong hasil pertanian dan kesejahteraan masyarakat setempat. [ERS-NAL]