Siasat JNE Mengantarkan Paket di Pedalaman Papua

0
Pelanggan JNE Merauke, di kabupaten Asmat dan di Distrik Bupul Merauke tampak tengah menerima pesanan foto JNE Merauke.

Pelanggan JNE Merauke, di kabupaten Asmat dan di Distrik Bupul Merauke tampak tengah menerima pesanan foto/JNE/Merauke.

Merauke, PSP – Menghubungkan Indonesia. Kalimat ini boleh disematkan kepada perusahaan jasa pengiriman barang yakni JNE  (Jasa Nugraha Ekakurir).

Mengapa tidak, JNE hingga hari ini masih terus mengembangkan sayap pelayanannya menghantarkan pesanan masyarakat hingga ke ujung Negri.

Provinsi Papua Selatan salah satu wilayah pelayanannya. Wilayah ini memiliki 4 kabupaten cakupan sesuai undang-undang 14 Tahun 2022 baik kabupaten Asmat, Mappi, Boven Digoel dengan ibukota Provinsi yakni kabupaten Merauke.

Kabupaten-kabupaten itu kini sudah dapat dijangkau dengan mudah, ke Asmat jika dari Merauke boleh dipilih menggunakan kapal Pelni maupun pesawat capung, ke Mappi pun demikian, ke Boven Digoel sekarang sudah boleh lewat jalur darat menggunakan mobil hilux karena jalan sudah mulus sampai kesana.

Semua armada-armada itu difungsikan JNE cabang Merauke yang berlokasi di Jl. Prajurit kota Merauke guna menghantarkan amanah ke para pelanggannya.

Berbicara Papua secara spesifik tidak selalu mudah untuk dijamah. Maksudnya, Papua masih memiliki kampung-kampung yang sering disebut dengan wilayah 3T (Tertinggal, Terdepan dan Terluar).

Kesulitan mendapatkan jaringan dan sinyal seluler sampai bahkan tidak ada, pada titik-titik tertentu, masih dirasakan kalau berkunjung ke wilayah pedalaman Papua.

Persoalan itu dirasakan pihak JNE. Apalagi perusahaan ini menggunakan sistem digitalisasi dan layanan seluler dalam kerja-kerjanya.

Sejak tahun 2013 JNE beroperasi di Merauke, menjadi salah satu pilihan masyarakat diantara banyak jasa pengiriman bermunculan di bumi Anim-Ha (sebutan untuk wilayah adat 4 kabupaten di Papua Selatan,red).

“Kami di JNE itu yang betul-betul mau kami jual adalah pelayanan, karena cuma itu modalnya kami,” begitu kata Head Oprasional JNE Cabang Merauke Erik Danar kala dijumpai di kantor KCU JNE Merauke, Rabu (19/6).

Erik mengakui persoalan yang dialami JNE Merauke saat mengantarkan paket di wilayah Papua Selatan. Ya itu tadi, kesulitan jaringan dan sinyal seluler. Sebab, masih ada kampung-kampung di 4 kabupaten yang memang sulit bahkan tidak ada jaringan telepon.

Masyarakat di kampung-kampung kadang harus pergi ke ibu kota distrik hanya untuk mendapatkan jaringan dan untuk bertelepon.

Namun demi tersampaikannya paket, Erik bilang JNE menyiasati dengan melakukan komunikasi ke warga maupun mempersempit wilayah.

“Maksud kami disini, katakan lah paket yang mau diantar ini non COD karena wajib proses, kami lakukan komunikasi dengan warga, misalnya antara Sota dan Bupul (nama distrik, di perbatasan RI-PNG red), pemesan ada ditengah antara kedua distrik ini, jaringan kan tidak ada di tengah-tengah itu, otomatis ditelpon tidak masuk to, maka kami cari warga di Sota atau di Bupul dan menanyakan apa mengenal nama tercantum, mencari warga dengan marga serupa mungkin, kalau customer itu punya marga, dan kami pastikan apa betul dia mengenal si pemesan, kemudian bertanya apa bisa dibantu menyerahkan pesanannya,” ujar Erik menjelaskan.

Agar diketahui, Sota dan Bupul merupakan 2 distrik berbeda di kabupaten Merauke, namun tetap satu arah, jika dari Merauke menuju distrik ini memerlukan waktu selama 4 jam menggunakan mobil.

Erik melanjutkan, jika paket merupakan paket COD, mempersempit wilayah yang dimaksud tadi dengan cara mendirikan plang JNE di agen JNE yang sudah ada.

“Kami persempit wilayah pengantaran. Misalnya Bupul dan Muting (nama distrik,red), satu kantor saja cukup sebenarnya, karena jarak keduanya tidak terlalu jauh, tetapi karena kondisi jaringan sulit, kami buat kantornya sendiri-sendiri, supaya secara waktu masing-masing kantor bisa memproses, walaupun di Muting kendala jaringan tetapi kantor nya ada di situ karena mindset customer itu percaya kalau ada kantor dulu, kalau tidak punya kantor mereka juga bingung to. Sebab ada customer yang mau ambil langsung dan ada juga mau harus diantarkan sampai tempat,” tutur dia.

Hal serupa dilakukan agen JNE cabang Merauke di kabupaten cakupan Papua Selatan lainnya.

Saat ini, JNE cabang Merauke memiliki satu cash counter, dan 6 agen berlokasi di Merauke di distrik terjauh. Sementara, kabupaten seperti Asmat, Mappi, dan Boven Digoel juga di bawah naungan JNE Merauke.

Dalam melaksanakan pelayanan ke kabupaten cakupan, JNE Merauke menggunakan vendor. Seperti ke Mappi yang kini memiliki 2 baik lewat laut maupun udara. Untuk ke Boven Digoel yang  bisa melalui darat, JNE memfungsikan mobil hilux yang setiap hari menuju wilayah itu.

“Kami kerja sama juga dengan taksi-taksi online seperti hilux tujuan Boven Digoel. Kami sudah koordinasi dengan supir-supir, artinya kami upayakan setiap hari kiriman di proses.

Ke Asmat tetap juga di bawah pelayanan kami, namun untuk pengiriman barang kami alihkan lewat transit di Timika, karena secara transportasi lebih lancar ke Asmat lewat Timika. Ada juga yang dari Merauke langsung ke Asmat, artinya kalau orang Merauke hendak mengirimkan barang ke Asmat itu kami proses sembari menunggu jadwal kapal kesana artinya kapal apapun yang mau kesana kami koordinasikan, yang penting distribusinya cepat, 2 minggu sekali lah paling lama. Biasanya menggunakan kapal Pelni,” ungkap Erik.

Erik bilang, sekarang JNE Merauke setiap bulan memproses setidaknya 15.000 paket yang harus dihantarkan ke pelanggan. Dengan berbagai komplen dan keluhan. “Keluhan-keluhan dari pelanggan pasti ada. Tapi target kami di JNE Merauke itu bagaimana agar amanah ini tersampaikan,” pungkas Erik. [Eron Simbolon]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *