Pola Diet Yang Baik Untuk Penderita Diabetes Melitus

Penulis : dr. Anggraeni Ayu Windari
Diabetes melitus (DM) adalah penyakit kronis berupa gangguan metabolik yang ditandai dengan kadar gula darah melebihi batas normal. Penyebab kenaikan kadar gula darah tersebut menjadi dasar pengelompokan DM. DM tipe 1 adalah DM yang disebabkan oleh kerusakan sel beta pankreas sehingga tidak ada produksi insulin sama sekali. Insulin adalah hormon yang dihasilkan oleh pankreas untuk mencerna gula dalam darah. Penderita DM tipe 1 memerlukan insulin dari luar tubuh / eksternal. DM tipe 2 adalah DM yang disebabkan oleh penurunan sekresi insulin atau terjadi resistensi insulin pada jaringan. 1
Penegakkan diagnosis DM dilakukan dengan pengukuran kadar gula darah. Pemeriksaan gula darah yang dianjurkan adalah pemeriksaan enzimatik menggunakan spesimen plasma darah vena. Kriteria DM adalah:1
- Glukosa darah puasa (GDP) ≥126 mg/dl. Puasa didefinisikan sebagai tidak ada asupan kalori selama paling sedikit 8 jam.
- Glukosa darah plasma ≥200 mg/dl 2 jam setelah Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO) dengan beban glukosa 75 gram.
- Glukosa darah sewaktu (GDS) ≥200 mg/dl dengan keluhan klasik yaitu polidipsi (sering haus), polifagi (sering lapar), poliuria (sering buang air kecil dalam jumlah banyak), dan penurunan berat badan.
- Pemeriksaan HbA1c ≥6.5% dengan metode terstandardisasi.
Organisasi International Diabetes Federation (IDF) menyebutkan bahwa Indonesia menempati urutan ke-3 kasus DM terbanyak di Asia Tenggara dengan prevalensi sebesar 11.3%. Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, prevalensi DM berdasarkan kriteria DM menurut PERKENI yang mengadopsi kriteria American Diabetes Association (ADA) mencapai 8.5% meningkat dibandingkan 6.9% di tahun 2013.2 Hampir semua provinsi menunjukkan peningkatan prevalensi dari tahun 2013 – 2018, kecuali Nusa Tenggara Timur. Empat provinsi dengan kasus tertinggi adalah DI Yogyakarta, DKI Jakarta, Sulawesi Utara, dan Kalimantan Timur. Pola konsumsi makanan dan minuman manis merupakan salah satu faktor risiko DM yang tergambar pada Riskesdas 2018 dimana sebagian besar responden yang mengonsumsi 1-6 x/minggu (47.8%) dibandingkan responden yang mengonsumsi <3x/bulan (12%).3
Beberapa hal yang dilakukan dalam pengendalian diabetes melitus adalah pengaturan pola makan, aktivitas fisik, dan terapi farmakologi. Tujuan tatalaksana kasus DM dibagi menjadi 3 secara garis besar: jangka pendek (meredakan keluhan, meningkatkan kualitas hidup, dan mengurangi risiko komplikasi akut), jangka panjang (mencegah dan menghambat progresivitas komplikasi mikrovaskular dan makrovaskular), dan tujuan akhir yaitu menurunkan angka morbiditas dan mortalitas. Pengaturan pola makan harus disesuaikan dengan kebutuhan kalori masing-masing dengan prinsip 3J yakni jenis, jumlah, dan jadwal asupan makanan. Pola makan yang baik dan aktif secara fisik akan membantu menjaga kadar gula darah, tekanan darah, dan kolesterol; membantu menurunkan berat badan atau mempertahankan berat badan ideal; mencegah komplikasi diabetes; dan merasa berenergi dan lebih baik. 3,4
CDC mengeluarkan perencanaan diet yang memandu kapan, apa, dan bagaimana cara makan untuk memenuhi nutrisi yang dibutuhkan sambil tetap menjaga kadar gula darah dalam target yang diinginkan. Perencanaan makanan yang baik mempertimbangkan tujuan, gaya hidup, dan obat-obatan yang dikonsumsi per individu. Sayuran dibagi menjadi pati (kentang, jagung, kacang polong) dan non-pati (brokoli, bayam, kacang panjang, wortel, paprika). Pasien DM dianjurkan untuk memperbanyak konsumsi sayuran non-pati, kurangi gula dan biji-bijian terolah seperti roti, nasi, dan paska dengan serat dibawah 2 gram per sajian, sebisa mungkin berfokus untuk makan makanan utuh dibandingkan makan yang telah diproses. Sumber lemak sehat terutama dapat diperoleh dari minyak canola atau minyak zaitun, kacang-kacangan dan biji-bijian, ikan (salmon, tuna, mackarel), dan alpukat.5
Seberapa cepat karbohidrat meningkatkan kadar gula darah bergantung pada jenis makanan dan konsumsi makanan lain. Misalnya, minum jus buah akan meningkatkan gula darah lebih cepat dibandingkan makan buah utuh. Konsumsi karbohidrat yang mengandung protein, lemak, atau serat, akan memperlambat peningkatan gula darah. Sebaiknya kadar gula darah juga tidak boleh terlalu rendah. Makanan dan minuman yang perlu dibatasi menurut National Institutes of Health adalah makanan yang digoreng atau tinggi lemak jenuh dan lemak trans, makanan yang tinggi garam, makanan manis seperti kue, permen, es krim, dan minuman dengan gula tambahan seperti jus, soda, atau minuman berenergi. Pertimbangkan pula menggunakan substitusi gula ketika minum kopi atau the. Bila Anda mengonsumsi alkohol, batasi menjadi satu (pria) atau dua (wanita) minuman per hari. Bila Anda menggunakan insulin atau obat DM yang meningkatkan jumlah insulin, alkohol dapat menyebabkan kadar gula darah terlalu rendah, sehingga dianjurkan untuk mengonsumsi alkohol disertai dengan makanan.6
Konsumsi jumlah karbohidrat yang kurang lebih sama setiap makan akan lebih memudahkan. Menghitung karbohidrat dan menggunakan metode piring merupakan dua alat yang paling umum yang dapat memudahkan perencanaan makan. Menghitung karbohidrat perlu kerjasama dengan dokter atau ahli gizi untuk menentukan seberapa banyak jumlah karbohidrat yang boleh Anda makan setiap hari dan setiap makan. Metode piring merupakan cara visual yang sederhana untuk memastikan Anda mengonsumsi cukup sayuran dan protein sambil membatasi jumlah makanan tinggi karbohidrat. Bayangkan piring berdiameter 9 inci, isi separuhnya dengan sayur-sayuran, seperempat bagian dengan protein lean, seperti ayam, turkey, tahu, telur, atau kacang-kacangan, dan seperempat sisanya dengan karbohidrat. Segelas susu akan dimasukkan ke dalam golongan karbohidrat ini. Kemudian, pilih air atau minuman rendah kalori seperti es teh tawar untuk pelengkap makanan. CDC juga mengajarkan panduan ‘tangan’ yang dapat digunakan untuk membantu estimasi ukuran porsi terutama ketika Anda harus makan di luar: 5,7
- 3 ons daging, ikan, atau unggas: satu telapak tangan (jari tidak termasuk)
- 1 ons daging atau keju: kempol (ujung ke pangkal)
- 1 cup atau 1 buah ukuran sedang: kepalan tangan
- 1-2 ons kacang-kacangan: gunakan tangan sebagai ‘mangkuk’
- 1 sendok makan: ujung jempol (dari ujung hingga sendi pertama)
- 1 sendok the: ujung jari (dari ujung hingga sendi pertama)

REFERENSI
1. Soelistijo SA. Pedoman pengelolaan dan pencegahan diabetes melitus tipe 2 dewasa – 2019. PB PERKENI. 2019;
2. Suhartatik S. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kepatuhan diet penderita diabetes mellitus. Healthy Tadulako J J Kesehat Tadulako. 2022 Sep 30;8(3):148–56.
3. Infodatin 2020 Diabetes Melitus.pdf [Internet]. [cited 2023 May 27]. Available from: https://www.kemkes.go.id/downloads/resources/download/pusdatin/infodatin/Infodatin%202020%20Diabetes%20Melitus.pdf
4. Forouhi NG, Misra A, Mohan V, Taylor R, Yancy W. Dietary and nutritional approaches for prevention and management of type 2 diabetes. BMJ. 2018 Jun 13;361:k2234.
5. Centers for Disease Control and Prevention. Eat Well [Internet]. Centers for Disease Control and Prevention. 2022 [cited 2023 May 27]. Available from: https://www.cdc.gov/diabetes/managing/eat-well.html
6. NIH: National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases. Diabetes Diet, Eating, & Physical Activity – NIDDK [Internet]. National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases. [cited 2023 May 27]. Available from: https://www.niddk.nih.gov/health-information/diabetes/overview/diet-eating-physical-activity
7. Diabetes UK. What is a healthy, balanced diet for diabetes? [Internet]. Diabetes UK. [cited 2023 May 27]. Available from: https://www.diabetes.org.uk/guide-to-diabetes/enjoy-food/eating-with-diabetes/what-is-a-healthy-balanced-diet