HIV & AIDS, Stop penularan HIV, Aku tahu Aku Sehat.
Oleh : dr. Maria Alfiani Kusnowati ( RS Bunda Pengharapan Merauke )
Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang merusak sistem kekebalan tubuh manusia dengan menyerang sel darah putih terutama CD4 yang berperan penting untuk melawan infeksi. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) adalah tahap akhir dari infeksi HIV, sekumpulan gejala yang timbul saat sistem kekebalan tubuh tidak mampu lagi melawan infeksi.
HIV tetap menjadi krisis Kesehatan global hingga saat ini, dengan 1,5 juta infeksi HIV baru dan 680.000 kematian akibat penyebab terkait AIDS yang terjadi pada tahun 2020. Terdapat 37,7 juta orang yang hidup dengan HIV pada tahun 2020, termasuk 10,2 juta yang tidak dalam pengobatan HIV. Di antara mereka yang tidak dalam pengobatan, diketahui 4,1 juta tidak mengetahui status HIV-positif mereka dan 6,1 juta mengetahui status HIV mereka tetapi tidak mendapatkan akses pengobatan.
Di Indonesia meskipun cenderung fluktuatif, data kasus HIV AIDS di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun. Diperkirakan terdapat 543.100 orang dengan HIV dan AIDS di tahun 2020. Hingga akhir tahun 2019 dilaporkan 377.564 kasus orang yang mengetahui statusnya terinfeksi HIV dan 127.613 orang dengan HIV-AIDS (23,5% dari total estimasi ODHA tahun 2020) sedang dalam pengobatan. Pada tahun 2019, Provinsi Papua menduduki peringkat kelima dengan jumlah kasus HIV terbanyak, dan peringkat ketiga dengan jumlah kasus AIDS terbanyak.
HIV dapat ditularkan melalui cairan tubuh dari orang yang terinfeksi, seperti darah, ASI (Air Susu Ibu), semen dan cairan vagina. HIV juga dapat ditularkan dari seorang ibu ke anaknya selama kehamilan dan persalinan. Orang tidak dapat terinfeksi melalui kontak sehari-hari seperti mencium, berpelukan, berjabat tangan, atau berbagi benda pribadi, makanan, atau air. Untuk mencegah penularan HIV, dikenal konsep “ABCDE” sebagai berikut:
A (Abstinence): Tidak melakukan hubungan seks bagi yang belum menikah.
B (Be Faithful) : Setia kepada satu pasangan seks (tidak berganti-ganti pasangan).
C (Condom): Cegah penularan HIV melalui hubungan seksual dengan menggunakan kondom.
D (Drugs) : Dilarang menggunakan narkoba, terutama narkoba suntik
E (Education) : Pemberian Edukasi dan informasi yang benar mengenai HIV, cara penularan, pencegahan dan pengobatannya.
Gejala HIV bervariasi tergantung pada stadium infeksi. Penyakit ini menyebar lebih mudah dalam beberapa bulan pertama setelah seseorang terinfeksi, namun banyak yang tidak menyadari statusnya hingga tahap selanjutnya. Dalam beberapa minggu pertama setelah terinfeksi orang mungkin tidak mengalami gejala. Orang lain mungkin memiliki penyakit seperti flu dengan gejala demam, sakit kepala, ruam, sakit tenggorokan. Infeksi ini akan secara progresif melemahkan sistem kekebalan tubuh, yang akan dapat menyebabkan tanda dan gejala lain seperti pembengkakan kelenjar getah bening, penurunan berat badan, demam tanpa sebab yang jelas dalam waktu yang lama, diare kronis, batuk. Dan tanpa pengobatan, orang dengan infeksi HIV dapat jatuh ke tahap AIDS dan dapat mengembangkan penyakit infeksi yang berat seperti tuberkulosis (TBC), meningitis kriptokokus, infeksi bakteri yang berat, kanker seperti limfoma dan sarkoma Kaposi, bahkan dapat menyebabkan infeksi lain menjadi lebih buruk seperti hepatitis C dan hepatitis B.
Penderita HIV memerlukan pengobatan dengan Antiretroviral (ARV) untuk menurunkan jumlah virus HIV di dalam tubuh agar tidak masuk ke dalam stadium AIDS, sedangkan penderita AIDS membutuhkan pengobatan ARV untuk mencegah terjadinya infeksi oportunistik dengan berbagai komplikasinya.
Sayangi diri anda dan orang-orang disekitar anda dengan mengetahui cara penularannya dan memutus rantai penularan. Jika ada keluarga atau teman dengan status HIV-AIDS mari dukung mereka secara emosional dan spiritual, dorong dan dukung untuk mengambil pengobatan, cegah komplikasi sebelum terlambat. Stop penularan HIV, Aku Tahu Aku Sehat.[***]