Harga Makin Tinggi, Petani Pilih Jual Beras Langsung ke Pasar daripada ke Bulog

0

Merauke, PSP – Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) kabupaten Merauke, Sukarmin mengungkapkan  banyaknya petani gagal panen di kabupaten Merauke menjadi faktor yang membuat harga beras di kabupaten Merauke melonjak naik dengan kisaran berada di harga Rp. 13 Ribu hingga Rp.  15 Ribu per kilo di pasaran.

Dengan harga beras dipasaran yang tinggi tersebut membuat banyak petani yang lebih memilih menjual hasil panennya secara langsung ke pasaran dibandingkan ke Bulog yang harganya jauh lebih rendah.

“ Kalau untuk sementara ini petani tidak ada yang jual ke Bulog karena memang pasaran di luar lebih tinggi harganya daripada Bulog, kalau di jual ke Bulog Rp. 9.950 sementara ke tengkulak sudah Rp.10.000-Rp. 11. 000, jadi petani memilih jual ke pasaran karena harganya lebih tinggi,” katanya kepada media ini melalui sambungan telepon belum lama ini.

Sementara itu, Bupati Merauke, Romanus Mbaraka mengatakan bahwa tingginya harga beras di kabupaten Merauke disebabkan banyak lahan petani yang mengalami gagal panen akibat dari kondisi cuaca yang ekstrim selama 3 tahun terakhir.

“ Harga beras di Merauke Rp. 15 Ribu orang di semua Kawasan Sentra Produksi (KSP) katakan bahwa ada uang tidak ada beras hari ini dan ini bukan petani atau salah pemerintah tapi ini karena faktor alam, ini semua harus akui,” jelasnya.

Untuk itu Pemerintah kabupaten Merauke akan melakukan koordinasi dengan Gubernur Papua Selatan agar ketersediaan pangan cukup di Merauke khususnya ketersediaan beras, juga dengan Bulog Merauke rencananya akan duduk, rapat terpadu agar bisa menghitung dengan baik karena petani Merauke juga tidak boleh rugi.

Namun begitu Bupati Romanus berharap dengan perkiraan dari BMKG yang menyatakan bahwa pada bulan Agustus mendatang sudah memasuki musim Kemarau, hal tersebut menjadi harapan bagi petani untuk kembali mengolah lahan padinya dengan harapan hasil panen yang maksimal.

“ Tapi konsistensi kita dengan perubahan iklim seperti ini khususnya kita mengalami panas sekarang kami harapkan untuk pertanian kita mulai stabil pada musim tanam pertama tahun ini menjelang tahun depan,” pungkasnya.[JON-NAL]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *