Gagal Panen, Bupati Minta Petani Padi Dengar Arahan dari Pemerintah
Para petani di Kampung Sumber Harapan. Foto: PSP/ERS
Merauke, PSP – 3 tahun terakhir, para petani padi mengeluh dengan hasil panen yang tidak maksimal. Bukan hanya hasil panen tidak maksimal, pernah petani juga mengalami gagal panen karena beberapa persoalan seperti hama dan ketersediaan pupuk. Kendati demikian, sebagian petani mencoba beralih menanam seperti cabai maupun sayuran.
Keluhan ini, disampaikan petani kepada Bupati saat berkunjung ke Kampung Sumber Harapan. Para petani di Kampung Sumber Harapan Distrik Tanah Miring tidak menyia – nyiakan ketika Bupati Merauke Drs. Romanus Mbaraka kunjungan kesana.
“Sakit pak, gagal panen,” ujar seorang petani perempuan di Kampung Sumber Harapan, Jumat (23/9).
Sementara, Sutisna yang juga seorang petani ketika ditanyai mengatakan, 3 tahun terakhir padi yang ditanam mengalami macet pertumbuhan akibat penyakit Merah.
“Penyakit merah, kalau sudah umur 1 bulan 2 minggu padi langsung merah – merah. Kadang – kadang 1 hektar itu tidak panen sekali pun. Cuma dapat 5 bondol (sak),” kata Sutisna.
Sutisna merasa, penyebab padi mengalami penyakit Merah disebabkan lahan yang kering membuat zat asam semakin tinggi.
“Habis dipupuk langsung merah. Penyakit merah sudah 3 tahun. Bisa satu malam tinggal lidinya. Kalau ulat masih bisa diatasi seperti grayak,” ujarnya.
Bukan hanya itu, untuk bekerja pun para petani disana kesulitan 1 mendapatkan alat pertanian. Begitupun mengenai pupuk.
“Untuk alat tani saja kami selalu sewa, traktor pernah ada punya Kodim terus sudah diambil lagi. Hanya ada beberapa orang saja yang punya. Pupuk apalagi, yang subsidi pernah ada, tapi susah, diminta 5 sak, datang 1 sak,” kata dia.
Biarpun masalah pertanian ada, kata Sutisna, tidak pernah ada pertanyaan – pertanyaan dari pihak – pihak lain untuk memberikan solusi.
“PPL saja disini tidak pernah ada, Biasanya kan ada pertanyaan dari pihak mana begitu karena ada masalah begini, ini tidak ada. Darimana mana saja tidak ada. Ya sekarang coba – coba tanam lombok lah, sayur,” ujar Sutisna.
Sementara itu Bupati Merauke Romanus Mbaraka, MT mengatakan, minggu depan akan memulai turun kampung untuk mencoba menampung persoalan – persoalan.
“Minggu depan saya janji kesini, minggu depan saya mulai turun kampung,” kata Bupati Mbaraka.
Bupati Mbaraka mengintruksikan, agar Petani mendengar pengarahan dari pemerintah soal mulai menanam.
“Makanya kita ini dengar – dengaran, kalau pemerintah sampaikan jangan tanam dulu jangan kamu tanam dulu, tolong didengar,” kata Bupati Mbaraka.
Sebab, kata Bupati Mbaraka, saat ini musim hujan tetapi bukan hujan untuk menanam padi.
“Tanda – tanda alam masih ada, masih ada sinar tegas matahari sebelum Desember. Ini hitungan saya, orang laut. Begitu bulan tinggi, panas kembali tegas, nanti air kembali keruh, mari pasang telinga,” ajak Bupati Mbaraka. [ERS-NAL]