APBD-P Diketok, Ada 4 Raperda Jadi Perda Ini Rinciannya

0
Penyerahan hasil rapat paripurna oleh pimpinan DPRD kepada pemerintah.

Penyerahan hasil rapat paripurna oleh pimpinan DPRD kepada pemerintah. Foto: PSP/ERS

Merauke, PSP – Setidaknya ada 5 buah pembahasan yang dilakukan DPRD dan Pemerintah Kabupaten Merauke dalam sidang paripurna APBD Perubahan tahun 2022 sejak Selasa 13 hingga 16 September 2022 lalu.

Satu diantaranya DPRD Merauke menyetujui LKPJ Bupati Merauke Tahun 2021, dan empat (4) diantaranya Raperda Pertanggungjawaban Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2021, Raperda tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, Raperda tentang Penyertaan Modal Daerah Pada PT. Bank Papua, serta Raperda tentang Perubahan APBD Tahun Anggaran 2022 dengan keputusan DPRD ditetapkan menjadi peraturan daerah.

Dalam sidang penutupan, seluruh fraksi menganggap LKPJ Bupati Merauke Tahun 2021 menunjukkan keseriusan pemerintah untuk meningkatkan kemampuan di bidang pengelolaan keuangan. Dimana realisasi penerimaan dihitung dapat melampaui target mencapau 100,12 persen.

Selanjutnya, penyerapan pendapatan yang bersumber dari transfer pemerintah pusat sebesar Rp. 1.725.294.547.374,00 atau realiasasi mencapai 100,82 persen, kemudian pendapatan lain – lain yang sah sebesar Rp. 35.126.223.350,00 atau realisasi 144,78 persen menunjukkan kinerja pemerintah tahun 2021 mencapai target.

Namun disamping itu, seluruh fraksi memaklumi belanja tahun 2021 yang hanya mencapai 92,11 persen, semula dianggarkan Rp. 1.936.332.362.933,00 dan realisasi belanja hanya sebesar Rp.1.783.570.416.177,58.

Sementara, terkait Raperda mengenai penyertaan modal daerah kepada PT. Bank Papua, merupakan penyertaan modal kepada pihak kedua dianggap telah sesuai dengan pasal 78 ayat 2 undang – undang nomor 12 tahun 2019 tentang pengelolaan keuangan daerah  serta pasal 21 ayat 5 peraturan pemerintah nomor 54 tahun 2017 tentang BUMD.

“Raperda penyertaan modal merupakan raperda yang dibutuhkan, sebagaimana ditegaskan pada permendagri nomor 77 tahun 2022 tentang pedoma  teknis pengelolaan daerah yang mewajibkan ditetapkan paling lama tahun 2022,” ujar Ketua Fraksi PKB Nyaman Budiman.

Nyaman juga menyebutkan, bahwa mengenai APBD Perubahan tahun 2022 sudah terdapat persamaan pandangan antara pansus A dan pansus C terhadap isi dan substansi Raperda tersebut.

Adapun postur APBD perubahan secara umum sebagai berikut,

Pendapatan semula Rp. 2.104.276.594.520 bertambah Rp. 60.085.590.975.

Dengan perincian, PAD semula Rp.167.395.437.370 bertambah Rp.30.262.610.557.

Setelah perubahan menjadi Rp. 197.658.047.927. Pendaptan transfer semula Rp. 1.935.915.535.076 bertambah Rp. 29.892.240.102 setelah perubahan menjadi Rp.1.965.807.775.178. Sementara lain – lain pendapatan daerah yang sah, semula Rp. 965.622.074 berkurang Rp. 69.259.684 setelah perubahan menjadi Rp. 896.362.390.

Disisi lain, belanja semula sebesar Rp. 2.097.276.594.520 bertambah sebesar Rp. 409.726.449.889 menjadi Rp. 2.507.003.044.409 dengam rincian, belanja operasi semula Rp. 1.436.980.512.931 bertambah Rp. 161.444.611.798 setelah perubahan menjadi Rp. 1.598.425.124. 729.

Belanja modal semula Rp. 303.582.149.660 bertambah Rp.232.514.240.591 setelah perubahan menjadi Rp.563.096.390.251. Belanja tidak terduga semula Rp.9.000.000.000 bertambah 8.501.091.100 setelah perubahan menjadi Rp.17.501.091.100. Belanja transfer semula Rp. 320.713.931.929 bertambah Rp.7.266.506.400 setelah perubahan menjadi Rp. 327.980.438.329. Pembiayaan, penerimaan semula Rp. 0 (Nol) bertambah Rp. 349.640.858.914 setelah perubahan menjadi Rp. 349.640 857.914. Pengeluaran semula Rp.7.000.000.000, tidak ada penambahan, sementara setelah perubahan menjadi tetap Rp. 7.000.000.000 sehingga pembiayaan netto menjadi defisit Rp. 342.640.858.914,-. [ERS-NAL]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *