Rencana Pembangunan Bendungan di Kali Muyu, BWS : Tim tetap bekerja dilapangan walau ada penolakan

1
Mezaac Elias Tomasila, ST

Mezaac Elias Tomasila, ST

Merauke, PSP – Kepala Sub Bagian Tata Usaha Balai Wilayah Sungai Merauke – Papua Mezaac Elias Tomasila, ST menyampaikan tim tetap melakukan pekerjaan survei dan melakukan pengumpulan data di wilayah Ninati demi pembangunan bendungan di Kali Muyu Kabupaten Boven Digoel.

“Tim survei tetap bekerja mengambil data di lapangan walaupun ada penolakan, karena pembangunan ini masih bersifat perencanaan. Semua data akan ditinjau dan di evaluasi sambil menunggu pernyataan dukungan dari Bupati Boven Digoel,” jelas Mezaac saat ditemui diruang kerjanya, Senin (1/8).

Hal itu ditegaskan Mezaac menyusul setelah dilakukan pertemuan dengan masyarakat Ninati seusai pertemuan dengan warga Boven Digoel yang berdomisili di Kabupaten Merauke beberapa waktu lalu.

“Memang sempat ada pro dan kontra tetapi kami menilai bahwa masyarakat yang berdomisili di Kabupaten Boven Digoel terutama di Ninati sangat mendukung dan menerima rencana pemerintah untuk membangun bendungan di sungai Muyu,” kata dia.

Mezaac katakan, masyarakat yang menerima pembangunan itu juga menginginkan adanya dukungan dari pemerintah daerah guna merealisasikan pembangunan bendungan.

“Mereka meminta agar Bupati Boven Digoel membuat pernyataan sikap untuk mendukung pembangunan itu,” kata Mezaac.

Mezaac menambahkan, pembangunan bendungan sedianya masih dalam perencanaan maka besaran anggaran belum dapat ditentukan “Proses masih cukup panjang. Karena ini juga pekerjaan monumental yang besar di Papua. Ini bendungan pertama nanti di Papua dan akan menjadi bendungan ke-66 di Indonesia,” ungkapnya. [ERS-NAL]

1 thought on “Rencana Pembangunan Bendungan di Kali Muyu, BWS : Tim tetap bekerja dilapangan walau ada penolakan

  1. Org yg bicara mengatas namakan pemerintah ini punya hak ulayat di diayrik ninati kh?
    Anda harus tahu bahwa yg berdomisilih di distrik itu bukan semua pemilik yg sah, pemilik yg sah tidak berada di distrik ninati, mereka ada di merauke, sorong, jayapura, wamena, timika.
    Jika di paksakan jgn salahkan pemilik kalau ada korban jiwa di lapangan.
    Ingat, papua ini Tanah Adat, yg bermain dgn Tanah Adat akan di telan tanah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *