27 Juli 2024

Pupuk Bersubsidi Langka, Ini Penjelasan Kadis Tanaman Pangan Merauke

0

Kepala Dinas Tanaman Pangan Kabupaten Merauke, Ratna Launce

Merauke, PSP – Langkanya pupuk bersubsidi di Merauke membuat petani kesulitan menanam padi. Sampai saat ini ketersediaan pupuk bersubsidi masih kosong, padahal musim tanam sudah tiba. Ketua Aliansi Petani Padi Merauke, Bino mengatakan, penyaluran pupuk subsidi oleh pemerintah pada petani padi di musim tanam tahun ini agak telat, bahkan direncanakan akan di salurkan ditahun 2022, tepatnya di bulan Januari. Tentu ini akan menjadi objek permasalahan karena ada beberapa hal yang akan dipertimbangkan oleh petani padi dalam memaksimalkan hasil produksi yang baik.

“Petani tidak akan sanggup dalam mengambil pupuk non subsidi dengan jumlah dan harga yang sangat tinggi sesuai dengan luas lahan sawah yang tersedia. Belajar dari pengalaman petani bisa mendapatkan hasil produksi beras yang baik, karena proses pemupukan bukan hanya digunakan dengan pupuk subsidi saja, tetapi di gunakan secara bersamaan dengan pupuk non subsidi,” kata Bino saat di hubungi melalui via telepon, Selasa (14/12/21).

Sambungnya, petani berharapkan pupuk subsidi bisa di salurkan sesuai dengan RDKK (Rencana Defenitif kebutuhan Kelompok), karena tiap tahun RDKK yang diajukan bukannya semakin meningkat, justru semakin menurun, dan bahkan tidak sesuai dengan yang diajukan. Dan juga pemerintah selalu salurkan pupuk subsidi ini tidak tepat dengan waktu musim tanam, sehingga harapannya pemerintah harus bisa tekad dalam melihat persoalan ini.

“Harapannya proses penyaluran pupuk subsidi harus tepat waktu, pemerintah juga harus salurkan pupuk sesuai dengan RDKK, karena setiap petani yang diberikan pupuk subsidi itu dua hektar. Dan untuk saat ini ada sebagian petani yang sudah melakukan proses penanaman padi dengan menggunakan pupuk non subsidi yang didatangkan luar kota merauke,” terangnya.

Selain itu, kata dia, di tahun lalu juga itu pernah penyaluran pupuk subsidi disalurkan di bulan Februari dan itu tidak tepat waktu dengan proses penanaman padi, sehingga kami juga ingin agar penyaluran pupuk subsidi ini, jangan terjadi seperti tahun-tahun sebelumnya. Pemerintah harus mempunyai kebijakan dalam memfasilitasi petani padi, karena lumpung pangan padi yang luas di papua, tentu hanya ada di kabupaten merauke.

Sementara itu, persoalan ketersediaan pupuk terus disikapi oleh Pemerintah Kabupaten Merauke. Kepala Dinas Tanaman Pangan Kabupaten Merauke, Ratna Launce menegaskan bahwa pendistribusian pupuk bersubsidi tidak mengikuti masa atau musim tanam padi, akan tetapi mengikuti tahun anggaran.

 Hal ini lah yang penjadi pangkal persoalan tidak adanya pupuk diakhir tahun yang nota bene para petani telah memasuki masa tanam musim penghujan.

“Kita punya kegiatan pupuk itu dia mengikuti tahun anggaran, bukan mengikuti musim tanam. SK itu kan dari januari sampai Desember, kalau menurut RDKK untuk dua musim tanam, yaitu musim rendeng dan gadu. Kalau rendeng itu kan dari Oktober sampai Maret, tapi dihitungnya dari Januari sampai Maret, dan rendeng dari Maret sampai Agustus,” katanya di ruang kerjanya, Selasa (14/12).

Sementara ini, Ratna mengaku pihaknya sedang menunggu hasil pengajuan RDKK dari pemerintah provinsi Papua.

“Memang distributor menunggu RDKK dari Dinas, dan sementara masih dalam pengimputan ke provinsi dan provinsi ke pusat. Sehingga, ketika sudah fiks RDKK nya, ini baru diberikan ke distributor,” tambahnya.

Karena masih berproses dalam pengusulan, Ratna memastikan pupuk akan bisa direalisasikan pada tahun depan, bahkan menurutnya bisa jadi akan terlambat. 

“Kami mengharapkan sebenarnya Januari sudah harus ada. Ya itu sudah pasti telat. Kita sudah dari bulan berapa itu menyusun RDKK, tapi kan mereka juga melalui proses,” ujarnya.

Menurut Ratna, mau tidak mau, seluruh petani harus menunggu sampai Januari mendatang. 

“Kita harus mengikuti aturan yang ada, dengan menunggu itu.  Saya kira tiap tahun, mereka sudah tahu seperti itu. Kalau ada sisa, silahkan mereka tebus, kalau tidak ada ya sudah,” pungkasnya. [RADE/WEND-NAL]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *