Suku Yei Gelar Ritual Adat untuk Bakal Calon Yosep Gebze – Tohaman
Merauke, PSP – Suku Yei, di Kampung Toray, Distrik Sota, Kabupaten Merauke menggelar ritual adat di Kampung Toray, Selasa (7/7). Ritual adat itu digelar untuk penobatan Yosep Gebze dan Tohaman, sebagai perwakilan adat Suku Malind yang maju sebagai bakal calon bupati dan bakal calon wakil bupati dalam Pilkada 2020 yang akan berlangsung 9 Desember 2020 mendatang.
Wakil ketua Adat Suku Yei, Kampung Toray, Absalom Kapaiter mengemukakan ritual secara agama dan adat di lakukan selama dua hari. Ritual ini sebagai wujud bahwa suku Yei menaruh harapan besar kepada pasangan Yosep-Tohaman.
“Ritual adat ini menandakan Suku Yei sudah menerima sepenuhnya bakal calon tersebut. Saat mereka nantinya menjadi pimpinan, diharapkan mampu merubah kehidupan suku Marind,” ujar Absalom kepada wartawan, Rabu (8/7).
Absalom menyebut, Yosep Gebze merupakan keturunan Suku Yei. Dimana, ibu dari Yosep, merupakan suku Yei. Dengan itu, suku Yei merasa bersyukur, bahwa ada keturunan suku Yei yang maju mencalonkan diri sebagai orang nomor satu di Kabupaten Merauke.
“Ini pertama kali ada keturunan suku Yei yang mau mencalonkan diri sebagai Bupati Merauke. Kami punya rindu dan mimpi agar anak dari suku Yei bisa mencalonkan diri dalam pemilihan Bupati Merauke,”ujarnya.
Bagi mereka, langkah dari Yosep Gebze itu merupakan hal itu sebuah kegemberiaan dan kebanggaan. Dengan harapan, bila Yosep terpilih dari pemimpin Merauke nantinya, diharapkan bisa merubah kehidupan orang Marind.
Ritual adat tersebut dilakukan mulai dari pemakaian pakaian adat di dalam rumah adat, bagi Yosep dan Tohaman. Keduanya kemudian digiring ke lapangan yang di kelilingi oleh busur dan anak panah. Busur dan anak panah ini sebagai simbol untuk berburu dan sebagai alat untuk berperang.
Kemudian, dilanjutkan dengan nyanyian adat sambil menggiring kedua pasangan ini ke dalam perahu. Dari sana, bakal calon ini diarahkan berbalik arah ke timur untuk pemasangan mahkota yang terbuat dari bulu kasuari. Keduanya (Yosep-Tohaman,red), kembali digiring berdiri di atas tikar yang bergambar sejumlah hewan. Tikar lalu ditusuk dengan anak panah dan dibakar. Dengan dibakarnya tikar bergambar hewan, menandakan ada kehidupan baru.
Sementara Yosep Gebze mengatakan, sebagai manusia yang beriman dan berasal dari masyarakat adat, ritual adat tersebut sebagai bentuk permohonan restu dari tetua adat.
“Mudaha-mudahan harapan mereka (suku Yei,red) menjadi kenyataan. Pendidikan, kesehatan, peningkatan ekonomi, sosial dan budaya, belum sepenuhnya dirasakan oleh suku Marind,” ujarnya.
Sebagai anak asli Merauke, Yosep Gebze sudah punya komitetmen untuk maju sebagai bakal calon bupati Merauke meramaikan Pilkada 2020 nanti. Atas restu dari para tetua adat suku Yei, Yosep berharap nantinya bisa membangun Merauke lebih baik. “Kami tau selama ini sudah ada sentuhan, tapi itu belum maksimal. Jika Tuhan ijinkan saya terpilih sebagai kepala daerah, maka kami akan memcoba melakukan hal yang terbaik kepada masyarakat. Kami tumbuh dari masyarakat, kami kembali akan berbuat kepada masyarakat,” pungkasnya. [FHS-NAL]