Rapid Test Covid-19 untuk Perorangan Dikenai Biaya Rp. 200 Ribu

0

Masyarakat antri untuk rapid tes di Kantor Bupati Merauke, Kamis (25/6). Foto: PSP/ERS

Merauke, PSP – Biaya rapid tes massal Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Merauke tidak membebankan biaya kepada masyarakat alias gratis. Namun, berbeda ketika masyarakat ingin di rapid test secara perorangan demi keperluan pribadi.

“Kalau rapid test massal gratis, yang bayar itu kan cuman untuk mereka yang mau berangkat,” ujar Juru Bicara Covid-19 Kabupaten Merauke, dr. Nevile R. Muskita kepada Papua Selatan Pos di Posko Satgas Covid-19 Merauke, Kamis (25/6).

Dikatakan Nevile, biaya rapid test perorangan demi kepentingan pribadi sebesar Rp.200.000. Besaran biaya itu sudah diturunkan dari jumlah sebelumnya Rp.370.000

“Sudah berlaku sejak Senin lalu sudah ditandatangani perbupnya,” kata Nevile.

Dilanjutkan, biaya itu sengaja diturunkan demi membantu mereka yang membutuhkan surat keterangan sehat. Dibandingkan melakukan rapid tes di fasilitas kesehatan milik swasta yang mengenakan biaya hingga Rp. 400.000.

“Masyarakat tinggal pilih saja, ke klinik swasta 475.000. Diawal kemarin ditetapkan Rp.370.000 , demi menolong masyarakat ditengah pendemi ini, supaya meringankan,” tutur Nevile.

Ditambahkan, sedianya alat rapid tes hanya dapat digunakan sekali untuk satu orang.

“Satu alat rapid tes hanya bisa digunakan satu kali, habis itu buang,” pungkasnya.

Respon masyarakat yang membutuhkan surat kesehatan rapid test dan harus membayar ini pun bermunculan dan bervariasi.

Nanang misalnya, saat ditanyai di sela – sela gilirannya di rapid tes mengatakan, merasa terbebani dengan biaya itu.

“Mahal juga mas, udah cari uang susah, bayar pula, belum lagi beli tiket. Saya udah lama terkunci di Merauke, mau pulang ke Jogja,” kata Nanang.

Berbeda dengan Ibu Ria, yang ingin mengurus pensiunan ke Jayapura. Mau tidak mau terpaksa harus merogoh kocek.

“Mau tidak mau, habis kita perlu jadi,” kata Ibu Ria. Sedangkan menurut Gayuh, biaya yang dibebankan untuk mengurus rapid tes terbilang murah. “Di Merauke Rp. 200.000, dibandingkan di Jawa, itu Rp. 350.000, anak saya disana mau pulang kemari,” kata Gayuh. [ERS-NAL]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *