Pengoperasian Bandara dan Pelabuhan Menunggu Perintah Bupati

1

Bandara Mopah Merauke. Foto: PSP/Dok.

Merauke, PSP – Pengoperasian tranportasi di bandar udara dan pelabuhan untuk wilayah Kabupaten Merauke hingga saat ini masih menunggu perintah dari Bupati Merauke, Frederikus Gebze, SE, M.Si. Hal itu sebagaimana disampaikan Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Merauke, Fransiskus Anggawen, S.Sos, M.Si saat ditemui Papua Selatan Pos di ruang kerjanya, Senin (8/6).

Dia mengatakan bahwa Pemerintah Provinsi Papua telah memperpanjang penutupan bandara dan pelabuhan di wilayah Papua hingga tanggal 19 Juni 2020 mendatang. Meskipun demikian setiap kepala daerah juga dapat mengambil kebijakan sendiri untuk membuka akses tranportasi di wilayahnya masing-masing.

“Untuk di masing-masing kabupaten ini sesuai dengan perintah bupati, karena ada kabupaten yang sudah hijau dan ada juga yang masih merah. Jadi tergantung bupati masing-masing, apakah mau buka untuk tranportasi penumpang atau hanya barang dan kita di Merauke juga begitu, kita masih menunggu perintah pak bupati,” kata Fransiskus.

Dia menyampaikan pihak otoritas bandara maupun pelabuhan sendiri telah siap untuk membuka kembali jalur tranportasi udara dan laut dengan menerapkan protokol kesehatan. Sementara hanya tinggal menunggu perintah Bupati Merauke untuk bandara dan pelabuhan dioperasikan kembali.

“Untuk adanya itu yang bilang tanggal 10 Juni bandara buka, ini belum ada informasi yang pasti. Karena semuanya kita menunggu perintah dari pak bupati dan belum ada perintah untuk dibuka tanggal 10. Jadi semua tergantung keputusan bupati nantinya selaku kepala daerah dan ketua satgas covid dan kita hanya menunggu itu. Untuk jalur darat, hari ini (kemarin,red) pak bupati sementara perintahkan untuk ditutup selama 2 hari,” kata Fransiskus. [JAK-NAL]

1 thought on “Pengoperasian Bandara dan Pelabuhan Menunggu Perintah Bupati

  1. Status merauke sudah mulai ‘hijau’ dari kasus covid-19. Meskipun begitu, rasanya masih perlu berhati hati membuka akses penerbangan dari luar merauke. Hal ini karena diluaran sana masih banyak wilayah dengan status ‘merah’ bahkan ‘hitam, sehingga peluang kota merauke dimasuki lagi oleh orang yang terpapar covid-19 menjadi terbuka lagi. Yang terpenting selama penutpan akses, kondisi pangan dapat terjamin dan bisa dipasok sendiri dati merauke.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *