Jalani Asimilasi di Rumah, 133 Warga Binaan Dalam Pengawasan Bapas Merauke

Miskidi, SH
Merauke, PSP – 133 warga binaan (narapidana) saat ini sedang dalam pengawasan Balai Pemasyarakatan (Bapas) Kelas II Merauke. Mereka adalah warga binaan yang semntara menjalani masa asimilasi di rumah masing-masing. 82 orang diantaranya merupakan warga binaan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II B Merauke, 42 orang warga binaan Lapas Kelas II Timika dan 9 orang lainnya adalah warga binaan Lapas Kelas III Tanah Merah.
Kepala Bapas Kelas II Merauke, Miskidi, SH mengatakan mengatakan 113 orang ini telah menjalani asimilasi di rumah dan integrasi sosial sejak 1 April 2020. Setiap warga binaan yang menjalani asimilasi tidak diperbolehkan untuk keluar dari rumah, tetapi bisa diizinkan untuk bekerja. Selain itu mereka juga dikenakan wajib lapor sekali dalam seminggu.
“Sampai sekarang memang berjalan aman, hanya kemarin ada 1 orang yang kembali melakukan aksi pencurian, makanya asimilasinya dicabut. Jadi kalau ada yang tidak melapor nanti akan dicek oleh pembimbing kemasyawakatan, kendalanya apa. Mereka cukup melapor melalui telepon atau whatapp. Kalau seandainya ada yang pindah tempat tinggal juga harus melaporkan,” kata Miskidi saat ditemui Papua Selatan Pos di ruang kerjanya, Senin (18/5).
Dia menjelaskan asimilasi di rumah ini merupakan program Direktorat Jenderal Pemasyarakatan dalam rangka pencegahan penyebaran Covid-19 di dalam lapas. Program asimilasi kali ini, tentunya berbeda dengan asimilasi yang biasanya diprogramkan oleh lapas. Sementara untuk mendapatkan asimilasi seorang warga binaan minimal harus sudah menjalani setengah dari masa pidana dan tentunya sudah memenuhi syarat dan ketentuan yang berlaku.
“Selama ini dalam hal pengawasan memang tidak ada kendala-kendala yang dihadapi. Seluruh warga binaan rutin wajib lapor kepada kami. Setiap warga binaan yang mendapatkan asimilasi dan dilimpahkan ke bapas, kami selalu mengingatkan agar mereka memanfaatkan kesempatan ini dengan baik untuk bercengkrama dengan keluarga, beribadah dan bekerja sesuai keterampilan masing-masing,” kata Miskidi. [JAK-NAL]