Kalau Mau Jadi Turis, Jangan Jadi Pemimpin

0
Sambutan wakil Gubernur Provinsi Papua Selatan saat menghadiri kegiatan Paroki Sakramen Maha Kudus Waropko ke-67

Sambutan wakil Gubernur Provinsi Papua Selatan saat menghadiri kegiatan Paroki Sakramen Maha Kudus Waropko ke-67

Tanah Merah, PSP – “Kalau Anda mau tidur, silakan masuk ke kamar. Jangan jadi pemimpin. Kalau Anda gampang sakit, jangan jadi pemimpin. Kalau Anda ingin jadi turis, lamar saja jadi turis, supaya bisa terbang ke mana-mana. Jangan jadi kepala daerah.”

kira-kira itu sindiran Keras Wakil Gubernur Provinsi Papua Selatan Paskalis Imadawa, saat Kunjungan Kerja di Boven Digoel pada 10 Juni 2025 lalu di Waropko Kabupaten Boven Digoel.

Kritik keras yang di sampaikan Wakil Gubernur Provinsi Papua Selatan Paskalis Imadawa, kepada pemerintah Boven Digoel itu bukan tanpa alasan. Karena sesuai dengan pengamatannya, minimnya perhatian pemerintah daerah dalam hal pemda Boven Digoel terhadap wilayah perbatasan, justru pemerintah provinsi yang selalu menunjukan eksistensi selama ini, yang seharusnya menjadi perhatian dari pemerintah kabupaten.

“Ini sebuah tamparan besar bagi Pemerintah Kabupaten Boven Digoel. Hari ini, Ketua DPR dan saya sebagai Wakil Gubernur bisa hadir di Waropko. Lalu pertanyaannya, siapa yang lebih dekat secara administratif ke Waropko, provinsi atau kabupaten? Masyarakat sendiri jawab: kabupaten,” tegas Paskalis.Imadawa, Selasa.

Menurut Paskalis, jika Waropko sebagai salah satu titik perbatasan dapat dibenahi dan ditata dengan baik, maka wajah Provinsi Papua Selatan pun akan terlihat lebih baik di mata publik. Bahkan, katanya, persepsi masyarakat Papua Nugini terhadap Indonesia pun dapat turut berubah ke arah yang positif.Tak hanya itu, Paskalis juga menyentil para pemimpin daerah yang dinilainya tidak menjalankan tanggung jawab dengan sepenuh hati.

Diakhir kunjungannya, Wakil Gubernur menyampaikan selamat ulang tahun ke-67 bagi Paroki Sakramen Maha Kudus Woropko. Ia berharap momen peringatan ini menjadi pemicu lahirnya semangat baru untuk membangun kebaikan, terutama bagi masyarakat yang kurang mampu. “Kebaikan itu harus dimulai dari tapal batas NKRI dan tapal batas Papua Selatan, yaitu Woropko,” tutupnya.[VER-NAL]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *