Kampung Wasur, Oase Asri yang Jadi Inspirasi di Hari Bumi 2025

0
Aksi tanam pohon di Kampung Wasur dan penyerahan penghargaan dalam rangka Hari Bumi 2025.

Aksi tanam pohon di Kampung Wasur dan penyerahan penghargaan dalam rangka Hari Bumi 2025.

Merauke, PSP – Dalam rangka peringatan Hari Bumi tahun ini, secercah harapan tumbuh di ujung timur Indonesia. Kampung Wasur, sebuah kampung kecil yang asri di jantung Provinsi Papua Selatan, tengah menarik perhatian dua lembaga lingkungan.

LSM Harmoni Alam Papuana dan Papua Paradise Center, MeNoken Anim-Ha.

Tak sekadar kampung biasa, Wasur kini dijadikan model percontohan bagi kampung-kampung lain dalam merawat lingkungan dengan sentuhan kearifan lokal.

Bukan tanpa alasan, masyarakatnya dikenal progresif dalam menata lingkungan. Mereka tak menunggu momentum besar untuk bergerak. Membersihkan saluran air, memungut sampah plastik, menanam pohon, semua dilakukan dengan kesadaran kolektif yang kuat.

Kelompok masyarakat bernama Sokodu Mbur Sokodu Via yang dalam bahasa Suku Marori Mengge berarti “Satu Hati, Satu Tujuan” menjadi motor penggerak. Di bawah kepemimpinan Charles Gebze dan bimbingan Agustinus Mahuze sebagai inisiator pemberdayaan masyarakat kampung, mereka menjadikan tindakan-tindakan kecil sebagai pilar dalam menjaga bumi.

Atas aksi nyata ini, LSM Harmoni Alam Papuana memberikan piagam penghargaan sebagai bentuk apresiasi dan dorongan semangat. “Kampung Wasur adalah ikon Merauke. Kami rekomendasikan jadi contoh karena inisiatif lokalnya tidak mengesampingkan kelestarian alam,” ujar Direktur LSM tersebut, Dewanto Talubun di Wasur, Selasa (22/4).

Dukungan juga datang dari Direktur Papua Paradise Center, Marthen Ayub Luturmasse. Tak hanya berupa kata-kata, mereka turut membawa bibit pohon pinang dan pohon kayu bus untuk ditanam bersama warga, sebagai bagian dari perayaan Hari Bumi 2025.

“Kami ingin menunjukkan bahwa menjaga alam tidak harus menunggu momen. Aksi bisa dilakukan setiap hari. Kami merekomendasikan Wasur untuk kampung lain agar dicontoh,” ujar Ayub.

Ditempat yang sama Ketua Kelompok Sokodu Mbur Sokodu Via Charles Gebze mengaku termotivasi dengan adanya dukungan dari pihak lain agar terus merawat kampung.

“Tindakan-tindakan positif akan terus kami lakukan untuk memperbaharui kampung kami, terima kasih juga untuk pemerintah yang sudah memberikan perhatian kepada kampung kami,” ujar Charles Gebze.

Kampung ini bahkan terbukti tangguh saat bencana datang. Ketika sebagian kota Merauke dilanda banjir, Wasur tetap aman. “Karena kami bersihkan saluran air lebih dulu, sesuai cara kami yang diwariskan leluhur,” jelas Agustinus Mahuze.

Kepala Kampung Wasur , Dominggus Bakap, menegaskan bahwa pemerintah kampung terbuka terhadap semua bentuk kolaborasi. “Tuhan sudah menciptakan segalanya dengan baik. Tugas kita mengelola dengan bijak dan menjaga kearifan lokal,” ucapnya penuh makna. Kampung Wasur, dengan hijaunya pepohonan dan jalanan bersihnya, kini bukan hanya tempat tinggal, tetapi juga simbol bahwa cinta terhadap bumi bisa dimulai dari rumah sendiri. [ERS-NAL]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *