Gotong Royong Wujudkan Swasembada

0
WhatsApp Image 2025-02-27 at 21.38.04

Merauke, PSP – Semangat gotong royong merupakan salah satu ciri khas dan budaya bangsa Indonesia. Bekerja sama, wujud nyata dari persatuan yang sudah turun menurun dilaksanakan masyarakat Indonesia.

Gotong royong ini juga tampak terimplentasi dalam harapan mewujudkan cita-cita Indonesia sebagai penghasil cadangan pangan.

Di Indonesia, ada beberapa wilayah yang ditetapkan pemerintah sebagai penyangga atau lumbung pangan nasional. Salah satunya kabupaten Merauke, Provinsi Papua Selatan.

Merauke sebagai wilayah berpotensi penghasil pangan, mengingat luasan lahan di daerah ini dianggap cukup memberikan makna bagi rakyat Indonesia.

Pemerintah lewat program-program nya terus berbondong-bondong dan juga bergotong royong menyentuh Merauke, guna meraih cita-cita swasembada pangan dimaksud.

40 ribu hektare lahan dioptimasi guna mencetak sawah ditempat ini dan masuk dalam Proyek Startegis Nasional (PSN).

Optimasi terhadap 40 ribu hektare lahan rawa itu tersebar di enam distrik di Kabupaten Merauke.

Perinciannya, sekitar 10.500 hektare di Distrik Tanah Miring, sekitar 10.600 hektare di Distrik Kurik, dan 6.000 hektare di Distrik Semangga. Selain itu, sekitar 6.600 hektare di Distrik Malind, sekitar 1.600 hektare di Distrik Merauke, dan sekitar 4.500 hektare di Distrik Jagebob.

Untuk mewujudkan swasembada khususnya beras, di lahan yang sudah ditetapkan pemerintah sebagai objek cetak sawah itu, tentu boleh berhasil dengan semangat gotong royong tadi.

Berbagai lini bukan saja di sektor pemerintahan kelihatannya terus bergerak mengeroyok program yang merupakan komitmen Presiden Prabowo itu.

Ya, untuk mencapai swasembada pangan khususnya beras dengan kualitas baik, tidak didukung oleh satu atau dua dan atau tiga sektor saja. Bukan hanya alsintan, infrastruktur, bibit, atau banyak lagi, tetapi juga pupuk. Agar terjaga kualitasnya.

Di Merauke, jauh sebelum hari ini petani sebagai aktor utama di persawahan sering Ngedumel karena pupuk sering tidak terealisasi dengan baik. Bahkan petani harus mengantre di bawah terik panas matahari hanya untuk mendapatkan pupuk. Tak jarang setelah mengantre berjam-jam, pulang tidak bawa pupuk.

Kali ini, sebagai pewarta lokal, yang juga sempat menulis jeritan petani Merauke soal pupuk, saya terkejut dengan keadaan pupuk di Merauke, terutama pupuk bersubsidi.

Menurut data kebutuhan pupuk subsidi menurut E-RDKK (Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok) dan alokasi di kabupaten Merauke tahun anggaran 2025, terdapat 18.775 petani di 11 distrik, dengan alokasi pupuk Urea 8.771.000 kilogram dari kebutuhan E-RDKK 9.377.741 kilogram. Sedangkan pupuk NPK, dengan jumlah petani yang sama, alokasi sebesar 13.537.000 kilogram dari kebutuhan E-RDKK 21.295.409 kilogram.

PT. Pupuk Indonesia sebagai produsen pupuk dan kemudian menjalankan mandat pemerintah, tidak mau ketinggalan untuk mewujudkan swasembada. Mereka berkolaborasi dengan berbagai stakeholder guna menyampaikan “pesan” pemerintah ke tangan para petani agar harapan swasembada itu bisa terwujud.

Mulai dari pemerintah daerah di Provinsi Papua Selatan, jasa logistik, distributor, hingga pengecer/kios menjadi rantai jalur pupuk subsidi ke tangan petani.

“Ada 22 ribu petani di Merauke yang sekarang ada dalam RDKK,” ujar Kepala Bidang Prasarana dan Sarana Pertanian Dinas Pertanian, Tanaman Pangan Hortikultura, dan Perkebunan Kabupaten Merauke, Yuliana Payunglangi, SP, di ruang kerjanya, Jumat (7/2).

Yuliana bilang peraturan Menteri Pertanian Nomor 10 Tahun 2022 mencantumkan 9 komoditi yang berhak mendapatkan pupuk subsidi.

Namun, pada tahun 2025, peraturan baru akan mencakup 10 komoditi, memberikan kesempatan bagi lebih banyak petani untuk mendapatkan subsidi pupuk. Khusus di Merauke, komoditi utama yang menjadi fokus adalah padi, jagung, kedelai, dan tanaman hortikultura.

Dari jumlah data kebutuhan dan alokasi pupuk untuk Merauke, Yuliana bilang stok pupuk selama dua tahun terakhir sudah terpenuhi 100% dari kebutuhan Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) petani.

“Sampai sekarang, pupuk di Merauke tidak ada masalah. Kami bersyukur, dua tahun terakhir stok pupuk selalu terpenuhi seratus persen sesuai dengan kebutuhan RDKK,” katanya.

Bahkan pada bulan Januari 2025, kata dia, penebusan pupuk untuk petani sudah dimulai di pengecer dan kios-kios yang ditunjuk.

Jumlah alokasi tersebut sudah termasuk untuk mendukung upaya pemerintah menjadikan merauke sebagai lumbung pangan, termasuk oplah 40 ribu hektar lahan. “Jumlah pupuk itu juga untuk 2 kali musim tanam tapi dengan oplah ini bisa untuk 3 kali musim tanam,” sebutnya.

Dikatakan dia, baik produsen dalam hal ini PT. Pupuk Indonesia, pemerintah, distributor hingga pengecer pupuk di Merauke sejauh ini berkolaborasi dengan baik. PT. Sarana Logistik Indonesia maupun PT. Tyas Jaya yang bertanggung jawab mendistribusikan pupuk ke para pengecer turut selalu dipantau, demi berjalannya penyaluran pupuk dengan baik dan benar.

Kepala Cabang PT. Sarana Logistik Indonesia Muhammad Irwan menyebut ada 35 kios/pengecer di bawah naungan distribusinya yang mencakup 9 distrik di Merauke. Beberapa distrik itu merupakan wilayah sentra yang sudah ditetapkan pemerintah sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN).

“Distrik Sota, Jagebob, Kurik, Tanah Miring, Muting, Ulilin, Elikobel, Merauke dan Naukenjerai, itu yang ada alokasi pupuknya dari pemerintah daerah,” ujar Irwan di Merauke, Senin (24/2).

Dari 9 distrik itu, PT. SLI menyalurkan pupuk berdasarkan alokasi berdasarkan E-RDKK. “Bagi kami sistem yang diterapkan PT. Pupuk Indonesia sekarang sudah lebih mudah, melalui digitalisasi dan itu untuk transparansi bagi semua, kami sebagai penyalur dan kios sebagai pengecer,” kata Irwan.

Irwan sampaikan, 2 tahun terakhir jumlah RDKK dan alokasi sudah seimbang, di mana  tahun sebelumnya RDKK jumlahnya besar namun alokasi kecil, menjadikan ketimpangan antara alokasi dan jumlah RDKK.

“Malah tahun lalu petani bisa dibilang kewalahan artinya daya serap pupuk nya itu kurang. Serapan pupuk subsidi di tahun 2024 itu tidak sampai 50 persen, petani kewalahan. Kios juga punya tanggung jawab harus mengisi stok 1 minggu ke depan, ini bentuk komitmen menyediakan pupuk bagi petani. Di kios binaan kami itu tidak boleh ada kosong stok pupuknya, karena kami juga di pantau terus sama Pupuk Indonesia,” tutur Irwan.

Irwan lanjutkan, mustahil saat-saat ini ada keluhan mengenai kekurangan pupuk di Merauke.

“Alokasi untuk kami sendiri sekarang ada berjumlah 13 ribu ton, dan yang standby di gudang kami ada 800 ton. Jadi sekarang tidak mungkin petani tidak dapat pupuk. Untuk sekarang, satu petani mendapatkan pupuk Urea 700 kilogram , NPK 1,5 ton,” ungkapnya.

Di gudang PT. BGR (Bhanda Ghara Reksa) Merauke sebagai stakeholder PT. Pupuk Indonesia terlihat stok pupuk menggunung memenuhi isi gudang.

Mereka memastikan keamanan penyimpanan pupuk subsidi di gudang mereka.

“Stok pupuk di gudang penuh dan aman, baik gudang yang di kota maupun di Tanah Miring, bahkan dari pelabuhan untuk masuk ke gudang sudah tidak muat lagi karena kapasitas yang terbatas, masih ada pupuk parkir di pelabuhan beberapa kontener,” ujar Kepala Gudang BGR Merauke, Dolfinus Untajana di Gudang penyimpanan pupuk, Senin (17/2).

Menurutnya, sistem penyaluran pupuk dilakukan dengan prosedur yang ketat. Distributor harus mengajukan permintaan terlebih dahulu ke Pupuk Indonesia sebelum BGR berani mengeluarkan pupuk untuk didistribusikan.

“Jadi, sistemnya distributor mengajukan permintaan terlebih dahulu ke Pupuk Indonesia, baru kami berani mengeluarkan pupuk,” tambah Dolfinus.

Salah satu Toko Pengecer Pupuk Subsidi di Tanah Miring, Sugiono mengungkapkan memiliki pupuk yang siap disalurkan ke para petani. “Di awal bulan Februari 2025 kemarin stok masuk ke saya 21 ton, sekarang standby 17 ton,” ungkap Sugiono.

Diungkapkan, bahwa 3 tahun terakhir keberadaan pupuk di Merauke berhasil membuat para petani tidak ngedumel lagi. Apalagi mekanisme pengambilan pupuk sudah tidak berbelit.

“3 tahun ini pupuk sangat banyak. Aman. Pengambilan hanya pakai kartu tani. Kalau pun misalnya ga bawa kartu tani, mereka bisa ambil pakai KTP , lalu kami sebagai pengecer tinggal input di aplikasi iPubers saja, masukkan nama petani, berapa permintaan, petani bayar langsung kami proses dan langsung juga tertera kuota nya dia disitu. Udah sangat gampang,” jelasnya.

Kendati demikian, Sugiono menyampaikan daya serap petani masih terbilang sangat kurang terhadap pupuk yang tersedia sangat banyak itu.

“Tahun 2024 saja, kuota saya 1500 ton, yang keluar cuma 300 ton,” kata Sugiono.

Daftar untuk penerima pupuk bersubsidi seyogyanya penting untuk diperbaiki, guna memaksimalkan penyerapan.

“Petani daftar nya 2 orang satu keluarga, garapan 2 hektar, tapi satu orang tidak mengambil pupuk, artinya yang terdaftar suami istri dapat jatah, tapi yang ambil hanya suami. Stok pupuknya nya si suami aja masih sisa. Dinas terkait ga mau perbaiki PPL, harusnya dari mereka diketahui sebenarnya jumlah garapan petani. Kalau tahun-tahun sebelumnya kan 1 petani hanya dapat 300-400 kilo untuk satu keluarga. Sekarang alokasi untuk satu orang lebih banyak sampai 2 ton, untuk garap 2 hektare, pupuk sampai sisa sangat banyak. Harusnya diperbaiki,” tutur Sugiono.

Petani Tanah Miring, Syamsul, menyatakan bahwa kini ketersediaan pupuk sudah tidak lagi menjadi masalah. “Sekarang sudah lebih mudah, tinggal pergi ke kios dengan membawa kartu tani. Yang penting bawa uang saja,” ujar Syamsul di sela-sela kegiatannya di sawah, Sabtu (22/2).

Hal senada disampaikan petani lain di Distrik Kurik Kampung Salor, Sutrisno. Ia mengatakan sistem distribusi pupuk sudah lebih mudah selama dua tahun terakhir. “Sekarang pupuk sudah tersedia di kios, tidak pernah kosong. Kendala yang ada justru pada keterbatasan dana petani,” jelas Sutrisno.

Mengenai program pemerintah untuk mencapai swasembada pangan, Sutrisno bilang pertanian tidak hanya bergantung pada satu aspek saja. “Pupuk sudah terjamin, tetapi yang masih perlu diperhatikan adalah infrastruktur lainnya, seperti sistem irigasi, jalan usaha tani, dan fasilitas lainnya. Jika semua ini terpenuhi, kami yakin swasembada pangan akan tercapai,” katanya.

Sutrisno sebutkan kuota pupuk yang diterimanya untuk satu musim mencakup lebih dari satu ton NPK dan Urea. “Jatah ini harus ditebus, jika tidak, di musim berikutnya jatah saya akan berkurang. Intinya, pupuk tersedia dengan harga yang sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) di kios, yaitu Rp 2.250 per kilogram untuk Urea dan Rp 2.300 per kilogram untuk NPK, cuma uang nya ini kadang tidak ada.” ungkap dia.

Menurutnya, meskipun pupuk merupakan faktor penting dalam peningkatan produktivitas pertanian, ada banyak faktor lain yang juga harus mendukung agar produktivitas dapat meningkat secara maksimal.

Ketua Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras Indonesia (Perpadi) Merauke Sakiman menyampaikan hal yang sama bahwa pupuk di Merauke tidak ada permasalahan.

Sakiman menyebut dengan didukung semua aspek penunjang pertanian, petani optimis harapan cita-cita swasembada dapat tercapai.

Bagaikan fajar di ufuk timur yang senantiasa menghantarkan cahaya ke seluruh penjuru dunia. Bukan hal mustahil, Merauke di ujung timur Indonesia turut mampu menghantarkan beras ke seluruh penjuru.

“Pupuk ndak ada masalah lagi mas, sekarang kalau pergi ke lokasi – lokasi sawah di Merauke di depan rumah-rumah petani itu banyak pupuk. Ya kalau digenjot semua pendukung pertanian, bekerjasama, kita di Merauke optimis swasembada,” begitu kata Sakiman dari balik ponselnya, Sabtu (15/2).

Bulog sebagi instansi yang turut menyerap beras petani, menyampaikan berkaitan standarisasi kualitas beras petani di Merauke terbilang cukup baik.

“Untuk tahun 2024 ini, standarisasi kualitas beras petani di Merauke sudah baik dan sangat maksimal,” ujar Kepala Cabang Bulog Sub Divre Merauke, Karennu di kantor nya, Senin (27/1).

Dari Bulog juga diketahui, bahwa produksi beras petani selama dua tahun terakhir cukup meningkat.

“Target penyerapan beras petani oleh kami di tahun 2024 itu hanya 11.000 ton, namun karena produksi petani meningkat, akhirnya kami menyerap 16.100 ton. Target tahun 2025 ini kami juga sudah tetapkan di 25.000 ton. Karena ada perluasan lahan pertanian, cetak sawah. Kami harapkan petani terus semangat, supaya kita bisa memenuhi kebutuhan beras bukan saja di Papua bahkan bisa swasembada wilayah lain di Indonesia,” tegas Karennu.

Senior Vice President (SVP) Indonesia Fertilizer Research Institute (IFRI) Pupuk Indonesia, Gita Bina Nugraha saat berada di Merauke, Desember 2024 lalu dalam rangka program tebus pupuk bersama menyampaikan Tebus Bersama merupakan kegiatan yang diinisiasi Pupuk Indonesia untuk menjaga ketersediaan pupuk di tingkat petani serta mendukung akselerasi penyaluran pupuk bersubsidi. Kegiatan itu pula dalam rangka mendukung Merauke sebagai lumbung pangan nasional maupun regional. “Program tebus pupuk bersubsidi ini sebetulnya salah satu upaya dari Pupuk Indonesia Grup dalam rangka mendukung program pemerintah, Presiden Pak Prabowo ingin Indonesia mencapai swasembada pangan kembali, seperti yang pertama pada tahun 80-an selanjutnya di tahun 2017, dan sekarang ingin kita capai kembali swasembada pangan,” ujar Gita Bina dikutip dari laman Bisnis.com.

Kegiatan Tebus Bersama yang dilakukan Pupuk Indonesia itu menjadi salah satu aspek dukungan yang diberikan guna mencapai swasembada pangan nasional. Menurut Gita Bina, dibutuhkan aspek dukungan lain dari berbagai pihak seperti di sektor pembibitan, pendampingan, infrastruktur pertanian, hingga teknologi pertanian. Kendati demikian, dirinya mengajak seluruh petani di Merauke untuk memanfaatkan alokasi pupuk bersubsidi yang sudah ditetapkan Pemerintah.

Senior Manager (SM) Sulawesi, Maluku & Papua Pupuk Indonesia, Pupuk Indonesia menyiapkan stok pupuk bersubsidi hingga di gudang Lini III atau tingkat Kabupaten sebanyak 3.576 ton atau 393 persen dari ketentuan stok minimum yang diatur oleh Pemerintah.

Adapun stok per tanggal 18 Desember 2024 tersebut terdiri dari pupuk Urea 1.521 ton dan NPK 2.055 ton.

“Tidak boleh ada petani terlambat mendapatkan pupuk bersubsidi. Stok yang harus disiapkan di kios- kios yang ada di Merauke minimal 10 ton per jenis pupuk. Kalau tahun-tahun sebelumnya mungkin petani banyak bingung ketika nyari pupuk karena alokasinya terbatas,” kata Sukodim.

Dalam pidato perdana Presiden Prabowo usai dilantik beberapa waktu lalu, menekankan pentingnya penyaluran subsidi yang tepat sasaran dengan pemanfaatan teknologi digital.

Presiden mengatakan di tengah ketidakpastian global yang terjadi saat ini, Indonesia harus segera mencapai swasembada pangan dalam waktu yang singkat.

Menurutnya, dalam situasi krisis global, tidak ada negara yang akan memprioritaskan penjualan komoditas penting, seperti pangan.

“Karena itu tidak ada jalan lain, dalam waktu yang sesingkat-singkatnya kita harus mencapai ketahanan pangan, kita harus mampu memproduksi dan memenuhi kebutuhan pangan seluruh rakyat Indonesia,” ujar Presiden seperti dikutip dari laman setkab.go.id

Kepala Negara optimis, bahwa dalam empat hingga lima tahun ke depan, Indonesia tidak hanya akan mampu swasembada pangan, tetapi juga menjadi lumbung pangan dunia. [ERON SIMBOLON]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *