Ini Sosok Totok Lestiyo, Pimpro Tebu di Merauke

Totok Lestiyo pimpinan proyek tebu perusahaan PT. Global Abadi Papua (GPA) di Merauke. (Mengenakan batik).
Merauke, PSP – Pemerintah sudah memastikan akan menjadi Merauke menjadi wilayah penghasil gula pasir putih dan bioetanol di masa yang akan datang.
Hal ini sudah dipastikan saat kunjungan Presiden Jokowi di Sermayam Distrik Tanah Miring, Kabupaten Merauke untuk dimulainya penanaman tebu disana.
Untuk klaster 3 sendiri, meliputi Sermayam, Jagebob hingga Muting ditargetkan dalam 10 sampai 12 tahun kedepan akan menggarap lahan seluas 350.000 hektar.
Klaster 3 ini sendiri ditangani perusahaan swasta dibawah PSN (Proyek Strategis Nasional) yakni PT. Global Papua Abadi (GPA) yang dipimpin oleh warga berkebangsaan Indonesia Totok Lestiyo.
Berbekal pengalamannya, karena sempat memimpin perusahaan sawit PT. Hardaya Inti Plantation, Totok Lestiyo menegaskan ingin membangun Merauke lewat perkebunan tebu.
“10 hingga 12 tahun mendatang kira-kira 350.000 hektar akan ditanami tebu di klaster kami,” begitu kata Totok Lestiyo saat kunjungan Presiden Jokowi beberapa waktu lalu.
Mengawali itu, lanjut pria berkulit putih tersebut, dalam tahun ini akan digarap lahan untuk ditanami tebu seluas 350 hektar.
“3 juta ton gula pasir putih akan di produksi ini sebagai upaya ketahanan energi mempersiapkan tahun 2045, karena penduduk Indonesia di tahun itu diprediksi meningkat menurut perkiraan 350 juta jiwa. Untuk itu perlu persiapan sejak dini. Selain itu akan ada juga produksi bioetanol,” ujar pria berkacamata itu.
Ia menyebut mekanisasi secara modern akan dikedepankan memproduksi gula dan bioetanol asal Merauke nantinya.
“Rencana pabrik akan berdiri di tahun 2027 dan akan dimulai produksi pertama. Sehingga boleh menggunakan mekanisasi yang modern dan kami akan meniru tehnologi dari Australia. Jadi kami akan membangun Merauke, karena Merauke adalah lahan yang tepat sekali untuk memproduksi gula, karena didukung oleh iklim, suhu dan daerah dataran,” ungkap Totok Lestiyo. [ERS-NAL]