Mengantar Alsintan ke Merauke Menjadi Kebanggaan Tersendiri bagi Kru KRI dr Soeharso-990

KRI dr Soeharso-990 sesaat sebelum meninggalkan Pelabuhan Yos Sudarso usai mengantarkan puluhan Alsintan bantuan pemerintah pusat
Merauke, PSP – Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) dr Soeharso-990 mendapat misi tugas untuk pengantaran puluhan unit alat dan mesin pertanian (Alsintan) yang merupakan bantuan Kementerian Pertanian ke Kabupaten Merauke, Provinsi Papua Selatan. Kapal perang yang itu dinahkodai oleh Kolonel Laut (P) Suryai,SH.M.Tr (Hanla) bersama ratusan kru tiba di Pelabuhan Yos Sudarso, Minggu 26/5/2024). Sebanyak 72 alsintan yang sudah dinanti-nantikan petani Merauke itu akhirnya tiba. Alsintan itu terdiri dari combine harvester, traktor, rice transpalanter bersama sparepartnya.
Sebagai pucuk pimpinan di atas kapal, Kolonel Suryai selalu mengecek kru mulai dari pengangkutan alsintan dari Surabaya, saat transit di Ambon bahkan hingga tiba di Merauke, sebagai daerah tujuan. Karena pihaknya harus menjamin bagaimana agar semua alsintan itu harus aman sampai di tujuan.
“Saya merasa bangga bisa membantu pemerintah, begitu juga dengan kru’’, ujar Pamen TNI AL yang merupakan komandan ke-19 di KRI Soeharso itu saat berbincang-bincang dengan awak media sebelum meninggalkan Pelabuhan Yos Sudarso, Selasa (28/5/2024).
Pelibatan KRI dalam pengangkutan alsintan tersebut, menurutnya, hal itu merupakan bentuk kolaborasi pemerintah dengan TNI AL dalam mendorong program pemerintah, khususnya pertanian di Kabupaten Merauke. Dengan harapan semua program pemerintah bisa berjalan sesuai harapan.
“Kita berharap lewat dukungan pemerintah Merauke bisa menjadi lumbung padi untuk Indonesia timur bahkan untuk Indonesia’’, ujar pria lulusan AAL tahun 2000 itu.
KRI dr.Soeharso kata dia bila dihitung sudah hampir 200 an kali melaksanakan misi oprasi militer selain perang. Salah satunya saat terjadi gempa Aceh tahun 2004 lalu, KRI ini juga turut berperan dalam misi kemanusiaan di sana,begitu juga dengan bakti sosial maupun bakti kesehatan. Bahkan ke luar negri juga pernah yakni di Timor Leste maupun operasi bhakti sosial Kesehatan setiap tahun Surya Bhaskara Jaya ) dan baks TNI Terpadu di pulau terpencil.
“Sebelum berlayar ke Merauke, kapal ini juga sempat mendukung latihan penembakan di Bali”, cerita pria berkacamata itu.
Pamen TNI AL berpangkat melati tiga itu mengaku membawa alsintan ini akan menjadi cerita juga baginya. Karena dia baru saja satu bulan menjadi komandan langsung mendapat mandapat dari pimpinan dalam mendukung program pemerintah di Merauke. “Saya kagum meihat Merauke ini, semua datar tidak ada gunung. Tapi pertaniannya cukup bagus”, ucapnya.
Sebagai pucuk pimpinan, ia selalu berpesan kepada semua kru kapal untuk mengimplementasikan slogan yang ada di kapal yakni Sigap, Handal dan Semangat. Sebab, mereka mengoperasikan kapal yang cukup besar dengan panjang 122 meter, lebar 22 meter dan memiliki bobot 11.394 ton kosong dan 16.000 ton berisi penuh.
“Jumlah kru kru kapal semuanya ada 166 personil yang dibagi dalam lima departemen’’, jelasnya.
Sedikit ia menceritakan sejarah KRI dr Soeharso dengan nomor lambung 990 yang sebelumnya bernama KRI Tanjung Dalpele 972 yang dibangun tahun 2003 di Korea Selatan yang dirancang sebagai Landing Platform Dock. Sebelumnya KRI dr. Soeharso (990) bernama KRI Tanjung Dalpele (972) yang merupakan kapal jenis Bantu Rumah Sakit (BRS). Karena perubahan fungsi, maka pada tanggal 17 September 2008 di Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, oleh KASAL saat itu Laksamana TNI Slamet Soebijanto, namanya diganti menjadi KRI dr. Soeharso dengan nomor lambung baru 990. KRI dr. Soeharso juga dilengkapi sebuah hanggar untuk menampung helicopter dan dilengkapi dengan lift.[F.Hutasoit]