Banjir Rob Kali Ini Sangat Dasyat, Pemukiman Warga Pesisir Diporak-porandakan
Merauke, PSP – Banjir rob yang terjadi kali ini sangat dasyat karena memporak-porandakan pemukiman warga di pesisir pantai Lampu Satu, Kampung Buti hingga Yobar, Kabupaten Merauke. Puncak banjir rob itu Jumat ( 15/3/2024), dini hari. Tujuh unit rumah warga roboh dan empat lainnya terancam disapu air laut yang tinggi. Bahkan dari rumah yang diterjang gelombang, penghuni rumah hanya bisa membawa pakaian di badan saja, semua isi rumah termasuk surat-surat penting hanyut dibawa air. Sumur air bersih dan pohon kelapa yang berada di samping rumah, juga ikut disapu air laut.
“Saya sudah hampir 20 tahun di sini, belum pernah sampai begini, kalaupun ada ombak dan angin kencang. Kalau malam itu, memang paling dasyat sudah,” tutur warga Kampung Buti, Wahyuni Winoto Gebze.
Ia bersama keluarganya sudah puluhan tahun mendiami pesisir pantai. Namun, kali ini mereka benar-benar ampun, akibat ulah air pasang yang sangat meresahkan dan membuat hati tidak bisa tenang. Saat malam itu, suara gemuruh angin sangat kuat ditambah tinggi air laut mencapai dua meter.Hendak mau menyelamatkan diri tidak bisa, pemukiman rumah semua sudah dibanjiri air pasang. Untungnya, mereka membangun rumah dengan konsep rumah panggung, sehingga lebih tinggi dari rumah biasanya.
“Pas air pasang itu sudah mau jam sahur. Semua sudah teriak minta tolong. Karena kita di sini akan satu komplek ini ada beberapa. Rumah yang di depan ini ada bakugandeng dengan rumah yang dibelakang itu, rumah saya di bagian belakang sana,” ceritanya.
Warga lainnya juga mengatakan malam itu mereka tidak bisa berbuat banyak untuk warga yang persis tinggal di pesisir pantai. Sebab, luapan air laut juga sudah sampai ke pemukiman di darat yang berjarak hampir 1 kilometer dari pantai. “Kita hanya bisa berdoa saja. Karena yang kelihatan itu hanya air naik saja. Kita datang setelah air mulai surut. Untung saja tidak ada korban jiwa,” ucapnya.
Penduduk penghuni pesisir lampu satu juga menuturkan tahun-tahun sebelumnya, banjir rob yang terjadi di Merauke, tidak sampai merobohkan rumah. Hantaman ombak kali ini membuat bangunan rumah, kapal nelayan hingga pohon kelapa berpindah tempat. Pemukiman warga berantakan semua. Meski demikian, warga sekitar tidak ikut mengungsi, seperti warga pesisir lainnya. Mereka memilih tetap di rumah, namun diselimuti rasa cemas yang mendalam. Tidak bisa tidur nenyak, karena banyak hal yang harus dipikirkan. Mulai dari jangan sampai pencuri ada yang datang hingga ombak besar akan mengguyur lagi.
” Intinya was-was saja,” tutur pria itu sembari merapikan puing-puing kapal di depan rumahnya, kemarin.
Tiga hari terakhir ini, air pasang di malam hari tak setinggi Jumat lalu, yang membuat warga harus ada yang mengungsi ke GOR Hiad Sai. Perlahan-lahan ombak sudah tidak besar lagi. Walaupun begitu rasa gelisah masih menghantui mereka. “Almamdulilah, tiga malam ini air pasang tidak terlalu besar lagi. Semoga cepat surut, biar kita bisa beraktifitas seperti biasanya,” tukas pria yang akrab di panggil daeng itu. Selain di pesisir pantai kota Merauke, banjir rob yang terjadi pekan lalu juga mengantam pemukiman di pesisir pantai Kaiburse, Distrik Malind. Begitu juga di Distrik Waan hingga pesisir lainnya. Seperti diketahui, Senin (18/3/2024), para pengungsi sudah pulang ke rumah karena informasi dari BMKG, menyatakan cuaca sudah mulai normal.[FHS-NAL]