Direktur RSUD Merauke : Dampak pandemi covid, Banyak Obat Kadaluarsa di Gudang 

0

dr. Dewi Wulandari

Merauke, PSP – Pandemi COVID yang sudah dinyatakan berakhir oleh pemerintah tahun ini, menyisakan dampak bagi RSUD Merauke.

Salah satu dampaknya, banyak obat – obatan yang semasa pandemi tidak dapat tergunakan  akibat pelayanan umum berlangsung tidak secara maksimal, mengingat RSUD kala itu dipilih sebagai tempat melayani pasien covid di Merauke.

Kini obat – obatan tersebut tengah berada di gudang penyimpanan dan dinyatakan kadaluarsa oleh pihak rumah sakit.

Hal itu dibenarkan Direktur RSUD Merauke dr. Dewi Wulandari dan Petugas Instalasi Farmasi RSUD Endang saat dikonfirmasi mengenai kebenaran keberadaan obat – obatan kadaluarsa tersebut.

“Obat – obatan kadaluarsa memang kami punya, pengelolaan dan penyimpanan kami lakukan sesuai aturan,” ujar Endang di ruangan Direktur RSUD, Rabu (21/6).

Dilanjutkan Endang, RSUD memiliki gudang penyimpanan obat – obatan kadaluarsa yang melalui prosedur akan dilakukan pemusanahan.

Endang sebut tidak benar obat – obatan kadaluarsa itu ratusan kotak jumlahnya.  “Ditahun 2020 dan 2021 kan sempat ada covid, keadaan itu membuat obat – obatan tidak berjalan akibat pelayanan saat itu terbilang fokus untuk pasien covid, walaupun pelayanan pasien umum tetap berjalan secara pelan,” kata Endang.

Menanggapi itu, Direktur RSUD dr. Dewi Wulandari mengatakan, sedianya obat – obatan peruntukan di RSUD minimal masa kadaluarsa selama 2 tahun.

“Masa kadaluarsa memang kami minta yang dua tahun, kalau selama itu tidak digunakan dan kadaluarsa untuk dikembalikan tidak bisa maka harus dimusnahkan,” ujar Direktur.

Ditugaskan memimpin RSUD, dirinya tengah berupaya melakukan harmonisasi di lingkungan rumah sakit dari semua sisi.

Ia menyebutkan sedang membuat usulan karena baik kiranya rumah sakit memiliki ruangan – ruangan khusus (Infection Center).

“Iya, ini kami lagi berusaha untuk mengusulkan Infection Center, artinya supaya seandainya ada kasus seperti pandemi lalu, pelayanan umum nya tetap berjalan bukan ditutup,” ujar Direktur. Harmonisasi dimaksud, baik harmonisasi manajemen, evaluasi kinerja di seluruh bagian pun mengenai pegawai – pegawai. [ERS-NAL]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *