4 Hektar Lahan Program Kementrian PUPR Terendam Banjir
Merauke, PSP – 4 dari 10 hektar lahan yang ditanami bibit – bibit tanaman guna ketahanan pangan pada program Gerakan Tanam Pangan Kementrian PUPR beberapa waktu lalu di Kampung Sumber Harapan terendam banjir.
Hal itu diakui Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Papua -Merauke Yulianus Membrasar,S.T.,M.T kepada wartawan di kantornya kemarin.
Sebelumnya, berangkat dari ketahanan pangan di bidang pertanian yang menurun signifikan, Balai Wilayah Sungai (BWS) Papua – Merauke dan Pemerintah Kabupaten Merauke menggerakkan menanam pangan di lahan masyarakat seluas 10 hektar, di Kampung Sumber Harapan, Jumat (23/9).
Gerakan ini langsung digerakkan Bupati Merauke Drs. Romanus Mbaraka, MT, bersama BWS, BPJN serta unsur instansi forkompimda lainnya dan mengusung tema ‘Gerakan Tanam Pangan’ yang diprogramkan Kementrian PUPR Republik Indonesia.
“4 hektar dari 10 hektar itu terendam banjir,” kata Membrasar.
Diketahui, 8 hektar dari lahan itu difokuskan penanaman bibit jagung hibryda, sementara 2 hektar lainnya akan ditanami bibit palawija lainnya, seperti Tomat, Ketimun, Semangka, Cabai, Sorgum, begitupun Singkong.
“Puji Tuhan 6 hektar lainnya masih bertahan, kita akui ini semua karèna hujan,” katanya.
Kata Membrasar, 4 hektar terendam banjir itu dialihkan kembali untuk sawah.
“Dialihkan bikin sawah. Kami sedang menunggu arahan bapak mentri, untuk panen,” katanya.
Sebelumnya, Membrasar katakan, bahwa gerakan tanam di Sumber Harapan itu sekaligus menjawab persoalan musim tanam kedua yang tidak sempat dilaksanakan di Merauke.
“1,2 juta hektar ini lahan tidak sedikit, 750 ribu merupakan lahan potensial, 250 ribu saat ini sedang di studi oleh BWS. Jadi kalau digabung dengan kabupaten yang dikerjaka potensi 75.000 hektar dan iti ditanami berbagai komoditas,” ujar Membrasar.
Pada kesempatan itu pula, Membrasar mengungkapkan bahwa mesti ada keseragaman antara pemerintah dan BWS terkait pengolahan dan pemanfaatan air irigasi. “Kurang lebih 2 tahun pengamatan kami, pengolahan dan pemanfaatan air irigasi perlu kita lakukan keseragaman. Kita lakukan pembenahan dan penataan ulang. Karena kami lihat masalah ini masih kerja secara individu,” kata Membrasar. [ERS-NAL]