BWS Dan Pemda Gerakkan Tanam Pangan di Lahan 10 Hektar

0
Gerakan Tanam Pangan BWS dan Pemerintah Kabupaten Merauke di Kampung Sumber Harapan di lahan masyarakat 10 Hektar. (1)

Gerakan Tanam Pangan BWS dan Pemerintah Kabupaten Merauke di Kampung Sumber Harapan di lahan masyarakat 10 Hektar. Foto: PSP/ERS

Merauke, PSP – Berangkat dari ketahanan pangan di bidang pertanian yang menurun signifikan, Balai Wilayah Sungai (BWS) Papua – Merauke dan Pemerintah Kabupaten Merauke menggerakkan menanam pangan di lahan masyarakat seluas 10 hektar, di Kampung Sumber Harapan, Jumat (23/9).

Gerakan ini langsung digerakkan Bupati Merauke Drs. Romanus Mbaraka, MT, bersama BWS, BPJN serta unsur instansi forkompimda lainnya dan mengusung tema ‘Gerakan Tanam Pangan’ yang diprogramkan Kementrian PUPR Republik Indonesia.

8 hektar dari lahan ini nantinya akan difokuskan penanaman bibit jagung hibryda, sementara 2 hektar lainnya akan ditanami bibit palawija lainnya, seperti Tomat, Ketimun, Semangka, Cabai, Sorgum, begitupun Singkong.

Kepala BWS Papua-Merauke Yulianus Membrasar, M.Si.MT mengemukakan gerakan ini merupakan menyusul adanya kebijakan Presiden Joko Widodo.

“Program Kementrian PUPR mendukung kebijakan presiden. Hampir merata dilaksanakan di semua daerah Indonesia. Seluruh insan PUPR di bulan ini diwajibkan melaksanakan gerakan ketahanan pangan,” ungkap Membrasar.

Kata Membrasar dihadapan Bupati Merauke, bahwa gerakan tanam di Sumber Harapan itu sekaligus menjawab persoalan musim tanam kedua yang tidak sempat dilaksanakan di Merauke.

“1,2 juta hektar ini lahan tidak sedikit, 750 ribu merupakan lahan potensial, 250 ribu saat ini sedang di studi oleh BWS. Jadi kalau digabung dengan kabupaten yang dikerjaka  potensi 75.000 hektar dan iti ditanami berbagai komoditas,” ujar Membrasar.

Pada kesempatan itu pula, Membrasar mengungkapkan bahwa mesti ada keseragaman antara pemerintah dan BWS terkait pengolahan dan pemanfaatan air irigasi.

“Kurang lebih 2 tahun pengamatan kami, pengolahan dan pemanfaatan air irigasi perlu kita lakukan keseragaman. Kita lakukan pembenahan dan penataan ulang. Karena kami lihat masalah ini masih kerja secara individu,” kata Membrasar.

Ditempat yang sama Bupati Mbaraka mengatakan, pembimbingan perlu dilakukan sampai memberikan hasil yang nantinya patut dilakukan dengan manajemen yang baik pula.

“Sedianya kita di daerah mendukung lah program pemerintah pusat melalui UPT – UPT yang ada,” ujar Bupati Mbaraka.

Terkait dengan penanaman jagung, sambung Bupati Mbaraka, menjadi sebuah peluang menjanjikan dalam kategori bisnis kedepannya.

“Jagung akan tumbuh menjadi sebuah potensi pasar besar di Selatan. Tidak akan lama lagi, jagung akan jadi industrialisasi. Ini akna menjadi evaritas pangan yang kebutuhannya besar,” kata Bupati Mbaraka.

Bupati Mbaraka pada kesempatan itu berpesan kepada seluruh petani, agar sedianya para petani bisa saling dengar – dengaran. Mengingat adanya permasalahan – permasalahan di musim tanam sebelumnya. “Kalau saya bilang jangan dulu tanam padi, jangan ditanam dulu, kita kan hitung – hitung cuaca dulu, kita ini sama – sama petani, kita saling dengar – dengaran,” pesan Bupati Mbaraka. [ERS-NAL]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *