Ini Bentuk Patok Batas Yang Sempat Hilang Terkikis Air
Patok batas 14A yang sudah terkikis air laut di Torasi. Foto: PSP/ERS
Merauke, PSP – Patok – patok batas di perbatasan sedianya harus terus dijaga dan diperhatikan. Sebab patok merupakan tanda batas antar negara, yang dikhawatirkan bisa hilang atau digeser orang – orang yang tidak bertanggung jawab.
Misalnya, seperti patok batas di wilayah Torasi. Ada patok yang hilang dan habis terkikis oleh air laut dan hanya meninggalkan pondasi semen tipis dan sempat didirikan beberapa kayu di keempat sisinya.
Patok yang semula ditandai dengan patok 14A di Torasi ini, didirikan sejak tahun 2004 silam. Namun, perjalanan waktu patok habis dan hampir hilang menyisakan semen yang tipis.
Demi menjaga keutuhan wilayah NKRI, pihak yang bertanggung jawab terhadap perbatasan kembali mendirikan patok 14B, berupa semen, dengan jarak 150 meter dari patok 14A ditepi kali torasi untuk tetap menjaga keutuhan NKRI.
Tercatat di BPD ada 17 patok batas antara Republik Indonesia dan Papua Nugini yang diharapkan dijaga dan dijangkau oleh BPD maupun Satuan Tugas (Satgas) Pengamanan Perbatasan (Pamtas) RI-PNG.
Kepala BPD Kabupaten Merauke Rekianus Samkakai menyebutkan, dari ke-17 yang tercatat di BPD sebagian patok batas tidak dapat dilakukan pemeliharaan karena kondisi maupun letak patok yang tidak diketahui.
“Ada patok – patok yang sampai sekarang kami belum bisa jangkau, artinya kami belum mengetahui letaknya dimana, tapi itu dilakukan patroli oleh Satgas,” ujar Reki diruang kerjanya baru – baru ini.
Reki menyebitkan, patok di Yakyu, Sota, Bupul, Yanggandur, Torasi, Kondo sudah sempat dijangkau dan dilakukan pengecekan juga pembersihan.
“Dari Torasi ke atas kami belum bisa jangkau tapi itu menjadi tugas Pamtas RI-PNG. Kami mendapatkan data dari mereka, karena mereka harus melakukan patroli rutin di perbatasan RI – PNG,” kata Reki.
Dilanjutkan, ada patok yang berada ditengah rawa, dan ketika musim hujan patok itu tidak dapat dijangkau.
“Seperti di Bastop itu ditengah rawa, mungkin Satgas juga kesulitan. Kami di perbatasan ini tugasnya hanya memelihara yang rusak kemudian diperbaiki seperti di cat. Yang bisa menjangkau semua satgas karena memiliki tim untuk patroli,” pungkas Reki. [ERS-NAL]