Pasca Insiden Penembakan di Perairan PNG, Robert Simbolon : Akan Ditindaklanjuti dengan Jalur Diplomasi
Dr. Robert Simbolon, M.AP
Merauke, PSP – Melalui mekanisme diplomasi antar negara, Indonesia akan menindaklanjuti insiden penembakan oleh Tentara Papua Nugini (PNG) terhadap Nelayan WNI warga Kabupaten Merauke yang diduga memasuki perairan PNG beberapa waktu lalu.
Hal itu sebagaimana ditegaskan Deputi BNPP (Badan Nasional Pengelola Perbatasan) Republik Indonesia Bidang Pengelolaan Wilayah Batas Negara Dr. Robert Simbolon. M.AP.
Robert Simbolon mengatakan, memang kedua negara yang bertetangga merupakan negara sahabat yang selama ini berhubungan diplomatik yang baik.
“Akan digunakan mekanisme diplomatik untuk menindaklanjuti hal – hal yang perlu pasca insiden penembakan,” tulis Robert Simbolon melalui pesan WhatsApp kemarin.
Memang, sambung Robert Simbolon, sangat disayangkan sampai terjadinya insiden penembakan.
“Dalam konteks hubungan bertetangga yang baik, cara-cara kekerasan, apalagi dengan penggunaan senjata api, dalam penegakan hukum seperti itu seharusnya dihindari,” tegas Robert Simbolon.
Dilanjutkan, selain menindaklanjuti melalui jalur diplomasi ke negara PNG, semua unsur berkaitan akan melakukan upaya pengembangan kapasitas para nelayan.
Terlebih khusus tentang memahami batas teritorial antara wilayah Indonesia dan PNG.
“Kita akan lakukan ini, sehingga potensi terjadinya pelanggaran batas di waktu-waktu yang akan datang sedapat mungkin dapat dihindari,” kata Robert Simbolon.
Bagi Robert, peningkatan kemampuan kapal para nelayan begitu pun kemampuan tehnik dan teknologi navigasi menjadi penting.
“Kita mendorong para pelaku usaha perikanan, termasuk para pemilik kapal, agar terus menerus melakukan peningkatan kemampuan – kemampuan ini,” tulisnya.
Robert menambahkan, negara maupun pemerintah daerah perlu memberikan perhatian terkait kondisi keluara para awak. “Bersama dengan pemerintah daerah perlu memberikan perhatian kepada kondisi keluarga korban penembakan, termasuk kondisi para awak kapal yang sedang dalam proses evakuasi,” pungkas pria berdarah Batak Toba ini. [ERS-NAL]