Anggota DPR-RI  Apresiasi Mesin Pengering Padi Ciptaan Petani Milenial

0
Anggota Komisi IV DPR - RI H. Sulaeman L. Hamzah

Anggota Komisi IV DPR - RI H. Sulaeman L. Hamzah

Merauke, PSP – Terkait inovasi alat pengering padi, Anggota Komisi IV DPR – RI H. Sulaeman L. Hamzah mengatakan, secara pribadi merasa bangga dengan pergerakan dari (Tentra Nasional Indonesia) TNI Korem 174/ ATW Merauke yang telah dilakukan oleh serka Ardian Manulang bersama teman-teman yang telah menjawab apa yang menjadi kendala utama petani padi, dan tentu teman-teman TNI Korem 174/ATW Merauke sudah menjawab kebutuhan petani dengan penyediaan fasilitas yang sesuai dengan kebutuhan petani padi.

“Saya kira ini sebuah terobosan yang sangat membantu daerah, karena kepentingan masyarakat dalam hal ini petani padi yang mempunyai luas lahan sekitar 56.000 hektar di kabupaten merauke ini akan sangat membantu petani padi dalam menjaga kualitas beras sangat baik. Sehingga saya tetap membuka diri untuk bersama-sama bersinergi dalam membangun sektor pertanian di kabupaten merauke,” ujar H. Sulaeman saat di temui awak media, beberapa waktu ini.

Ditambahkan oleh, Personel TNI Korem 174/ATW Merauke Serka Ardian Manulang, secara umum TNI hadir untuk membantu masyarakat, dan itu menjadi lapangan wajib TNI, sehingga memang yang menjadi kendala utama petani padi adalah ketika pada saat pengeringan padi, dan dengan cara pengering padi secara manual menggunakan terpal tentu tidak maksimal, karena akan mempengaruhi kualitas beras.

“Maka kami hadir untuk membantu masyarakat terutama petani padi, dengan membuat inovasi alat pengering padi, dan inovasi ini tentu kita berkaca mata dengan pelembang dan vietnam. Namun dalam proses pembuatan inovasi ini, hampir tujuh kali kami gagal dalam memaksimalkan inovasi ini, sehingga kami pelajari betul dari mekanik dari Jawa kurang lebih selama 6 bulan, dan bersyukur kami bisa menciptakan inovasi dengan pengembangan 20 unit,” terangnya.

Selanjutnya, ia mengatakan, mesin pengering ini bukan hanya bisa digunakan untuk padi saja, tetap bisa digunakan untuk tanaman jagung juga. Sehingga harapanya  bagi masyarakat yang wilayahnya tidak menanam padi, tentu bisa menanam jagung, karena ketika pasca panen bisa tertolong dengan alat pengering ini, dan untuk penyediaan 20 unit alat tentu ada dibeberapa distrik yang menjadi sentral pertanian.

“Secara garis besar pengunaan alat pengering padi ini menggunakan uap panas yang diantar dengan blower, dan uapnya akan keluar dari pori-pori gabah, sehingga mengubah panas matahari dan angin dengan angin hangat. Kemudian untuk jangka waktu pengeringan padi kalau di musim panas 12 jam dan di musim hujan 24 jam dan proses pembakaran menggunakan bahan bakar dari kayu, sehingga penggunaan alat relatif baik,” pintanya.[RADE-NAL]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *