Menjaga gula darah tetap stabil dimasa pandemi Covid-19

Oleh : Rini Marbun (Ahli Gizi di RSUD Merauke)
Diabetes melitus (DM) atau lebih dikenal dengan istilah kencing manis merupakan penyakit degeneratif (tidak menular) yang disebabkan oleh kurangnya hormon insulin atau ketidakmampuan tubuh dalam memanfaatkan insulin sehingga kadar gula/glukosa dalam darah tidak terkendali dan akhirnya meningkatan kadar gula dalam darah. Insulin ini memberi sinyal kepada sel tubuh agar menyerap glukosa menjadi energi.
Penyandang DM termasuk kelompok rentan terhadap infeksi karena hiperglikemia, gangguan fungsi kekebalan, komplikasi vaskular dan penyakit penyerta lainnya seperti hipertensi, dislipedemia dan penyakit kardiovaskular. Apabila penyandang DM terinfeksi virus korona, maka akan mengalami kondisi yang lebih buruk dibandingkan penderita tanpa DM.  Akibat penurunan fungsi kekebalan tubuh inilah, penyandang DM menjadi salah satu faktor pencetus mudanya terkena Covid-19 di masa pandemi ini. Pengendalian dan pengontrolan DM salah satunya dengan manajemen diet yang merupakan tindakan yang harus dilakukan untuk mencegah komplikasi penyakit serta meningkatkan imunitas di masa pandemi. Sistem kekebalan tubuh dibangun oleh keseimbangan asupan energi, makronutrien dan mikronutrient. Beberapa jenis zat gizi juga berperan dalam pengaturan kinerja sel imun dan  peningkatkan fungsi imun. Selain obat yang diberikan oleh dokter, hal penting yang dapat dilakukan agar gula darah tetap terkontrol adalah dengan mengubah gaya hidup terutama mengatur pola makan yang sehat dan seimbang.
Kebutuhan makan yang dikonsumsi setiap individu akan saling berbeda bergantung dari usia, jenis kelamin, berat badan, tinggi badan, dan tingkat aktivitas. Penyandang DM diharapkan menggunakan prinsip makan 3 J (tepat jenis, jumlah, jadwal) dimana dalam sehari makan utama 2-3 kali dan diselingi camilan diantara waktu makan utama. Jenis makanan yang dikonsumsi dapat disesuaikan dengan konsep piring makan model T, yang terdiri dari ½ piring kelompok sayur-sayuran dan buah, ¼ piring kelompok karbohidrat kompleks, dan ¼ piring kelompok protein.
Makanan Pokok

Makanan pokok sebagai sumber energi sebagian besar berasal dari karbohidrat, diutamakan karbohidrat komplek karena memiliki indeks glikemik lebih rendah dari karbohidrat sederhana. Indeks glikemik yang rendah memberikan respon baik pada insulin, karena pati dalam karbohidrat komplek sebagai sumber glukosa untuk sel imun bekerja. Sumber karbohidrat komplek seperti nasi putih, nasi merah, mie, roti, kentang, oetmeal, singkong, ubi, jagung, dan sagu. Penggunaan sedikit gula sebagai bumbu masih diperbolehkan sehingga penyandang DM dapat makan sama dengan keluarga lain. Bila gula darah sudah dapat terkendali secara mandiri, diperbolehkan mengkonsumsi gula sebanyak 5% dari total kebutuhan energi atau maksimal 2 sdm/hari.Â
Lauk Pauk

Protein merupakan komponen utama dalam membangun sel-sel imunitas, diberikan 10-20% dari total energi. Sumber protein hewani bagi penyandang DM tanpa komplikasi seperti ikan, udang, cumi, daging tanpa lemak, ayam tanpa kulit, dan produk susu rendah lemak, sedangkan protein nabati seperti kacang-kacangan, susu kedelai, susu almond, tahu dan tempe. Pada pasien dengan nefropati diabetik (gangguan fungsi ginjal) perlu penurunan asupan protein maksimal 10% dari kebutuhan energi dan diutamakan bernilai biologik tinggi (65% berasal dari protein hewani). Namun bagi penyandang DM nefropati yang sudah menjalani hemodialisis (cuci darah) dapat diberikan protein hewani lebih banyak.
Lemak

Tujuan diet lemak pada penyandang DM adalah membatasi asupan lemak jenuh dan kolesterol dari makanan. Lemak jenuh merupakan hal penting untuk menentukan kadar LDL-kolesterol di dalam plasma darah. Anjuran konsumsi lemak jenuh <7 % kebutuhan energi total dan kolesterol <200 mg/hr. Tingginya risiko menderita penyakit kardiovaskuler pada penyandang DM disebabkan karena tingginya asupan lemak jenuh yang memberikan efek terhadap metabolisme lemak (meningkatkan kolesterol jahat), menyebabkan resistensi insulin dan tekanan darah. Sumber lemak yang perlu dibatasi adalah yang mengandung lemak jenuh, lemak trans, dan kolesterol seperti daging berlemak, kulit, jeroan, susu fullcream, dan es krim. Olahan makanan yang aman seperti dipanggang, dikukus, direbus, disetup, dan dibakar.
Serat

Secara umum sayur-sayuran dan buah merupakan sumber berbagai vitamin, mineral dan serat. Seperti halnya masyarakat umum, penyandang DM dianjurkan mengkonsumsi serat 3 porsi dalam sehari guna membantu menurunkan kadar gula darah dan kadar lemak plasma atau faktor risiko kardiovaskuler. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan antara konsumsi sayur 3 porsi atau lebih dalam sehari dapat menormalkan kadar gula darah sedangkan mengkonsumsi sayur kurang dari 3 porsi sehari memiliki kadar gula darah yang tinggi. Dianjurkan serat yang larut air dari berbagai sumber makanan seperti sayur-sayuran, buah, kacang-kacangan serta sumber karbohidrat yang tinggi serat.
Vitamin dan mineral

Selain zat gizi makro, beberapa zat gizi mikro juga berperan dalam meningkatkan imunitas bagi penyandang DM. Vitamin A membantu mengatur sistem kekebalan tubuh dan sebagai pelindung berbagai infeksi dengan cara menjaga pemukaan kulit, jaringan dimulut, lambung, usus, dan sistem pernapasan agar tetap sehat. Dapatkan vitamin A dari berbagai makanan seperti ubi jalar, wortel, brokoli, daun katuk, bayam, kangkung, labu kuning, ayam, kuning telur, mangga, pisang, semangka.  Vitamin C membantu pembentukan antibodi yang dapat melindungi infeksi dan sebagai antioksidan yang dapat menurunkan resistensi insulin melalui perbaikan fungsi endothelial sehingga menurunkan stress oksidatif untuk mencegah berkembangnya kejadian DM tipe 2.  Sumber vitamin C yang baik dari sayur-sayuran seperti bayam, kangkung, sawi, brokoli, daun singkong dan tomat, sedangkan dari buah seperti jambu biji, mangga, pepaya, jeruk manis, rambutan. Vitamin E sebagai antioksidan dapat menetralkan radikal bebas dan dapat meningkatkan kekebalan tubuh. Sertakan vitamin E pada makanan anda dengan mengkonsumsi sereal, minyak zaitun, kuaci dan minyak bunga matahari, minyak sayur, almond, margarin, sayuran hijau, kacang hijau dan kacang–kacangan. Mineral seng (zinc) mengoptimalkan kerja sistim kekebalan tubuh dan sintesis reseptor insulin agar tubuh dapat mengeluarkan insulin. Dapat ditemukan dalam bahan makanan seperti daging tanpa lemak, ayam, makanan laut, telur, susu, produk gandum, kacang merah, kacang hijau, tempe, tahu dan biji-bijian. Mineral Magnesium merupakan zat gizi mikro yang  penting pada berbagai enzim dan mineral terbanyak kedua di intrasel. Gula akan lebih mudah masuk ke dalam sel karena magnesium yang berperan sebagai kofaktor berbagai enzim untuk proses oksidasi gula. Sumber magnesium sendiri berasal dari sayuran hijau, serealia, biji-bijian, kacang-kacangan, daging, susu rendah lemak dan cokelat. Natrium berfungsi menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh dan juga sebagai alat angkut zat-zat gizi termasuk membantu absopsi glukosa melalui dinding usus. Natrium banyak terdapat pada garam dapur. Walaupun garam tidak memengaruhi kadar gula darah, namun bila dikonsumsi secara berlebihan bisa berdampak buruk bagi DM yang sedang mengontrol gejalanya. Penyandang DM dengan tekanan darah normal masih diperbolehkan mengkonsumsi natrium dalam bentuk garam dapur seperti orang sehat yakni 2300 mg/hr (± 1 sdm/hr). Sedangkan bagi penyandang DM yang menderita hipertensi perlu dilakukan pengurangan natrium secara individual. Sumber natrium antara lain garam dapur, vetsin, soda, dan bahanpengawet seperti natrium benzoat dan natrium nitrit.
Sumber :
Almatsier, S. 20115. Penuntun Diet. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
Amanda, E., & Bening, S. 2019. Hubungan Asupan Zink, Magnesium, dan Serat dengan Kadar Gula Darah Puasa Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 di RS PKU Muhammadiyah Temanggung. Jurnal Gizi Volume 8 No 2 Tahun 2019
Azrimaidalizza, 2011. Asupan Zat gizi Dan Penyakit Diabetes Melitus. Jumal Kesehatan Masyarakat, September 2011-Maret 2011,Vol. 6, No.1
Desnita, R., Dkk. 2020. Pemberdayaan Pasien Dan Keluarga Dalam Manajemen Diet Diabetes Melitus Pada Masa Pandemi Covid-19 Di Kota Padang.
Hendriyani, F. 2018. Peran Vitamin C, Vitamin E, Dan Tumbuhan Sebagai Antioksidan Untuk Mengurangi Penyakit Diabetes Melitus. Volume 8 Nomor 1, Februari 2018.
Kemenkes RI. 2018. http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/penyakit-diabetes-melitus/ page/7/. Pola makan diet dm dengan aturan 3j -jumlah jenis dan jadwal makan. Diakses Tanggal 20-12-2021
Kemenkes RI. 2020. Panduan Gizi Seimbang Pada Masa Pandemi Covid-19.
PERKENI, 2015. Konsesus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe II di Indonesia. PB. Perkeni).
Roroe, A, L, Pomantow, dkk. 2021. Faktor Risiko Terjadinya Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) Pada Penyandang Diabetes Tipe 2. e-CliniC, Volume 9, Nomor 1, Januari-Juni 2021, hlm. 154-160
[***]