Pengusaha Berharap Pemda Bisa Intervensi Kenaikan THC

Merauke, PSP – Mau tidak mau, dengan adanya kenaikan tarif Terminal Handling Charge (THC) maupun biaya kontener di Pelabuhan, pihak distributor di Merauke terpaksa menaikkan harga barang yang akan dibeli masyarakat.

Hal itu sebagaimana disampaikan Pimpinan PT. Sumber Mandiri Jaya (SMJ), Charles Gomar kepada Papua selatan Pos dari balik ponselnya, kemarin.

Ia mengaku menyayangkan terjadinya kenaikan tarif Terminal Handling Charge (THC) maupun biaya kontener itu di pelabuhan.

“Kenaikan tarif ini cukup tinggi sekali sekitar 30 persen kenaikannya. Tentu dari segi harga akan berpengaruh. Jadi kalau dulu itu contoh kita di beberapa kota di Papua setelah Manokwari, Merauke nomor 2 paling murah biaya pengirimannya. Tetapi dengan 30 persen kenaikan biaya kontener ataupun parkir kontener ini THC. Kita Merauke ini bahkan sekarang di posisi nomor dua dari bawah artinya tingkat kemahalan cukup tinggi,” tutur Charles.

Dengan demikian, kata Charles, setiap distributor atau yang mendatangkan barang pasti akan membebankan kepada pembeli sehingga masyarakat lah yang akan menanggung biaya itu.

“Jadi kami sangat menyayangkan sekali kenaikan tarif di Merauke ini,” kata dia.

Dari referensi yang dibaca, sambungnya, kenaikan itu harus dibawah 15 persen.

“Tapi kita sampai 30 persen dan sebenarnya ini tidak masuk akal. Kami juga sudah mulai menaikkan harga barang – barang sudah pasti. Dan satu bulan berjalan ini harga sudah mulai naik,” lanjutnya.

Menurut Charles, harusnya disaat pandemi seperti ini sekarang pemerintah pusat sebisa mungkin menjaga stabilitas harga juga. “Dari perhitungan pembiayaan pasti itu dimasukkan sebagai beban biaya yang akan masuk didalam harga jual. Saya belum tau apakah kenaikan ini harus se ijin kementrian atau tidak , itu yang masih dipertanyakan. Saya berharap pemerintah daerah bisa ikut intervensi,” ujar Charles. [ERS-NAL]