Penggunaan Trotoar sudah beralih fungsi

0
Anton Topan,ST.,MT

Anton Topan,ST.,MT

Merauke, PSP – Penggunaan trotoar disepanjang Jalan Raya Mandala dinilai sudah beralih fungsi. Fungsi trotoar yang seharusnya dipergunakan khusus untuk pejalan kaki, tetapi kenyataannya lebih banyak digunakan sebagai tempat parkir roda empat atau lebih. Bahkan, kehadiran kendaraan di atas trotoar tak jarang mengganggu pengguna jalan. Dengan kondisi tersebut, membuat trotoar yang baru dibangun sepanjang 3,8 km itu sudah mengalami kerusakan padahak belum ada satu tahun direhab.

Akademisi Fakultas Tehnik Jurusan Arsitektur Universitas Musamus Merauke, Anton Topan,ST.MT mengatakan kerusakan trotoar yang terjadi disebabkan peralihan fungsi trotoar dari yang seharusnya untuk pejalan kaki tetapi menjadi tempat parkiran mobil dan tempat berjualan.

Dikatakan Anton, pihaknya juga sudah melakukan riset terhadap trotoar yang digunakan bukan lagi sesuai fungsinya.

“Kami sudah melakukan penelitian, bukan tentang kualitas namun soal fungsi. Nah, saya tidak bisa mengatakan, proses pekerjaan tidak baik, tapi bagaimana fungsi trotoar itu dipakai sebagaimana mestinya. Karena bobot manusia dan bobot kendaraan kan sudah sangat berbeda,” kata Anton saat dijumpai diruang kerjanya, Rabu (1/7).

Berbicara mengenai kualitas, kata Anton, jika campuran berkualitas maka ketahanan akan semakin baik. Katakanlah alas ataupun landasan dibawah sudah baik, ataupun sesuai dengan aturan dan standar, namun pertanyaannya kualitas paving blok sudah sesuai atau tidak. Nah, itu menjadi tolak ukur juga,” tutur dia.

Menurut Anton, berbicara mengenai kualitas pekerjaan semestinya dalam pekerjaan proyek ada pengawasan dari pihak terkait.

“Dari sisi pada saat pelaksanaan pekerjaan tidak adanya pengawasan secara baik dari pihak terkait yang membuat mungkin campuran seadanya. Paling tidak dalam pekerjaan proyek harus ada pengawasan yang ketat untuk mendapatkan kualiatas baik,” ucap Anton.

Untuk itu, Anton mengatakan, peran pihak terkait dalam hal menindak ataupun menyadarkan pengendara diperlukan agar tidak memarkir sembarangan. “Nah, peran pihak terkait semisal Dinas Perhubungan perlu mengatasi mobil – mobil terparkir itu. Sebab yang kita ketahui sesuai standar yang ada harusnya trotoar diperuntukkan untuk pejalan kaki bukan untuk tempat parkir kendaraan ataupun menanam tiang listrik. Apalgai melihat tekstur tanah di Merauke akan begitu cepat merusak,” pungkas Anton. [ERS-NAL]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *