Ribuan Ayam Ras Mati, Hipar dan Pemda Adakan Rapat Terbatas
Merauke, PSP – Guna mengatasi masalah wabah yang mengakibatkan matinya ayam ras di Merauke, Himpunan Peternak Ayam Ras (Hipar) bersama Pemerintah Kabupaten Merauke melakukan rapat terbatas di Kantor Bupati, Sabtu (20/6/2020).
Berdasarkan hasil pemeriksaan labolatorium Dinas Peternakan Merauke, penyebab adanya wabah adalah virus yang mengakibatkan banyak ayam peternak mengalami kematian dan kemudian berujung pada kerugian, hingga naiknya harga telur ayam ras.
Ketua Himpinan Peternak Ayam Ras Merauke, Thomas Kimko mengatakan bahwa berdasarkan hasil lab, virus yang mewabah dan menjangkit ayam para peternak adalah AI (Avian Influenza). Dari hasil pertemuan, disepakati bahwa pemerintah akan melakukan pencegahan yang bersifat penyelamatan bagi peternak yang ayamnya belum terinfeksi dan yang sudah terinfeksi.
“Untuk pihak yang akan mengirim DOC (bibit ayam) baik ayam potong dan petelur, akan ditentukan oleh Dinas, Hipar, Dan Pemerintah. Dimana selama ini pemasok tidak diatur secara detail. Kemudian disepakati untuk memberi dukungan kepada pemerintah daerah agar diterbitkan surat keputusan yang akan menunjuk perusahaan sebagai mengirim DOC ke Merauke,” Kata Thomas kepada awak media, Sabtu (20/6/2020).
Selain itu, dalam upaya vaksinasi bagi ayam ternak yang masih hidup, pemerintah menargetkan akan segera mendatangkan vaksin dari luar Merauke. “Dinas akan berupaya untuk mendatangkan vaksin AI agar bisa menyelamatkan ayam temen-teman peternak yang masih ada. Kami upayakan secapatnya dalam minggu ini,” tegasnya.
Thomas menyebutkan, pemerintah telah menunjuk 2 perusahaan yang akan berwenang mendatangkan telur ayam. “Kami akan datangkan telur dari Makassar dan Surabaya, yang setiap bulannya sebanyak 3 kontainer. Sesuai keputusan, PT yang ditunjuk untuk mendatangkan telur hanya dua perusahaan, yaitu PT Harvest dan PT Mitra Ternak,” terangnya.
Selanjutnya, jika diprosentase, setidaknya ada 70 persen ayam ras mati dari total seluruh peternak ayam yang ada di Merauke. “Sampai dengan hari ini, sekitar 70 persen yang mati. Misalnya PT Harvest yang merupakan penyangga utama di Merauke dengan kapasitas ayam 35 ribu ekor, saat ini hanya tinggal sekitar 2000 ekor saja. Selain itu, ada sekitar 15 peternak dengan kapasitas 10 ribu ekor juga mengalami wabah,” pungkasnya.
Ia menuturkan, setidaknya Merauke akan kembali bisa swasembada telur pada tahun depan. Pasalnya, proses pemeliharaan sampai ayam bisa memproduksi telur terhitung cukup lama. “Kami targetkan tahun depan bisa stabil lagi dan normal seperti sedia kala. karena usia DOC produktif dari bibit sampai bisa bertelur sekitar 6 balun,” pungkasnya. [WEND-NAL]