Bupati FreGeb Pimpin Panen Raya di Kampung Yaba Maru

0
Penen Raya Kampung Yaba Maru Distrik Tanah Miring (2)

Penen Raya Kampung Yaba Maru Distrik Tanah Miring. Foto: PSP/WEND

Bupati : Penekanan pada kualitas akan berdampak baik bagi pasar padi merauke

Merauke, PSP – Bupati Merauke, Frederikus Gebze memimpin panen raya di kampung Yaba Maru (SP 9) Distrik Tanah Miring pada Selasa (12/5/2020). Dalam kesempatan tersebut, Freddy mengapresiasi petani yang secara kuantitas panen melimpah. Namun, secara kualitas, hasil panen masih menjadi tantangan besar.

Menurut Freddy, dari total lahan pertanian yang ada, telah 80 persen yang ditanam. Kemudian, untuk sampai menjadi lumbung pangan nasional nantinya ditargetkan merauke akan menyiapkan 1,2 juta hektar lahan pertanian. Akan tetapi, ia juga meminta semua pihak bisa memberi perhatian khusus untuk bagaimana meningkatkan kualitas hasil panen petani. Sehingga, kedepan beras Merauke laku secara nasional bahkan internasional.

Baca Juga : Bupati Bersama Unsur Forkopimda Silaturhami dengan Danrem 174/ATW Baru

“Kita bisa melihat dari 36.000 hektar yang tersedia, sudah 33.000 hektar yang ditanam, dan menghasilakan 71.000 ton. Ini menandakan 80 persen lahan sudah terpakai diseluruh Merauke dari 1,2 juta hektar yang dipersiapkan sebagai lumbung pangan. Namun, hasil, kuantitas dan kulitas telah bisa dilihat, dan yang menjadi persoalan adalah kualitas. Kualitas ini diminta dari Pepadi, Mitra Bulog dan Bulog sendiri yang kita ingatkan untuk membahas kualitas padi Merauke, dan rasio penanaman, serta managemen untuk olah tanah, jual harus diperbaiki,” kata Freddy dalam sambutannya dipanen raya, kampung Yaba Maru, Selasa (12/5/2020).

Menurut Fredy, penekanan pada kualitas akan berdampak baik bagi pasar padi Merauke. Ia mengambarkan, jika kualitas dapat dijaga, maka akan sangat menjanjikan di pasar internasional. 

“Kualitas harus menjadi ukuran, karena nanti akan berdampak pada ekspor. Kalau kualitasnya menjanjikan, maka nanti harus ada standarisasi dari karantina dengan membentuk gudang yang khusus untuk ekspor. Karena gudang untuk ekspor harus memenuhi stardar, baik suhu maupun fasilitaslainnya,” ujarnya.

Freddy menambahakan, perlu juga dibentuk semacam panitia khusus yang akan membidangi masalah pengembangan pertanian. Selain itu, mengawasi kinerja setiap unsur. Sehingga, masing-masing akan berkontribusi secara maksimal kepada pertanian.

Baca Juga : Pembelian Beras dengan Minimal Patahan 20 Persen, Petani Merasa Keberatan

“Kami meminta untuk dibentuk pansus untuk mengoreksi kami (Pemerintah). Bahwa betul tidak kualitas atau jumlah panen secara rasio mencukupi. Supaya bisa melihat, pelaku usaha melakukan apa, Bulog melakukan apa, pemerintah melakukan apa, dan sektor lain melakukan apa,” paparnya.

Ia mencontohkan, jika masing-masing bisa memberi kontribusi mesin combine yang saat ini sangat dibutuhkan petani. maka, berlahan rasio luas lahan dan jumlah alat panen akan sebanding, sehingga berdampak baik pada hasil pertanian.

“Kalau perbankan mungkin KUR atau CSR juga bisa dengan bekerja sama dengan kampung atau distrik, sehingga bisa mengadakan combine. Kalau sudah banyak sumber pengadaan combine, maka dari rasio 36.000 hektar, membutuhkan sekitar 60 combine, berati sekitar 25 milyar,” ujarnya. [WEND-NAL]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *