PLN Jaga Kedaulatan Negara di Perbatasan RI – PNG
Tampak lampu temaram di PLBN Yetetkun saat latihan upacara bendera untuk 17 Agustus tahun 2025 lalu.
Merauke, PSP – PT. PLN (Persero) hadir di perbatasan antara Republik Indonesia – Papua Nugini menjaga kedaulatan negara Indonesia dengan cara mengalirkan energi kelistrikan di Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Yetetkun.
PLBN itu wajah negara. Begitu kata mantan Presiden RI ke-7 Joko Widodo saat dirinya meresmikan 7 PLBN pada Oktober 2024 lalu termasuk Yetetkun.
“Perbatasan adalah beranda depan negara kita Indonesia yang mewakili wajah negara kita. Wajah negara kita itu ada di sini, di PLBN yang kita bangun,” ujar Presiden Jokowi kala itu.
Energi listrik mengalir dari mesin Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) yang diletakkan PLN di Kampung Waropko. PLTD Waropko memiliki dua unit mesin dengan kapasitas masing-masing sebesar 128 kW dan 200 kW, sehingga
total daya terpasang sebesar 328 kW, daya mampu sebesar 300 kW, beban puncak 94 kW sedangkan caadangan daya 206 kW.
“Kami mengalirkan listrik ke kampung Yetetkun sampai ke PLBN dari 2 mesin di Waropko ini,” ujar Manager PLN Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Merauke, Heri Sutikno dalam keterangan tertulisnya, Selasa (21/10).
Sedianya, sejak tahun 2022 PLN telah mengalirkan energi listrik ke kampung Yetetkun. Estafet dengan pembangunan PLBN saat itu, PLN juga hadir langsung mengalirkan energi ke batas negara di bagian timur ini.
Sejak saat itu, PLN terus berkomitmen memberikan pelayanan terbaik untuk mendukung keandalan dan keberlanjutan pasokan listrik di wilayah perbatasan. Melakukan percepatan perluasan jaringan listrik dari pembangkit yang berada di sekitar area perbatasan. “Kami sudah memperkuat infrastruktur kelistrikan melalui pembangunan jaringan tegangan menengah dan rendah, pemasangan gardu distribusi, serta optimalisasi pemanfaatan energi setempat,” kata dia.
Upaya yang sudah terealisasi itu, merupakan misi PLN untuk menjaga kedaulatan negara di perbatasan. “Ini bagian dari misi PLN untuk menerangi seluruh pelosok negeri, termasuk daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T), agar masyarakat di wilayah perbatasan dapat menikmati energi listrik yang berkualitas dan berkeadilan,” tegas Sutikno.
Sutikno menegaskan, PLN terus berkomitmen mewujudkan penyediaan layanan yang andal bagi masyarakat perbatasan. Apalagi saat ini PLN memiliki 150 pelanggan di kampung Yetetkun.
“Langkah ini dilakukan untuk memastikan masyarakat di wilayah perbatasan dapat menikmati energi listrik secara berkelanjutan dan merata, sekaligus mendukung aktivitas ekonomi serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah perbatasan,” terang Sutikno.
Beranjak dari Tanah Merah ibukota kabupaten Boven Digoel menuju PLBN Yetetkun yang berjarak 250 kilometer dengan waktu tempuh 3 jam melewati jalur darat, tiang – tiang terpancang disisi jalan sampai ke PLBN Yetetkun. Itu tiang berkabel dialiri energi listrik, iya itu milik PLN.
Kepala PLBN Yetetkun Isak Jeverson saat kembali dikonfirmasi lewat sambungan telefon, bilang sejak pembangunan PLBN dinyatakan selesai pada akhir tahun 2022 lalu, sampai dengan saat ini energi listrik ke wilayah perbatasan masih terus mengalir.
Aliran energi listrik ke PLBN Yetetkun itu justru berdampak dan bermanfaat ke kampung se-Distrik Ninati yang mencakup 5 kampung, yaitu Ninati, Kawaktembut, Tembutka, Timka, dan Yetetkun.
“Setelah pembangunan dinyatakan selesai, dari situ kelistrikan sudah aman sampai sekarang. Dan kini masyarakat di 5 kampung dalam distrik Ninati juga mendapatkan manfaat, dulunya listrik belum 24 jam, tapi sekarang penerangan sudah 24 jam,” ungkap Isak, Sabtu, 18 Oktober 2025.
Kepala Kampung Yetetkun Jeremias Jekrim mengungkapkan, sebelum adanya PLBN yang kini sudah dialiri listrik, masyarakat merasa ketakutan berjalan ke arah perbatasan.
“Dulu masyarakat takut kalau sudah sore mau jalan kemari (area perbatasan) kan gelap. Sekarang apa mau ditakutkan lagi, sudah terang, dari kampung Yetetkun ke PLBN jaraknya 4 kilometer, dan kebiasaan kita disini berjalan kaki, itu tidak masalah karena sudah terang, walau hanya untuk duduk disini (PLBN) sambil bermain handphone,” ujar Jeremias di PLBN Yetetkun.
Kehadiran PLBN yang sudah teraliri listrik itu, Jeremias akui memiliki banyak manfaat. Pengelola PLBN Yetetkun membuka pasar di kawasan pada hari Rabu dan Minggu. Jadwal itu dipergunakan masyarakat dari Indonesia maupun PNG untuk saling membeli dan menjual hasil bumi dari masing – masing negara.
“Mencharger handphone sudah bisa, internet pun “lumayan” lancar, jadi kita sudah tau informasi dari luar seperti buka media sosial melalui handphone, sekarang puji Tuhan, manfaat banyak, di area PLBN, pasar kan ada hari Rabu dan Minggu, masyarakat berjualan di kios-kios dari pagi sampai sore hari, kalau dulu gelap pak, cas handphone saja harus gantian,” pungkasnya. Dengan adanya 2 mesin pembangkit listrik di Waropko untuk memberikan cahaya di perbatasan RI – PNG kampung Yetetkun, meskipun belum energi terbarukan namun masih bertenaga diesel menunjukkan upaya PLN menjaga kedaulatan negara dan memberikan cahaya ke masyarakat. Dengan kata lain, lebih baik menyalakan lilin kecil daripada mengutuki kegelapan. Terima kasih PLN. [ERS-NAL]
