Dinas Pendidikan Merauke Usulkan Program MBG Dikelola Langsung oleh Sekolah

0
Drs. Agustinus Sugiarto

Drs. Agustinus Sugiarto

Merauke, PSP – Sampai saat ini realisasi programĀ  Makan Bergizi Gratis (MBG) di Merauke belum berjalan dengan baik. Sejak dimulai program MBG pada bulan Februari 2025Ā  sampai saat ini hanya beberapa sekolah saja yang merasakan program Presiden Prabowo itu. Bahkan pelaksanaannya pun masih tahap uji coba.

Ada beberapa faktor yang membuat program MBG mandek, salah satunya faktor geografis. Untuk sekolah-sekolah di pedalaman atau pelosok dipastikan membutuhkan biaya operasional yang lebih untuk mewujudkan program MBG disana.

PLT kepala Dinas Pendidikan Merauke, Drs. Agustinus Sugiarto, memberikan usulan agar program MBG dikelola oleh sekolah. Usulan itu muncul bukan tanpa alasan, mengingat ada banyak sekolah di pedalaman Merauke, termasuk distrik kimaam dan waan, jarak dari sekolah yang satu ke sekolah yang lain akan memakan biaya pengantaran yang mencapai jutaan rupiah.

ā€œMenurut saya akan lebih baik kalau MBG ini dikelola sekolah dan diawasi langsung dari pelaksana MBG ini, apalagi sekolah yang ada di kimaam sana misalnya, biaya transportasi yang ada disana itu jutaan rupiah, dan itu akan dilakukan setiap hari,ā€ kata Sugiarto saat ditemui di ruang kerjanya, Jumat, (25/04).

Agustinus juga menjelaskan pihaknya hanya penerima manfaat dari MBG, dan untuk masalah yang ada, itu sudah menjadi tanggung jawab dari panitia, ā€œuntuk MBGĀ  kami hanya penerima manfaat, dimana itu ditangani oleh pihak ketiga, dalam hal ini penyedia katering, sekarang mereka sudah koordinasi dengan kita akan ada beberapa dapur yang akan berdiri untuk memberikan pelayanan MBG,dan kendala mereka itu katanya tempat, tapi buat kami itu urusan mereka ya, yang penting kami punya anak-anak di sekolah termasuk yang di pedalaman mendapat MBG,ā€ ujar Sugiarto. Ia juga berharap agar sekolah yang mayoritas siswanya orang asli papua (OAP) diutamakan, karena menurutnya anak-anak di kota orangtuanya terbilang mampu untuk memenuhi gizi anaknya, ā€œsaya berharap yang diutamakan itu sekolah di pedalaman dan pinggiran yang mayoritas OAP,Ā  di daerah pinggiran seperti Wasur, gudang arang, buti, kelapa lima sana juga , jangan hanya di dalam kota saja, tau sendiri kan kalo dalam kota orangtuanya kan bisa dibilang mampu,ā€ tutup Agustinus.[CR1-NAL]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *