Masyarakat Merauke Berduka Atas Berpulangnya Mantan Ketua DPRD

0

Tampak salah satu keluarga berlari masuk menuju ruang jenazah mengetahui Fransiskus Sirfefa dipanggil sang pencipta

Merauke, PSP – Masyarakat Merauke berduka atas berpulangnya mantan Ketua DPRD Merauke, Fransiskus X Sirfefa, Senin (13/5/2024) pagi di RSUD Merauke. Sebelum dibawa ke RSUD, dia sempat menyerahkan dokumen syarat dukungan yang maju lewat jalur perseorangan untuk pemilihan Bupati-Wakil bupati Merauke ke KPU Merauke di hotel Itese, Minggu (12/5/2024) malam. Pria yang merupakan kader Partai Gerindra itu juga mengikuti proses penghitungan dokumen fisik bersama KPU dan Bawaslu.  Senin pagi ia pingsan lalu dilarikan ke RSUD.

Ketua KPU Merauke, Rosina Kebubun mengatakan almarhum pingsan sekira pukul 06.55 WIT ditengah proses penghitungan dokumen syarat dukungan.  Kemudian  dilarikan ke RSUD pukul 07.15 WIT.

“Kami mendapat informasi meninggal di RSUD sekitar pukul  07.30 WIT”, kata Kebubun yang turut menyampaikan belasungkawa, di kantor KPU Merauke.

Simpatisan dari almarhum juga menuturkan yang sama. Ia tiba-tibsa saja langsung jatuh pingsan dan dilarikan ke RSUD. Namun, ia tidak ada menandakan tanda-tanda sedang sakit. Sebab sejak malam ia tampak begitu terlihat cerah dan masih bercanda dengan semua orang yang ada di ruangan tersebut. “Tiba-tiba bapak kejang dan pingsan”, tuturnya.

Risky, LO (Liaison Officer) menyebut kemungkinan  Sirfefa kelelahan. Sebab, di sekretariat pemenangan, ia hadir setiap saat untuk memantau progres bagaimana penyiapan untuk maju Pilkada. “Mungkin kurang istirahat beliau”, singkatnya.

Rekannya dari Partai Gerindra, Agus mengatakan selama ini ia tampak biasa-biasa saja dan tidak ada mengeluh sakit. Banyak kesan dan pengetahuan yang ditinggalkan sosok Sirfefa baginya. “Banyaklah kesan selama sama-sama dengan beliau di partai”, katanya di ruang jenazah RSUD Merauke.

Kabid Pelayanan Rekam Medik RSUD Merauke, dr. Mareyke Kulang mengatakan sekira pukul 07.00 WIT, almarhum dibawa ke RSUD Merauke menggunakan mobil ambulance. Saat tiba di UGD, menurut dokter jaga, memang pasien tersebut  kondisinya sudah tidak sadarkan diri.  Dari pergerakan dinding dada  dan napas diperiksa dokter sudah tidak ada. Dokter jaga kemudian mengambil tindakan dengan melakukan RJP (Resusitasi Jantung Paru) yakni  melakukan tindakan bantuan hidup dasar dengan maksud supaya bisa jantungnya berdenyut dan pernapasan kembali normal. Meski sudah dilakukan tiga kali sesuai dengan SOP, sayangnya tidak berhasil. Ketika diobservasi tidak kembali normal. Kondisi pupil matanya juga sudah melar, artinya pasien sudah meninggal.

“Menurut dokter jaga, kemungkinan memang pasien datang sudah dalam kondisi meninggal. Intinya di UGD itu sudah tidak ada pergerakan. Dari sedikit wawancara dengan keluarga pasien ini memiliki riwat darah tinggi”, terang dokter.[FHS-NAL]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *