TMMD Wujudkan ‘Mimpi’ Warga Kampung Po Epe
Merauke, PSP – Suara ayam berkokok di pagi hari serta matahari pagi yang cerah membangunkan Seblum Masfayen dari tidur lelapnya. Lelaki berusia 38 tahun dengan satu anak itu segera beranjak dari tempat tidurnya dan bersiap melakukan aktifitasnya sehari-hari. Hal pertama yang ia lakukan ialah menyiapkan kebutuhan air bersih untuk keluarganya yang diambil dari sumur di kampung yang letaknya tidak terlalu jauh sekitar 50 meter dari rumahnya.
Tak jarang para penduduk kampung harus mengantri dahulu untuk bisa mendapatkan air bersih karena keterbatasan jumlah sumur yang ada di Kampung Po Epe, Distrik Ngguti, Kabupaten Merauke.
“Sebelum ada sumur, kami membuat galian di dekat rumah untuk mendapatkan air, tanpa pondasi sehingga sering longsor dan tertimbun tanah yang membuat air jadi kotor,” tutur Seblum Masfayen.
Di kampung itun sendiri saat ini terdapat 4 unit sumur yang mana 2 unit sumur dibangun pada tahun 2012 dari dana respek dan 2 unit sumur yang dibangun pada tahun 2020 dari dana kampung. Dengan jumlah penduduk di Kampung Po Epe yang mencapai 391 jiwa sumur tersebut belum mampu untuk memenuhi kebutuhan air bersih bagi masyarakat di sana. Bahkan tak jarang terjadi antrian di setiap pagi dan sore hari untuk mengambil air guna memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Karena harus mengantri tak jarang pula banyak masyarakat yang harus berjalan kaki sejauh kurang lebih 1 kilometer dengan kondisi jalan yang becek dan licin untuk mengambil air dari Kali Buraka sebagai sumber air alternatif sembari memancing ikan dan berburu untuk memenuhi kebutuhan makan sehari hari. Meskipun dengan kondisi air yang kurang sehat dikarenakan sumur yang ada di Kampung Po Epe belum bisa mencukupi kebutuhan air bersih untuk warga kampung hal tersebut dengan terpaksa harus dilakukan.
“Masyarakat disini menggunakan yang ada saja,” kata dia menimpali.
Kampung yang terletak di pedalaman Provinsi Papua Selatan ini sangat jauh dari wilayah perkotaan dengan kondisi jalan yang sangat sulit untuk dijangkau membuat harga material bahan bangunan serta kebutuhan bahan pokon lainnya sangat mahal.
Hal itulah yang membuat Masyarakat di Kampung Po Epe belum mampu untuk membangun sumur dan kamar mandi sendiri dengan layak untuk keperluan MCK. Ditambah lagi dengan kondisi perekonomian masyarakatnya tergolong kurang mampu yang bermatapencaharian sebagian besar berburu dan berkebun.
Berkaca dari kondisi perekonomian masyarakat Kampung Po Epe, membuat harapan masyarakat untuk memiliki sumur sebagai sumber air bersih dan sanitasi yang baik dirasa tak mungkin lagi bagi warga Kampung Po Epe.
Kampung Po Epe Merupakan salah satu Kampung yang secara administrasi terletak di Distrik Ngguti, Kabupaten Merauke, Provinsi Papua Selatan dengan luas kampung mencapai 25,40 Km² dan berpenduduk sebanyak 391 jiwa yang terdiri dari 110 Kepala Keluarga. Dengan jarak kampung yang jauh dari pusat Kota Merauke membuat Kampung Po Epe sulit tersentuh pembangunan.
Untuk menuju Kampung Po Epe dapat ditempuh melalui 3 (tiga) jalur yaitu melalui jalur darat, jalur udara dan dan jalur laut/sungai.
Jika ditempuh dengan menggunakan jalur darat, dari Merauke menuju Kampung Po Epe menggunakan kendaraan roda empat yaitu dimulai dari Merauke menuju penyeberangan kali Bian selama 3 jam. Kemudian perjalanan dilanjutkan dengan menggunakan perahu long boad dari kali bian menuju Kampung Sanggase ditempuh selama 30 menit. Dari Kampung Sanggase menuju Kampung Po Epe Distrik Ngguti dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan roda empat modifikasi selama 9 sampai 11 jam perjalanan dengan kondisi jalan kering (musim kemarau). Sebaliknya, di kala musim musim hujan dapat ditempuh sampai dua hari, karena kondisi jalan rusak parah.
Bila menggunakan jalur udara, dari Merauke menuju Kampung Po Epe dapat menumpangi pesawat dengan rute bandara Okaba dengan waktu tempuh selama 30 menit. Perjalanan dilanjutkan dengan menggunakan kendaraan roda empat modifikasi (Hiline) menuju Kampung Po Epe Distrik Ngguti dengan lama perjalanan 8 sampai 11 jam perjalanan dengan kondisi jalan kering (tidak hujan) apa bila musim hujan dapat ditempuh selama 2 hari perjalanan dikarenakan kondisi jalan rusak parah disaat musim hujan.
Untuk jalur laut/sungai, dari Merauke menuju Kampung Po Epe dapat dilakukan dengan menggunakan kapal kayu dari Pelabuhan Gudang Arang Merauke menuju Pelabuhan Okaba dengan waktu tempuh selama 12 jam. Kemudian perjalanan dilanjutkan dengan menggunakan kendaraan roda empat modifikasi (Hiline) menuju Kampung Po Epe Distrik Ngguti dengan lama perjalanan 8 sampai 11 jam perjalanan dengan kondisi jalan kering (tidak hujan). Saat musim hujan dapat ditempuh selama 2 hari perjalanan.
TMMD Wujudkan Impian Masyarakat Kampung Po Epe
Program TNI Manunggal Mambangun Desa (TMMD) Ke-119 Kodim 1707/Merauke seolah menjawab semua harapan Masyarakat Kampung Po Epe yang selama ini diidamkan.
Setelah menunggu selama 4 tahun sejak dibangunnya 2 unit sumur terakhir pada tahun 2020 melalui Dana Kampung, pada akhirnya Bapak Seblum Masfayen beserta 391 penduduk Kampung Po Epe bisa menikmati Air Bersih dan MCK yang Layak melalui Program TMMD.
TMMD Ke-119 Kodim 1707/Merauke yang dilaksanakan di Kampung Po Epe dinilai telah tepat sasaran dan memenuhi harapan masyarakat serta sangat membantu Pemerintah Daerah untuk mempercepat pembangunan hingga ditingkat pelosok kampung.
Sedikitnya, melalui Program TMMD Ke-119 Tahun 2024 Kodim 1707/Merauke di Kampung Po Epe akan dibangun 20 unit kamar mandi/WC serta 4 unit sumur galian untuk memenuhi kebutuhan air bersih dan sanitasi yang sehat bagi warga Kampung Po Epe sehingga tidak perlu lagi harus berjalan jauh mengambil air dari Sungai/Kali Buraka yang tidak terjamin kebersihannya.
Sinergi Pemerintah Daerah dan Kodim 1707/Merauke Wujudkan TMMD Ke-119
Tepat pada hari Selasa, 20 Februari 2024 Bupati Merauke Romanus Mbaraka, secara resmi membuka pelaksanaan TMMD Ke-119 Kodim 1707/Merauke yangditandai dengan upacara dan dihadiri oleh pejabat Forkopimda Lapangan Makodim 1707/Merauke.
Prajurit TNI berbaju loreng dengan menyandang ransel di punggung berdiri tegap di lapangan upacara dengan semangat mengikuti jalannya upacara pembukaan TMMD Ke-119 Kodim 1707/Merauke.
“TMMD secara berkesinambungan membantu Pemerintah dalam meningkatkan akselerasi pembangunan di daerah, meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta memantapkan wawasan kebangsaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. untuk itu patut kita mensyukurinya,” ujar Bupati.
Kegiatan TMMD ini serentak dimulai tanggal 20 Februari sampai dengan 20 Maret 2024 (30 hari), dengan personel yang terlibat Satgas TMMD sebanyak 150 orang terdiri dari Kodim 23 orang, Polri, Unsur Pemda, pendukung tim teknis 25 orang dan kelompok SSK sebanyak 110 orang.
TMMD Ke-119 Kodim 1707/Merauke memiliki dua sasaran yaitu sasaran fisik dan non fisik. Sasaran fisik pembangunan Kamar Mandi/WC sebanyak 20 unit dan Sumur air bersih 4 unit, sedangkan sasaran non fisik berupa wawasan kebangsaan, kesehatan tentang stunting, ketahanan pangan, hukum (kamtibmas), pengobatan gratis, pelayanan KB, olah raga bersama dan pemutaran film kebangsaan”. terangnya.
Guna mendukung suksesnya Program TMMD, Pemerintah Daerah Merauke juga mendukung sejumlah dana ditambah alokasi dana dari Mabes TNI.
Komandan Kodim 1707/Merauke, Letkol Inf Bayu Kriswandito, S.Hub. Int., M.H.I. menyampaikan bahwa, personel TNI yang tergabung dalam Satgas TMMD Ke-119 Kodim 1707/Merauke telah diberangkatkan lebih awal yaitu pada hari Rabu 14 Februari 2024. Hal ini sengaja dilakukan untuk mempersingkat waktu mengingat jarak loksai TMMD yang sangat jauh.
“Sengaja personel diberangkatkan lebih awal karena memperhitungkan faktor cuaca agar sampai sasaran tepat waktu dan selama perjalanan maupun pelaksanaan pembangunan selalu jaga faktor keamanan, kesehatan dan keselamatan serta selalu semangat dalam melaksanakan tugas,” kata Dandim.
Alasan Dipilihnya Kampung Po Epe Sebagai Lokasi TMMD Ke-119
Bupati Merauke Drs. Romanus Mbaraka, MT. mengatakan, pemerintah punya alasan memilih bangun MCK di wilayah itu karena di Distrik Ngguti ini masih ditemukan banyak masalah stunting. Sehingga, fasilitas dasar yang harus menjadi atensi utama yakni MCK dan Sumur.
“Selama ini masyarakat kita ambil airnya dari Kali Buraka, bagaimana kalau dengan sumur gali, kita arahkan agar airnya bisa steril,” beber orang nomor satu di jajaran Pemda Merauke itu.
Ngguti merupakan daerah yang dirasa sangat sulit untuk dilalui transportasi darat karena kondisi jalan yang sangat buruk. Harapannya, dengan masuknya TMMD di wilayah itu, nantinya infrastruktur jalan ke depan menjadi atensi pemerintah.
“Karena jalan yang menghubungkan Merauke dan Mappi satu-satunya lewat Po Epe Ngguti ini. Kalau ini terbuka, berarti akses yang selama ini kita rasa sulit, akan terhubung semua,” jelasnya.
Bupati Merauke mengajak masyarakat untuk mendukung dan sekaligus berpartisipasi bersama Personil TMMD, sebab kegiatan ini merupakan kolaborasi antara TNI, Pemerintah bersama Rakyat.
Sinergitas TNI dan Rakyat
Kabar mengenai Program TMMD Ke-119 Kodim 1707/Merauke di Kampung Po Epe disambut gembira dan penuh suka cita oleh masyarakat setempat.
Kehadiran TMMD di wilayah Kampung Po Epe mengingatkan kembali kepada masyarakat akan pentingnya gotong-royong, semangat gotong-royong yang selalu digaungkan oleh TNI menjadi sarana ampuh untuk membina hubungan dan silahturahmi yang baik antara TNI dan Rakyat.
Masuknya Program TMMD di Kampung Po Epe membuat Seblum Masfayen selaku warga kampung tidak tinggal diam. Bersama keluarganya dan Masyarakat setempat bahu-mambahu bersama Satgas TMMD bekerja bersama-sama membangun sumur gali dan MCK.
“Supaya cepat selesai, kita masyarakat semua bantu,” kata pria itu dengan raut wajah yang penuh semangat.
Bersenjatakan sekop, cangkul, martil, gergaji, sendok campuran dan alat pendukung lainnya, personel TNI terdiri dari TNI Angkatan Darat yaitu Kodim 1707/Merauke, TNI Angkatan Udara, TNI Angkatan Laut, bersama masyarakat, setempat, bahu-membahu mengerjakan melaksanakan pembangunan Sumur dan Kamar Mandi/MCK.
Apresiasi Warga Kampung Po Epe Terhadap Program TMMD Ke-119
Program TMMD Ke-119 yang dilakukan oleh Kodim 1707/Merauke dengan melaksanakan pembangunan Kamar Mandi/WC sebanyak 20 unit dan Sumur Gali sebanyak 4 unit tersebut mendapatkan apresiasi yang positif dari masyarakat setempat.
Hat tersebut disampaikan Seblum Masfayen yang merupakan salah satu warga Kampung Po Epe yang mendapatkan bantuan pembangunan Kamar Mandi/WC melalui Program TMMD Ke-119. Masfayen menyampaikan ucapan terima kasih kepada Satgas TMMD Ke-119 yang telah membuatkan jamban untuk keluarganya.
“Saya Seblum Masfayen masyarakat Kampung Po Epe Distrik Ngguti mengucapkan terima kasih kepada Satgas TMMD Ke-119 Kodim 1707/Merauke yang telah membuatkan jamban, semoga kegiatan ini berjalan lancar,” ungkapnya dengan nada haru.
Kepala Kampung Po Epe, Yehezkiel Ndiwaen juga mwnyampaikan terima kasih kepada Kodim 1707/Merauke karena TMMD bisa hadir di Kampung Po Epe. Sebab, kini mereka sudsh bisa menikmati sumur dan kamar mandi/WC.
Tutup TMMD Ke-119, Pangdam Minta Warga Rawat karya TMMD
Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Izak Pangemanan, M.Han secara resmi menutup kegiatan TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) Ke-119 Kodim 1707/Merauke di Kampung Po Epe Distrik Ngguti Kabupaten Merauke – Papua Selatan dengan tema “Darma Bakti TMMD Menuju Percepatan Pembangunan Di Wilayah, Rabu (20/3/24).
Mayjen TNI Izak Pangemanan selaku Penanggungjawab Keberhasilan Operasi (PKO) TMMD mengucapakan terimakasih kepada seluruh prajurit Satgas, Pemda, tomas, todat, pemuda hingga masyarakat.
Pangdam berpesan agar hasil pembangunan fisik yang dicapai untuk dipelihara dan dimanfaatkan sebaik-baiknya, sehingga masa pakai bertahan lama. Selain itu, kegiatan non fisik yang dilaksanakan tidak hanya menjadi sekedar pengetahuan tetapi benar-benar dipahami dan diaktualisasikan oleh setiap warga masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Di momen itu, sebagai bentuk apresiasi jenderal TNI AD berpangkat bintang dua itu juga membagikan paket sembako kepada masyarakat bersama Bupati Merauke, Pj Gubernur Papua Selatan, Apolo Safanpo.[Pendim 1707/MRK]