Sepenggal Cerita Amankan Pemilu di daerah Terpencil

1
Aipda Andy Baso bersama anggota Polri maupun petugas lainnya rehat sejenak usai bergumul dengan jalanan rusak dan berlumpur

Mulai Dihantam Ombak hingga Mandi Lumpur

Merauke, PSP – 14 Februari 2024 menjadi momen bersejarah bagi seluruh rakyat Indonesia. Selain sebagai ‘Valentine days’ juga hari pencoblosan untuk pemilihan kepala negara (Presiden/wakil Presiden), anggota DPD, DPR pusat, provinsi hingga legislatif kabupaten. Dari ufuk timur Indonesia, tepatnya Kabupaten Merauke juga tidak ketinggalan untuk momen bersejarah itu bahkan daerah terpencil sekalipun, salah satunya Kampung Poo Epe, Distrik Ngguti.

Aipda Andy Baso Kumala mendapat amanah dari pimpinan Polres Merauke mengamankan Pemilu di Ngguti bersama beberapa personil lainnya. Ia diberi tugas mengawal logistik dari gudang KPU Merauke dan menjaga TPS 001 di Kampung Poo Epe dengan jumlah DPT sekitar 200 an. Untuk kelancaran saat pencoblosan, H-7 mereka sudah bertolak dari pelabuhan Merauke menggunakan kapal yang sekaligus membawa logistik untuk Distrik Ngguti dan Distrik Tubang. Perjalanan mengarungi laut ditempuh kurang lebih tujuh jam hingga ke Distrik Okaba. Mereka dihadapkan dengan ombak tinggi yang menghantam kapal hingga membuat suasana hati jadi cemas. Namun, ini sudah menjadi tugas dan tanggungjawab pengabdian.

“Kalau pas ombak hantam kapal, pikiran juga kacau, karena ada anak dan istri yang menunggu di rumah. Tapi alhamdulilah yang maha Kuasa  selalu melindungi,” tutur Andy di Merauke kemarin.

Beda lagi cerita mengawal logistik dari Okaba ke Ngguti lewat jalur darat, karena tantangannya belum selesai. Ini wajib menggunakan mobil modifikasi offroad agar bisa melibas lumpur yang cukup dalam. Perjuangan itu butuh waktu selama delapan jam agar logistik bisa sampai di kantor distrik. Beberapa kali mereka meski mendorong mobil agar bisa lewat dari kubangan, sementara petugas yang menumpangi sepeda motor tidak jarang terjatuh dan harus mandi lumpur.

“Jalan kan licin, banyak yang jatuh, termasuk saya juga. Itu tidak mungkin terhindarkan,” kisah Andy sembari menunjukkan foto-foto hingga video yang masih tersimpan di galeri telepon genggamnya.

“Ini akan saya simpan terus biar ada cerita untuk anak-anak saya nanti kalau sudah besar. Karena jadi polisi itu pengabdian kepada negara,” tutur pria yang saat ini menjabat sebagai Kapospol Erambu, Polsek Sota.

Dari kantor distrik logistik kembali dikawal ke TPS 001 Kampung Po Epe yang berjarak kurang lebih 18 kilometer. Di sana merupakan kampung lokal karena dihuni OAP. Hingga hari H, masyarakat berbondong-bondong datang ke TPS untuk memberikan hak suaranya. Sampai dengan perhitungan suara, semua berjalan lancar dan damai. “Saya harus mengucap syukur lagi, karena tugas di TPS sudah rampung. Karena perhitungan suara itu sangat riskan,” ucap bintara Polri  lulusan tahun 2004 itu.

Setelah pencoblosan dan pleno perhitungan suara usai, Andy Baso kembali lagi mengukir pertarungan dengan lumpur hingga hantaman ombak laut Arafura untuk menjaga logistik dan kini sudah  sampai di gudang KPU Merauke dengan aman. Satu pesan motivasi dari dia “seberat apapun hambatannya, kalau dijalani dengan enjoy, semua pasti terlewati”.[FHS-NAL]

1 thought on “Sepenggal Cerita Amankan Pemilu di daerah Terpencil

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *