Hari Raya Galungan Sebagai Hari Kemenangan Dharma Melawan Adharma

Umat Hindu di Merauke saat sembahyang di Pura, kemarin. Foto: PSP/FHS
Merauke, PSP – Hari raya Galungan yang dirayakan oleh umat Hindu Bali setiap 210 hari sekali, sebagai hari kemenangan Dharma melawan Adharma. Dharma yang berarti kebenaran dan Adharma berarti perbuatan ketidakbenaran (tercela). Perayaan itu menggunakan perhitungan kalender Bali yaitu pada hari Budha Kliwon Dungulan.
Hal itu disampaikan Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kabupaten Merauke, I Wayan Swasta, usai sembahyang di Pura Agung Amertasari, Rabu (4/1).
Selama enam bulan ke depan mulai hari Galungan kemarin, selaku umat manusia yang tidak sempurna pasti ada melakukan yang tidak sempurna, baik berpikir, berbicara dan bertindak. Hal itu pasti, terjadi. Maka, 210 kemudian, Hari Raya Galungan diirayakan kembali, untuk memperbaiki perbuatan yang sudah berjalan sebelumnya. “Itu intinya,” singkat Wayan.
Saat Hari Raya Galungan, umat Hindu mengaturkan puji syukur kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa atau Tuhan Yang Mahaesa, doa pembersihan, doa sehari-hari umat Hindu hingga alam semesta. Sementara, Pj Gubernur Papua Selatan, Apolo Safanpo mengatakan dengan peringatan Hati Raya Galungan ini bisa memberikan arah dan semangat untuk memperbaiki diri dalam karya bhakti maupun pelayanan kepada masyarakat dimana saja.[FHS-NAL]